Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Buntu Anies Nyapres 2024, Prabowo Ditempel Ganjar!

11 Januari 2021   07:38 Diperbarui: 11 Januari 2021   08:32 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dipungkiri naiknya jokowi dapat terpilih menjadi presiden indonesia ke tujuh republik Indonesia sendiri salah satu sebabnya dirinya mantan gubernur DKI Jakarta.

Pengaruh menjadi gubernur  DKI Jakarta menurut saya sangat  berkontribusi besar pada citra Jokowi secara politik. Sebab Jakarta yang juga sebagai ibu kota negara tentu menjadi daerah yang paling tersorot oleh media dan masyarakat  indoneisa.

"DKI Jakarta adalah ibu kota, sebagai pusat ekonomi, disamping itu adalah pusat media yang memungkinkah gubernur jakarta lebih disorot dari pada gubernur-gubernur provinsi lainnya".

Oleh karena itu, tidak dipungkiri semakin populernya Joko widodo saat dirinya menjadi gubernur Jakarta, yang akhirnya dapat mengantarkan ke kursi jabatan presiden mengalahkan rivalnya Prabowo Subianto, tidak lain karena faktor media yang mengirinya saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Saat itu Jokowi adalah pejabat yang dikenal dengan kesederhanaannya, citra pejabat dengan kebiasaan blusukannya, langkah-langkah itu yang membuat Jokowi sangat populer di media.

Tidak heran bila citra Jokowi yang sederhana dan demen blusukan ke kampung-kampung mampu mengantarkan dirinya menjadi presiden republik indonesia yang ke tujuh.

Jokowi dengan kesederhanaan dan blusukannya saat menjadi pejabat sendiri. Waktu itu adalah fenomena yang masih langka pejabat public blusukan dan sederhana disamping pawakan Jokowi sendiri yang memang tidak dipungkiri khas orang desa.

"Bukan, perlu dipahami, saya menulis orang desa tentu bukan merendahkan presiden jokowi, bukan, bukan! Saya juga orang desa dan saya bangga jadi wong desa dengan kegigihan dan perjuangannya".

Maka dari itu dengan mulusnya langkah Jokowi sendiri sebagai capres waktu itu, dimana dirinya sendiri sangat populer dimedia berlatar gubernur DKI Jakarta, mungkikah akan bisa diikuti oleh gubernur DKI Jakarta saat ini yakni Anies Baswedan dalam memandang Capres?

Sebagai seorang pengamat sendiri, meski hanya belebel penulis di kompasiana, capres bagi Anies Baswedan 2024 memang bukan hal yang tidak mungkin. Begitu juga nantinya dapat terpilih menjadi presiden, itu juga sesuatu yang mungkin saja terjadi.

Indonesia sendiri pemilihan presiden dilakukan pemilihan umum dan dipilih langsung oleh rakyat, maka tidak hanya Anies Baswedan, politikus lainnya pun dapat pula menjadi presiden asalkan memang sebelumnya dipilih oleh rakyat.

Maka dari itu tantangan Anies Baswedan sendiri dapat buntu bila dirinya tidak memiliki elektabilitas yang tinggi untuk dapat memikat partai politik. Sebab seperti diketahui Anies Baswedan tidak punya partai politik sebagai kendaraan nyapres 2024.

PKS atau Partai keadilan sejahtera yang paling mungkin mengusung Anies Baswedan karena memang memiliki kedekatan dan menjadi salah satu partai pengusungnya di DKI Jakarta sendiri secara terang-terangan dipilpres 2024 nanti akan memprioritaskan kader sendiri sebagai calon presiden.

Maka dari itu masa depan AniesBaswedan akan cerah sebagai capres 2024 bila memang elektabilitas dirinya tinggi. Tetapi dengan berbagai fenomena politik kini yang mungkin isu Tri Rismaharini sendiri dengan blusukannya di Jakarta, bukankah itu dapat menurunkan elektabilitas Anies Baswedan di 2024 nanti?

Risma menurunkan elekatbilitas Anies Baswedan dengan blusukannya sendiri itu adalah suatu yang mungkin dan rasional. Sebab bagaimanapun blusukan di kolong jembatan Jakarta merupakan daerah teritorial Anies Baswedan.

Untuk itu tidak salah jika memang banyak isu Risma sendiri secara politik ingin pencitraan di Jakarta membuat lemah pengaruh Anies pada pemilihan umum pilgub Jakarta 2022 atau pilpres 2024.

Tetapi saya tidak mau terlalu jauh membahas itu. Sebab kemenetrian sosial juga mempunyai tanggung jawab pada orang-orang terlantar yang harus ditanggunga Negara. Jadi tidak sepenuhnya dapat "salah" jika Tri Risma sendiri sebagai mensos blusukan di daerah Jakarta.

Menurut saya berbicara kemungkinan-kemungkinan politis Risma blusukan di derah Jakarta bisa saja. Tetapi menurut Tri Rismaharini sendiri, dia memang ingin benar-benar ingin bekerja sebaik-baiknya mejadi mensos.

Di sisi lain yang membuat Anies Baswedan sendiri agak berat untuk nyapres 2024 menurut saya ada pada figure-figure lain yang sama-sama potensial presiden, dimana Prabowo Subianto kini terus ditemple Ganjar Pranowo pada survai-survaei elektabilitas capres 2024.

Pada survei terbaru Voxpopuli Research Center dilakukan pada 26-31 Desember 2020. Dalam survei ini elektabilitas Prabowo Subianto yang sempat turun dari 18,6 persen pada Juni 2020 menjadi 17,1 persen pada Oktober 2020, kini naik menjadi 18,9 persen.   

Di sisi lain, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus mengalami kenaikan, dari 15,6 persen pada Juni 2020 menjadi 17,6 persen pada Oktober 2020, dan kini naik lagi menjadi 18,5 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad, meskipun tidak lagi urutan pertama, tapi Ganjar tetap membayangi Prabowo dengan selisih tipis 0,4 persen. Sementara elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari 9,4 persen tersisa hanya 7,7 persen.

Dengan tren turunnya Anies Baswedan dalam survey elektabilitas capres 2024 tersebut, mungkinkah Anies Baswedan akan benar-benar menemui jalan buntu nyapres 2024?

Saya kira 2024 masih jauh dan Anies Baswedan dengan keunggulannya menjadi gubernur Jakarta dimana merupakan salah satu gubernur yang sering disorot media.

bisa saja ke depan elektabilitasnya lebih baik jika memang Anies Baswedan sendiri dapat mebenahi permasalahan-permasalahan yang ada di ibukota dan menjadikan Jakarta lebih baik sebelum tahun politik pilpres 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun