pilpres 2024, tidak terbendung seperti Bendungan Kantulampa yang besar di Bogor yang dibangun pada tahun 1911 dengan tujuan sebagai peringatan dini atas air yang sedang mengalir ke Jakarta.
Animo pendukung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di dua tahun sebelumYa memang, tanda-tanda tensi panas politik 2024 sudah terasa, sampai-sampai panasnya sudah merasuk jiwa dan pikiran orang-orang yang akan menjadi hamba baru politik, "politik itu candu" eh, kaya Karl Marx saja "agama itu candu" dalam buku manifesto komunisnya.
Entah candu atau tidak. Tetapi mengapa politik itu menciptakan hawa yang panas. eh, tapi... apa iya benar politik itu secara tensi menimbulkan hawa panas ya?
Apa orang-orangnya yang ingin panas-panasan, yang ingin keintaaanya pada figure politik tersebut sedemikian besar sehingga mendukung mereka adalah sebuah perjungan garis keras politik? Â Kaya digurun saja " panas-panas, panas, bikin pusing-pusing pusing" memperjuangkan mencari air.
Ngomong-ngomong Gurun, saya jadi ingat kisah dongeng dulu sewaktu saya sekolah dasar yang legendaris yaitu kaktus bertuah, kisah abdilah dan kohar yang lucu dan jenaka mencari air di tengah padang gurun yang gersang.
Bergeser ke politik lagi. Saya memang tidak percaya itu, ya apalagi kalau bukan politik. Paham kan, paha, masa engak? Secara saya tidak lagi ngurusi urusan politik lagi meski secara eksistensial saya dibidik untuk berpolitik.
iyalah, suara politik saya akan jadi angin segar bagi mereka-mereka yang termapampang wajahnya di kotak suara. Isitlahnynya di kampung itu "biting", ya semacam lidi yang menambah suara begitu. Kalau orang jawa pasti tau lah istilah biting, ya kan?
Kembali pada pendukung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai capres 2024 dan politik garis lembek nan keras yang sedang dibangun. Tidak salah si kabar di jakarta yang sudah memampang Anies Baswedan Presiden 2024 yang dipajang di Jembatan Layang penyebrangan orang Kota setempat yang akhirnya dicopot lagi oleh satpol pp. Herannya itu dilakukan di tahun 2021 lalu loh, iya itu yang di daerah Pal Merah Jakarta Barat.
Sebenernya bagus dibanyakin baliho. Secara tukang digital printing jadi akan laku, ditengah perekonomian yang lembe begini. Apa-apa mahal, gaji segini-segini aja,..eh jadi curhat saya jadi buruh rendahan.
Alasan di turunkan si, saat itu ada simpatusannya yang curi start duluan mengkampanyekan idolanya sebagai capres, ya Anies Baswedan itu. Di Jakarta, secara sih basis masa Aneis Baswedan besar di Jakarta, ya bisa jadi gubernur Jakarta kan dari pemilihnya yang banyak dan menang lawan Ahok 2017 lalu.
Di lain pihak, pendukung Aneis Baswedan juga tidak hanya bergema di Ibu Kota, bayangkan provinsi yang jauh disana seperti Nusa Tenggara Barat, ada loyalis pendukung yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.