Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Saat Banyak Manusia Terjebak Kesemuan Hidupnya

25 September 2021   20:49 Diperbarui: 25 September 2021   20:58 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:kuasakata.com

Disisi lain dengan hiburan yang bernuansa esek-esek sebagai nilai kepuasan seks manusia, itu juga telah berkembang sangat pesat seperti banyaknya dibangun tempat hiburan malam seperti karaoke dengan pemadu lagu ataupun diskotik dengan menjual nilai hiburan bertemakan kepuasan hasrat seksual. 

Semua keberadaan itu tidak dipungkiri adalah fenomena yang tidak dapat manusia abad ke-21 ini tampik sebagai sebuah tranformasi kebudayaan yang baru tentang bagaimana memenuhi kebutuhan dasar itu.

Hanya akan menjadi pertanyaan yang salah ketika mempertanyakan nilai fisik manusia saat ini dijual sebagai komuditas kepuasan seksual dan hiburan yang semakin menjamur keberadaannya melalui tempat hiburan yang popular. Karena semua kembali pada nilai-nilai kebutuhan dasar itu. Semua manusia kembali "tetap" memenuhi kebutuhan dasar mereka. 

Seberapa kedalam perspektif tentang kehidupan, itulah cara mereka dalam memperjuangkan hidupnya meski cara memenuhi kebutuhan hidup itu harus menjual aspek-aspek privat yang mereka punyai.

Maka kembali pada pertanyaan hidup itu yang hanya akan menjebak manusia pada aspek kesemuaannya sendiri yang hidup di adab ke-21 ini bahwa; tentang pandangan hidup yang berbeda sebagai sebuah jalan mengisi hidup manusia itu pada dasarnya sama. 

Tentu hanya konteks jamannya saja berbeda serta kapasitas dari jiwa yang tergambar pada mental dan pemikiran itulah yang membedakan cara pandang dari hidup manusia sendiri dalam membuat suatu persepktif kehidupannya yang dibangun oleh dirinya sendiri.

Bukankah segala macam makanan yang bervariasi, juga dengan bagaimana minuman itu juga beragam ataupun dengan kehendak akan kepuasan akan hasrat seksual itu sudah menjadi gambaran mengisi kehidupan itu sendiri dimasa lampau mengisi kehidupan manusia? 

Hanya saja dalam melihat fenomena, masing-masing dari kita "manusia" tidak akan pernah sama, setiap manusia memiliki standat hidup tersendiri dalam membawa hidupnya, bagaimana mereka membangun eksistensi dirinya adalah tanggung jawab mental dan jalan pikirannya menanggapi kehidupannya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun