Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Blusukan Risma Politis, PDIP Pukul Anies 2 Langkah Sekaligus

10 Januari 2021   08:02 Diperbarui: 10 Januari 2021   08:18 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: sindonews

Tentu sebagai masyarakat saya mengapresiasi betul apa yang dilakukan oleh mensos baru Tri Rismaharini yang bersedia blusukan dan mendengar keluh kesah tunawisma di kolong jembatan Jakarta.

Mungkin untuk sekelas pejabat sendiri, saya kira jarang-jarang ada yang mau berinteraksi dengan glandangan, tetapi langkah Tri Rismaharini membuat saya sedikit agak lega, negara hadir untuk orang-orang terlantar.

Seperti diketahui, nasib orang-orang terlantar sendiri harus dipelihara oleh negara menurut amanat undang-undang, tetapi seringakali dan tidak dipungkiri negara belum sepenuhnya mengakomodir nasib-nasib mereka.

Maka dari itu dengan gebrakan mensos Tri Rismaharini sendiri, ada angin segar bagi tunawisma, setidaknya dengan apa yang menjadi wacana Tri Rismaharini bila terealisasi.

Seperti diketahui akan menjadi kebijakan kementrian sosial baru bersama kementrian PUPR yang akan membuatkan rusun untuk para tunawisama.

Sebagai awalan sendiri Tri Rismahaini dan kementrian PUPR akan membangun di daerah Bekasi, Jawa Barat. Tetapi nantinya menyusul di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Surakarta, Bandung dan kota besar lainya.

Cita-cita membuatkan rusun sendiri bermula dari percakapannya Tri Rimsaharini dengan salah satu tunawisma dimana mereka tidak punya rumah.

Risma juga punya keinginan mereka para tuna wisma untuk dapat hidup lebih layak dan bisa memeperbaiki nasib hidup mereka saat blusukan di jakarta.

Meski dengan blusukan itu Tri Rismaharini sendiri mengklaim bawasannya dirinya ingin bekerja bersungguh-sungguh sebagai mensos, blusukan Risma sendiri juga dituding ada muatan politis di dalamnya oleh beberapa kalangan baik politikus maupun pengamat politik.

Memang secara orang awam melihat, mentri sosial sendiri terjun blusukan terjun ke tunawisma Jakarta memang adalah hal baru baru. Saya kira era-era sebelumnya belum pernah ada seingat saya.

Namun lagi-lagi sesuatu bentuk kerja melibatkan politikus tetap akan ada pertentangan dengan poltikus-politokus lainnya bahkan mengundang reaksi dari pengamat politik begitulah berpolitik.

Seperti diketahui Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Iman Satria menyindir aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta. Menurutnya, Risma mungkin lupa telah menjadi menteri dan menganggap dirinya masih sebagai seorang wali kota.

Sedangkan pengamat politik, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai mantan Wali Kota Surabaya itu tak sekadar bekerja sebagai Mensos. Di balik itu semua, Jerry melihat ada manuver politik yang dilakukan Ketua DPP PDIP tersebut menuju ajang pemilu berikutnya.

Maka dengan pendapat-pendapat yang dilontarkan terkait dengan teka-teki jika blusukan Risma sendiri ada muatan politis, saya menganalisa dari sudut pandang politis belusukan tersebut yang dilakukan di Jakarta.

PDIP dan Tri Risma Risma secara politik dengan blusukan tersebut memukul secara politik Anies Baswedan dengan dua langkah, pertama adalah pilgub DKI 2022 dan kedua tentu pilpres 2024.

Tentu analisa saya berkaca pada politis blusukan itu sendiri jika ada muatan politis sebelumnya.

PDIP dan Risma ingin mengukur seberapa kekuatan energi Anies Baswedan dengan blusukan tersebut yang tentu dengan blusukan di Jakarta elektabilitas Risma selain tinggi jadi capres 2024 juga sangat potensial jadi cagub DKI 2020 menantang Anies Baswedan.

Jika nantinya Risma kuat sebagai cagub DKI di 2022, tentu PDIP akan calonkan Risma di DKI untuk memukul pertama kekuatan politik Anies Baswedan di pilgub Jakarta 2020.

Bila nantinya Risma sendiri menang dalam pilgub DKI Jakarta melawan Anies Baswedan, secara otomatis power Anies Baswedan untuk nyapres 2024 sendiri akan sangat terkuras karena sudah tidak menduduki gubernur Jakarta.

Ditambah penyokong kekuatan utama Anies Baswedan seperti ormas FPI oleh pemerintah dibubarkan pada (30-12-12) akan semakin lemah kekuatan Anies Baswedan.

Untuk itu PDIP punya keuntungan akan mudah menyongsong dan memenangkan pilpres 2024 dengan kekuatan sekutu lama memenangkan Jokowi di pilpres 2019, siapapun kompetitor capresnya nanti di 2024 dari kubu sebelah.

Menurut saya, Anies baswedan sendiri bagi PDIP adalah kompetitor politik yang nyata paling mungkin dapat diusung oleh partai politik dan kekuatan politik ex pendukung prabowo di pilpres 2019.

Maka jika nanti Anies Baswedan tetap maju di pilgub DKI 2022, tetap kader paling potensial melawan Anies Baswedan adalah Tri Risma Harini dari PDIP.

Jika nantinya Anies Baswedan tetap menang pilgub DKI 2022, peluang nyapres 2024 Anies Baswedan makin kuat dan saya yakin jika PDIP masih hanya berkoalisi dengan sekutu lama memenangkan Jokowi 2019 persaingannya akan ketat dan bisa mungkin kalah.

Siasat PDIP jika ingin menang melawan Anies Baswedan di 2024 yakni dengan tetap bersekutu dengan kekuatan lama pilpres 2019, ditambah kekuatan prabowo untuk memecah ex pendukung prabowo 2019 lalu, yang pasti lari dukungannya ke Anies Baswedan mayoritas, ketika prabowo tidak dirangkul PDIP.

Melihat bagaimana seriusnya PDIP menyongsong pilpres 2024 dengan strategi blusukan Risma jika dianalisa secara politis tentu PDIP tidak mau main-main dengan langkah politik 2024.

Sebab sudah pasti ketika kubu politik yang selama ini jadi oposisi di pemerintahan jokowi nanti berkuasa tidak akan mungkin PDIP merapat ke pemerintah dan pasti akan menjadi oposisi lagi seperti era presiden SBY.

Tetapi itu analisa saya jika blusukan Tri Risma risma sendiri adalah politis. Namun saya sendiri sebagai masyarakat positif thinking apa yang dilakukan oleh risma tri harini blusukan ke jakarta yakni sebagai mensos yang ingin bekerja, menghadirkan negara memihak wong cilik seperti tuna wisma di jakarta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun