Maka tidak salah jika figure politik berlomba-lomba ingin meraih simpati rakyat. Sebab nantinya politisi akan dipilih oleh rakyat.
Itulah sebab mengapa drama-drama politik semakin meruncing dikala politisi menanggapi sebuah isu.
Dan rata-rata politisi, semua menukangi isu untuk kepentingan citra mereka, itu yang tidak dapat ditampik di dalam drama-drama politik.
Maka sebelum Rizieq Shihab booming menjadi pembahasan dalam setiap wacana politik hari ini.
Sebelumnya memang ada Gatot Nurmantyo mantan Purnawirawan jenderal TNI yang sama bommingnya dan menjadi perbincangan semesta wacana politik di indonesia.
"Gatot Nurmantyo diisukan akan nyapres 2024, untuk itu dirinya menggoreng berbagai isu".
Pada Sepetember lalu, Gatot Nurmantyo menggoreng kembali isu-isu mengapa dirinya dicopot dari jabatannya yakni panglima TNI.
Disisi lain juga menggoreng isu film G30S/PKI dan narasi-narasi yang mendukungnya termasuk ada politisi PDIP yang mengingatkan agar dirinya tidak memerintahkan jajarannya saat menjadi panglima TNI untuk menonton Film G30S/PKI.
Disamping itu, Gatot Nurmantyo juga mendirikan KAMI atau Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, dimana banyak pihak menyebut KAMI sendiri digunakan untuk kendaraan politik Gatot Nurmantyo.
Puncak popularitas Gatot Nurmantyo sendiri terjasi disaat UU Cipta kerja disahkan, dimana Gatot Nurmantyo menolak undang-undang UU Cipta Kerja tersebut.
Banyak dari anggota KAMI mengikuti demonstrasi. Kemudian berbuah penangkapan aktivis kami oleh polisi dikarenakan memprovokasi masa untuk berbuat anarkis.