"Setiap manusia punya nilai dari kehidupannya masing-masing, dan ketika seorang membandingkan diri dengan yang lain, percayalah itu tidak akan pernah menjadi sesuatu yang selesai".
Satu dari banyak hal, tidak dipungkiri salah satu yang terpenting dari bagian hidup adalah bagaimana kita mengoptimalkan diri sebagaimana apa yang kita inginkan. Karena pada dasarnya manusia, ia mengidealkan sesuatu yang harus digapainya sebagai suatu pencapaian hidup.
Maka dari itu tentang sebuah pencapaian, saya rasa manjadi harga mati yang harus diwujudkan oleh setiap manusia, disebabkan manusia hidup ingin rasa hormat dari orang lain secara naluriah manusianya.
Tetapi kembali, apa yang diungkapkan oleh seorang bijak disana dan saya sepertinya harus mengamini apa yang diucapkan itu oleh orang bijak tersebut. Bawasannya sebenarnya rasa hormat itu hakekatnya adalah bagaimana dirinya menghormati dirinya sendiri.
"Rasa hormat tertinggi merupakan rasa hormat pada diri sendiri, bukan bagaimana orang lain harus menghormati kita maupun sebaliknya".
Untuk itu, hidup bukanlah tentang yang lain tetapi tentang bagaimana diri mempersepsikan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang berharga, dimana keberhargaan itu bukanlah kita membanding-bandingkan diri dengan yang lain.
Sebab ketika seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, itulah masalah yang tidak akan pernah selsai dan hidupnya hanya dipacu dengan persaingan semata dengan orang lain dan ketika kita merasa kalah dalam persaingan itu, tidak menerima diri sendiri menjadi akibat yang harus kita tanggung.
Namun kembali tentang suatu pencapaian, setiap manusia punya kualitas tersendiri yang mungkin setiap manusia berbeda. Karena sejatinya sebuah pencapaian adalah kualitas yang setiap orang punya dan itu tidak dapat dibandingkan. Suatu pencapaian hanya bisa disadari, berkualitas atau tidaknya pencapaian itu hanya dirinyalah yang harus mengerti, bukan apa pendapat yang dilontarkan orang lain.
Realita saat ini, saat dimana kemajuan dari hidup begitu kompleks, media-media untuk pembuktian eksistensi diri menjalar sebegitu kuat. Disanalah kita seakan semakin hilang untuk bagaimana menghargai diri dan hanya menatap miris diri ketika melihat sesuatu yang lain dan tidak kita punya.
Terkadang menjadi sesuatu yang rancu bagaimana melihat geneologi sebuah perbandingan, disaat kita memiliki apa yang kita miliki dan kita tidak punya sesuatu yang dimiliki oleh orang lain, disanalah membanding-bandingkan diri dengan orang lain menjadi alasan kita bahwa kita kurang dengan diri kita yang saat ini, itu membuat kecederungan menyalahakan diri dan tidak bersyukur apa yang telah kita sendiri capai saat ini padahal setiap manusia mempunyai pencapaiannya sendiri.