Sebagai tokoh yang sudah melanglang buana dalam pusaran politik Indonesia sendiri dari masa ke masa.
Megawati yang juga putri dari presiden republic Indonesia yang pertama yakni Soekarno, tentu mempunyi cerita dari memorial mendiang ayahnya tersebut.
Tidak lain cerita itu adalah kedekatan-kedekatan Soekarno dengan kelompok-kelompok yang ada di Indonesia termasuk ormas berlatar belakang agama yakni NU atau Nadhlatul Ulama (NU).
Seperti diketahui dalam acara Kegiatan Peringatan Harlah NU ke-95, Minggu (31/1), Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu  Megawati Sukarnoputri mengenang kedekatan ayahnya yang juga Presiden ke-1 RI Sukarno dengan sejumlah pendiri Nadhlatul Ulama (NU) seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.
Dengan kedekatan tersebut, dirinya pun yakin bawasannya sejarah juga mengingat kedekatan Bung Karno presiden pertama RI dengan Kiai Haji Hasyim Asy'ari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah, serta banyak para kiai serta penggerak NU lainnya.
Saat Muktamar NU di Surabaya sendiri pada tahun pada1954, Megawati juga teringat Sukarno diberi gelar oleh NU sebagai waliyul amri addharuri bi as syaukah, gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan Sukarno.
Maka dari itu dengan kedekatan yang mensejarah sendiri dari Soekarno dan NU, mungkinkah itu alasan dari dekatnya arah politik PDIP dan NU saat ini?
Saya kira itu bisa saja terjadi, sebab dalam politik itu sendiri selain dari adanya kepentingan, visi-misi pada pandangan politik serta tradisi yang sama juga sangat berpengaruh pada kerjasama politik.
"Bukankah dalam beberapa dekade sejarah politik indonesia, Â PDIP dan NU sendiri sangat kental dalam kerjasama politiknya, bukan hanya dibeberapa waktu politik terakhir ini tetapi sudah terbangun dalam masa orde baru?"
Untuk itu, Megawati juga  menyatakan, kedekatan Sukarno dengan warga Nahdliyin akan diteruskan dalam tindakan. Ia sendiri juga telah mengamanatkan kedekatan itu kepada seluruh kaum nasionalis juga para kader dan simpatisan PDIP atau (Partai Demokrasi Indoneisa Perjuangan).
Dengan amanat yang dilontarkan oleh Megaawati untuk PDIP tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto juga merespon kemudian mengungkapkan kecintaan Megawati sendiri pada NU sama seperti kecintaan Sukarno pada NU dulu.
Sebagai contoh sendiri yang tercermin dari kecintaan Megawati pada NU, Hasto mengatakan sikap politik Mega saat menjadi presiden pada 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004.
Saat itu, Mega sempat dihubungi oleh Presiden AS ke-43 George Walker Bush untuk mendukung sikap AS menyerang Irak. Tetapi menurut Hasto sendiri Megawati langsung menolak permintaan AS tersebut.
"Bu Megawati katakan 'no', Anda tidak tahu bagaimana Islam di Timur Tengah. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Itulah kader PDIP, otomatis kami menjadi dekat dengan NU," terang Hasto dikutip CNN Indoneisa Minggu, 31/01/2021".
Selain itu hasto sendiri mengatakan, bahwa Megawati sering 'dilobi' oleh beberapa pihak dalam memerangi terorisme. Namun, Megawati menegaskan ketidakadilan di Palestina menjadi akar persoalan terorisme di dunia.
Maka dari itu kemerdekaan palestina didukung oleh indoneisa sampai dengan pemerintahan Jokowi saat ini yang terus berkomitmen pada dukungan kemerdekaan palestina menjadi sikap Indonesia pada dunia internasional.
Selian Megawati mengenang kedekatan Soekarno dan NU itu sendiri dalam acara Kegiatan Peringatan Harlah NU ke-95, Minggu (31/1). Â
Megawati juga mengatakan jika partainya dan NU selalu beriringan, Ia meyakini segala ancaman dan masalah kebangsaan Indonesia bisa diatasi.
Untuk itu dengan usia NU sendiri yang semakin matang, dimana NU sendiri harulah yang ke-95, tentu dinamika-dinamika keterlibatan NU dalam perjuangan bangsa Indonesia sendiri sangat besar baik pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan indonesia.
Dengan basis warga NU yang besar, juga dengan semangat nasionalisme Indonesia, serta islam moderat itu sendiri yang tercermin dari warga NU.
Maka tidak salah NU sendiri dengan basis kekuatan yang besar dimasyarakat diharapkan sebagai penjaga kedaulatan dan perekat kesatuan NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indoneisa kapan pun waktunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H