Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Realistis, PKS Akan Pimpin Indonesia 2024?

30 Desember 2020   10:37 Diperbarui: 30 Desember 2020   12:51 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: PKS bertekad memimpin pemerintahan pada 2024 mendatang (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Dalam sebuah narasi perjuangan kemerdekaan, Soekarno pejuang kemerdekaan Indonesia pernah berkata; "Mimpilah setinggi langit agar ketika kamu jatuh, akan jatuh pada bintang-bintang".

"Setiap perjuangan tidak akan mungkin dapat optimal jika tidak didasari dengan mimpi. Maka dari itu bermimpi yang tinggi meski harus ke langit itu tidak akan menjadi sesuatu yang salah".

Sebab mimpi adalah penyemangat, dimana hasrat-hasrat manusia digantungkan pada mimpinya untuk terus memperjuangkan apa yang menjadi keyakinannya.

Untuk itu saya setuju apa yang diucapkan oleh Bung Karno dengan motivasi mimpilah sampai kelanggit. Karena jika kita terus berjuang, meski jatuh kita akan pada sampai pada bintang-bintang, kemerlap hasil dari perjuangan apa yang sudah kita perjuangkan.

Maka tidak salah apa yang dicita-citakan oleh PKS atau Partai Keadilan sejahtera yang dalam wacana berpolitiknya bercita-cita memimpin pemerintahan Indonesia 2024.

Tentu sebagai islam yang identic dengan kelompok golongan islam didalamnya, mimpi PKS dapat memimpin pemerintahan dengan penduduk Indonesia yang mayoritas muslim memang sangat mungkin. Saya tidak akan pernah menampik itu.

Tetapi di Indonesia, kemajemukan sendiri bukan hanya dari perbedaan agama, melainkan dalam tubuh agama itu sendiri yang banyak terdiri dari beberapa mazab, dimana agama ada perbedaan didalam agama.

Untuk itu meski masyarakat Indonesia masyoritas islam, tetap saja tantangan partai politik islam sendiri memiliki beragam upaya-upaya kesulitan merebut basis masa itu sendiri.

Kita tahu partai politik berlatar belakang islam di Indonesia begitu banyak, selain PKS ada juga PKB, PAN dan lain sebagainya yang menjadi wadah partai politik ormas-ormas islam didalamnya.

Saya mencontohkan bawasannya PKB adalah partai politik yang identic dengan NU misalanya, atau PAN dengan ormas islam Muhammadiayah.

Dengan berbagai identitas yang tidak secara langsung menjadi peta kekuatan politik dalam system demokrasi Indonesia khususnya dikalangan islam. Untuk itu mengapa partai islam sendiri saat ini tidak mendominasi pemerintahan, sebab kekuatan islam terpecah dari mazab keislamannya sendiri.

Maka dengan mimipi PKS, apakah realistis tahun 2024 akan memimpin pemerintahan Indonesia? Seperti diketahui Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi optimis partainya akan memimpin pemerintahan Indonesia pada 2024 mendatang.

Ungkapan otimisnya PKS sendiri memimpin pemerintah Indonesia pada 2024 yang akan datang disampaikan pada Senin (28/12) oleh Aboe Bakar Al-Habsyi pada acara Musyawarah Daerah (Musda) PKS yang berlangsung secara daring.

Tentu sebagai partai politik yang mengusung ide-ide islam konservatif, PKS tidak ditampik sudah mempunyai segmentasi simpatisannya sendiri.

Ditambah saat ini dalam pemerintahan Jokowi, PKS konsisnten menjadi oposisi pemerintah, yang dapat saja menambah nilai simpatisan orang-orang yang mungkin tidak sepakat pada kebijakan pemerintah Jokowi.

Maka ditegaskan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, kader PKS harus mampu mengoptimalkan suara dari masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan jumlah masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi sangat banyak.

Sebagai bahan pertimbangan yang realistis Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengacu pada survei Litbang Kompas yang mencatat ada 52,5 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja satu tahun pemerintahan Jokowi.

Dengan lebih banyaknya masyarakat yang tidak puas dengan kebijakan Jokowi mengacu pada survei Libang Kompas, Syaikhu mengatakan pemilu 2024 adalah momentum kemenangan PKS.

Selain itu Ahmad Syaikhu juga menyatakan partainya akan terus menjadi oposisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dia mengatakan sikap politik itu dalam menjadi oposisi pemerintahan Jokowi merupakan keputusan DPP PKS.

Meski PKS menjadi partai oposisi, Ahmad Syaikhu menyampaikan PKS akan bersikap realistis dalam menilai kinerja pemerintah Jokowi-Ma'ruf. PKS akan mendukung program pemerintah yang secara nyata baik bagi masyarakat.

PKS sendiri juga memutuskan untuk mengusung kader dari internal partai menjadi calon presiden atau wakil presiden di Pilpres 2024 nanti sebagai konsistensi partai dalam mendukung kader-kadernya

PKS sendiri secara konsisten menjadi partai politik yang berada di luar pemerintahan selama pemerintahan Presiden Joko Widodo atau sejak 2014 hingga saat ini.

Untuk itu dengan kosistensi mimpi PKS di 2024 nanti memimpin pemerintahan Indonesia, apakah mungkin menjadi mimpi yang realistis?

Saya kira dengan kekuatan PKS yang mengusung politik islam sebagai identitas memang tidak menutup kemungkinan itu akan berhasil jika memang PKS sendiri mampu mengambil hati pemilih dari kalangan umat islam.

Sebab dalam demokrasi, faktor pemilih sangatlah menentukan sebagai suara yang akan memenangkan siapapun partai yang bertarung dalam kontestasi pemilu.

Selain itu PKS menjadi oposisi sendiri dapat menjadi suntikan kekauatan dalam menjaring simpati masyarakat.

Kita semua tahu PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) saat ini dapat berkuasa tidak lain adalah mereka pernah konsisten menjadi oposisi di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono kala itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun