Namun jika pertanyaan itu tidak terjawab juga bagaimana, mungkinkah siap menjalani pernikahan tanpa anak? Jika menikah lebih memberatkan hidup, siapkah untuk menjadi lajang selamanya?
Dengan tantangan yang mungkin akan terjadi di pernikahan, sudah mampu seperti kata-kata yang menjebak, yang pada intinya semua dikembalikan pada diri, sudahkah rela mempraktikan sebauah cara hidup baru yang akan dijalani ketika menikah?
Itulah, pernikahan merupakan kerelaan seorang manusia untuk menjadi manusia yang berbeda, di mana manusia itu sudah tidak hanya berpikir mencukupi kebutuhannya sendiri tetapi harus benar-benar rela berbagai dengan yang lain tidak hanya ekonomi.
Tentu lebih, menikah yakni berbagi peran atas pelayanan hidup yang lebih mendasar seperti rela menjadi pelindung tanpa menyusahkan mereka anggota keluarga, meski diri manusia jungkir balik mempertahankan hidupnya sendiri dengan kesusahan yang dihadapinya. Â Â
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H