Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK, Isu Rizieq, Disusul RK Cs, Takar Indonesia Bubar!

23 November 2020   07:29 Diperbarui: 23 November 2020   07:31 5263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara akan bubar bukanlah suatu yang tidak mungkin. Sebab negara sendiri adalah proyek kesamaan pada ide-ide politik membentuk suatu bangsa.

"Organisasi dalam lingkup yang kecil saja dapat bubar, apalagi organisasi yang besar seperti negara, sudah pasti tentu dapat sekali bubar".

Saya ingat bagaimana Prabowo Subianto dulu pernah berkata, 2030 Indonesia berpotensi bubar.

Kita sama-sama tahu ketokohan Prabowo Subianto sendiri di Indonesia. Prabowo Subianto adalah satu dari banyak saksi sejarah perpolitikan Indonesia dari masa ke masa.

Pendapat berpotensi bubarnya indonesia sendiri, dirinya "Prabowo" mengutip buku Ghost Fleet, dimana dalam buku tersebut memprediksi bahwa negara Indonesia bakal bubar di tahun 2030.

Tentu saja buku Ghosf Fleet adalah buku fiksi ilmiah, yang didalamnya mungkin dengan beberapa indikator logis alasan bagimana Indonesia dapat bubar.

Sebab saya juga berpendapat, setiap negara dapat bubar termasuk indonesia dengan sistem yang mungkin saja tidak diterima atau masalah politik yang pelik membuat suatu senitimen-senitimen baru di masyarakat.

Maka baru-baru ini dengan fenomena Rizieq Shihab pulang dari Arab Saudi, tentu menjadi catatan tersendiri dari dalam politik Indonesia dengan gagasan revolusi akhlaknya.

Dimana revolusi akhlak tersebut bisa saja mengubah peta politik Indonesia, jika gerakan itu di dukung mayoritas masyarakat indonesia.

Tidak dipungkiri peran Rizieq Shihab yang kuat disokong oleh pendukung dan simpatisannya sangat mungkin menjadi kekuatan politik baru, baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

"Bangunan politik sendiri dapat terbangun karena ada massa. Dan massa pendukung Rizieq Shihab meski saat itu belum besar. Tidak dipungkiri berjalannya waktu akan membesar dengan sendirinya mengingat tren arus islamisasi di Indonesia yang semakin kuat".

Bukankah Rizieq Shihab dan FPI atau Front pembela islam merupakan suatu ormas yang mengatasnamakan islam sebagai panji-panji perjuangnya?

Meski partai-partai islam sendiri di Indonesia belum begitu popular saat ini. Tetapi semakin berkembangnya islam bukan tidak mungkin faktor dari kepemimpinan Rizieq Shihab yang karismatik dan dihormati pendukungnya.

Suatu saat dapat menarik orang-orang yang sudah tidak lagi percaya pada sistem perpolitikan indonesia saat ini, dimana rakyat sendiri butuh angin segar baru bentuk-bentuk kepemimpinan nasional tang lebih aspiratif dan dipercaya.

"Bawasannya faktor kepercayaan pada pemimpin adalah hal yang sangat sulit dipercayai saat ini dengan berbagai indicator kebijakan politik yang dinilai tidak adil dan tidak mengakomodir berbagai kalangan segmentasi arah politik lintas masyarakat".

Dan kembalinya Rizieq Shihab seperti telah menunjukan kepemimpinannya dalam organisasi FPI yang  sungguh seperti tidak tergantikan. Bahkan balihonya sendiri dipinggir-pinggir jalan mendapat perhatian lebih dari simpatisannya dengan tulisan "Revolusi Akhlaknya".

Untuk mencopot baliho sendiri pihak militer Indoneisa harus turun tangan membersikan baliho Rizieq Shihab. Dengan itu membuktikan baliho Rizieq Shihab saja memiliki kekuatan yang besar bagi para pendukung dan simpatisannya.

Senada dengan itu Jusuf Kala sendiri berpendapat dengan fenomena Rizieq Shihab yang semakin besar pengaruhnya bagi simpatisannya.

Jusuf kalla menaggapi itu, dirinya berpendapat ada kekosongan kepemimpinan nasional. Maka dari itu masyarakat khususnya simpatisan Rizieq Shihab memilih suatu alternative kepemimpinan baru yang lebih mengakomodir ide-ide politiknya.

Berkaca fenomena Rizieq Shihab yang kepulangannya dielu-elukan oleh pendukungnya. Disitulah bukti bahwa Rizieq Shihab sebagai figure kepemimpinan baru tidak dapat dipandang sebelah mata dengan simpatisan dan pendukungnya yang besar.

Bukan tidak mungkin dengan ketidakpuasan politik, orang seperti Rizieq Shihab dengan sisi karismatiknya dapat menjadi figure alternatif kepemimpinan nasional kelak berlatar belakang doktrin islamisasi.

Seperti diketahui serangkain kepulangan Rizieq Shihab sendiri memicu beberapa polemik dengan pengaruh Rizieq Shihab yang kuat bagi kelompoknya khusunya bagi kalangan islam simpatisan utama Rizieq Shihab .

"Dinilai oleh Jusuf Kalla faktor kepemimpinan karismatik yang diikuti oleh simpatisannya. Disanalah akan mengubah peta demokrasi di Indonesia. Sebab demokrasi sendiri berdiri pada dasarnya adalah suara rakyat".

Maka dari itu mungkinkah apa yang dimaksud dari Jussuf Kalla sendiri tentang kekosongan kepemimpinan benar-benar disebebkan oleh faktor kurang percaya public pada kepemimpinan nasional saat itu seperti kepada  DPR dan lain sebagainya?

Memang dengan terbitnya undang-undang Cipta Kerja dan semakin lemahnya kekuatan oposisi sebagai pembanding kebijakan pemerintah membuat demokrsi diperiode kedua pemerintahan Jokowi terbilang sekarat.

Tidak lain adalah sangat jaranya rancangan undang-undang dirumuskan secara pelik di DPR dengan dengan berbagi ide-ide pembanding disebabkan oleh mayoritas partai politik mendukung pemerintah.

Belum dengan kurangnya kepercayaan rakyat pada DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat disebabkan oleh undang-undang yang kontroverisal seperi UU Cipta Kerja. Disitulah akar dari merambahnya pada krisis kepercayaan kepemimpinan nasional seperti presiden itu sendiri.

Sebab dilain sisi presiden Jokowi juga dihembuskan pada isu dinasiti politik yang banyak pihak menilai dirinya secara premature mengikutsertakan anak dan menantunya dalam pilkada 2020.

Untuk itu Jokowi diperiode dua seperti kehilangan kepercayaan public diakibatkan tidak responsifnya pada "pekiwuh/sungkan" politik. Dimana dirinya sedang menjabat jabatan tertinggi politik sebagai presiden tetapi mencontohkan dinasti politik meski saat ini adalah system demokrasi.

"Banyak pihak menyesalkan seperti saya, bawasannya presiden Jokowi mengapa mencontohkan mencalonkan anak dan mantunya saat dirinya menjabat. Seharunya ketika dirinya sudah pensiun sangat etis bila nantinya anak dan menantunya ikut kontestasi pilkada"

Disisi lain defisit kepercayaan juga terjadi di berbagai pemerintahan provinsi yang tidak mau satu suara dengan pemerintah pusat. Tentu disebabkan oleh regulasi pemerintah pusat tidak merekomendasikan menikan UMP yang dinilai sangat riskan bagi kesejahteraan masyarakat.

Ridwan Kamil cs Gubernur Jawa Barat tetap menikan upah minimum provinsi 2021 disusul DKI Jakarta dan lain sebagainya. Seperti diketahui pemerintah pusat diwakili Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membuat kebijakan tak menaikan upah minimun provinsi (UMP) 2021 akibat pandemi covid-19. Tetapi pada kenyataanya pemerintah provinsi tetap menikan UMP 2021.

Mungkikah krisis kepemimpinan yang dimaksud Jusuf Kalla tersebut perihal fenomena Rizieq Shihab sebagai pemimpin alternative menyusul tidak terakomdirnya aspirasi masyarakat secara luas menyusul pemerintah kini cenderung tak  paham situasi?

Tidak satunya suara pemerintah pusat dengan daerah. Fenomena simpatisan dan sisi Karismatik Rizieq Shihab sebagai alternative kepemimpinan  politik melalui revolusi akhlaknya. Serta kepercayaan masyarakat akan pemerintah Jokowi yang terus memudar baik DPR maupun pada partai politik.

Disituah potensi bawasannya ketiakpercayaan pada kepemimpinan nasional akan menciptakan potensi bubarnya Indonesia. Tentu jika aspirasi rakyat tetap dibiarkan tanpa betemu titik tengah kesepahaman politik bersama seperti kesepakatan sebagai sebuah bangsa sebelumnya. Pemerintah sudah seharusnya menciptakan faktor dipercaya kembali oleh rakayat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun