Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Uang dan Kebutuhan, "Mustahil" Kita Bisa Hidup Tenang di Masa Depan

17 Juni 2022   17:39 Diperbarui: 21 Juni 2022   10:29 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pixabay.com

Generasi tak punya apa-apa

Dengan pertimbangan akses kebutuhan sehari-hari dengan upah yang minim di setiap daerah terhadap kebutuhan pokok sehari-hari dan hunian yang semakin tinggi dengan pendapatan yang tidak mengikuti akan menambah beban dalam setiap generasi di masa depan.

Saat ini tahun 2022 saja generasi milenial tidak di kota ataupun di desa, sama-sama sulit dalam mengakses kebutuhan akan hunian jika dilihat dari nilai pendapatan upah minimum yang didapat di samping untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Harga tanah saya kira ini dapat dibandingkan, yang mana antara di kota dan desa skemanya sama perbandingan variable nilai dengan upah minimum masing-masing.

Harga tanah di desa saat ini bukan tidak dapat terjangkau dengan upah minimum, tetapi nyaris tidak terjangkau yang artinya sangat sulit dengan upah 2 jutaan membeli tanah untuk hunian, yang belum termasuk bangunan hunian itu sendiri.

Rata-rata di desa saya di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap harga tanah per 70 M2 dapat diakses mobil mencapai 50 juta, yang artinya untuk kebutuhan hunian sekitar 210 M2 berarti senilai 150 juta membeli tanahnya saja, belum dengan material bangunan, yang mungkin jika membangun rumah sederhana dengan tanah nilainya bisa 300 Jt.

Dengan UMK 2 Jutaan jika bisa menabung 1 juta saja per bulan, butuh berapa lama dapat mengakses kebutuhan rumah dan tanah di desa dengan nilai 300 juta?

Yang jelas lebih dari 20 tahun untuk dapat mengakses itu, dapat lebih jika setiap tahun harga tanah dan material bangunan naik, namun sudah dipastikan tidak ada harga barang atau jasa yang turun, pasti banyaknya permintaan dan sumber daya yang sedikit nilai kebutuhan akan terus naik.

Artinya hanya orang-orang kaya yang dapat mengakses atau membeli kebutuhan akan tanah dan hunian dengan nilai yang sudah terlalu tinggi bagi orang kelas menengah ke bawah. 

Maka dari itu ada istilah yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan tetap miskin karena harga sendiri memang tidak dapat terjangkau oleh semua.

Tentu ini sejalan dengan prediksi ekonomi di tahun 2030 oleh forum ekonomi dunia yang di dalamnya di isi oleh para miliader dan pemimpin dunia berdasarkan "great reset" mereka, yang mana "masyarakat dunia terdesain tidak akan memiliki apa-apa dan mereka diproyeksikan untuk tetap dapat bahagia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun