Menurut saya, mengapa eksistensi Partai demokrat sendiri tidak mampu konsisten pasca SBY menjabat presiden sendiri adalah karena faktor dari masih terbilang barunya partai demokrat sebagai sebuah partai politik saat itu dan demokrat sendiri belum mempunyai pemilih tradisional yang mengakar seperti PDIP, Golkar, dan PPP.
Ditambah saat berkuasa sendiri, partai demokrat merupakan partai terkorup itu tidak dapat dipungkiri, dimana banyak kader partainya sendiri yang masuk bui akibat berbagi kasus korupsi yang melibatkan kader Partai demokrat itu sendiri yang tentu dapat menurunkan citra demokrat.
Maka dengan berhembusnya  kabar adanya dugaan gerakan politik yang dilakukan pejabat lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
Dimana kabar tersebut langsung disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY Senin (1/2) dalam konfersi pers yang digelar di Kantor DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, mungkinkah kabar itu benar adanya?
Seperti diperinci oleh AHY sendiri, manuver politik tersebut mengkudeta kepemimpinan demokrat diinisiasi oleh lima orang kader dan eks kader partai Demokrat, serta seorang pejabat tinggi pemerintahan. Namun AHY tidak menyebut nama pejabat tinggi pemerintahan itu.
Mungkinkah dengan faktor demokrat yang semakin kian tenggelam dalam wacana kepertaian, dimana konsistensi demokrat sebagai partai belum mampu menumbuhkan pemilih tradisional yang kuat, apakah isu kudeta kepemimpinan tersebut dapat dibenarkan?
Memang itu masih simpang siur, entah tujuannya sendiri untuk manaikan parati demokrat pra pemilu 2024, atau memang benar akan ada wacana kudeta, tetapi apakah menguntungkan kudeta partai politik yang mungkin tidak begitu signifikan suaranya?
Bukankah demokrat sendiri sebagai partai politik sudah sangat melekat dengan SBY dan trahnya dimana mau dikudeta pun marwah demokrat tetap ada pada dinasti cikeas (SBY)?
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat, Andi Arief menyebut nama pejabat tinggi yang dimaksud. Andi dengan tegas menyatakan jika Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko merupakan sosok di balik upaya kudeta Partai Demokrat tersebut.
Menyikapi tudingan itu, Moeldoko juga buka suara. Ia menjelaskan, sebagai mantan Panglima TNI, ia kerap didatangi tamu, termasuk beberapa kader Demokrat.
Menurut Moeldoko, para tamu tersebut menyampaikan kondisi internal partai berlambang Mercy itu. Namun demikian, Moeldoko mengaku hanya mendengar cerita tersebut tanpa memberikan masukan maupun saran.