Maka dari itu berbagai kontroversi yang dilakukan, juga dengan adanya dugaan pelanggaran protocol kesehatan sehingga Anis Bawedan dipanggil kepolisian.
Serta adanya mutasi beberapa elite kepolisian di polda Jakarta, disebabkan lemahnya penegakan terhadap langgaran protokoler yang disebabkan oleh krumunan Rizieq Shihab dan pendukungnya.
Dengan berbagai kontroversi tersebut, apakah revolusi akhlak yang digaungkan oleh Rizieq Shihab dan pengikutnya akan lancar-lancar saja tanpa kendala?
Seperti diketahui oleh TNI yang dipimpin pangdam jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman  menertibkan dan mencopot baliho Rizeq Shihab yang berisikan tulisan revolusi akhlak dipinggir-pinggir jalan.
Sebab mengapa TNI langsung turun tangan disebabkan oleh satpol PP yang menurunkan akhirnya dipasang lagi oleh pendukung Rizieq Shihab.
Tidak hanya itu bahkan pangdam jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan FPI dapat saja dibubarkan oleh pemerintah. Untuk itu mungkinkah dengan adanya reaksi tegas dari TNI revolusi akhlak FPI akan terbengkalai?
Jika memang nantinya FPI dapat lunak dengan adanya upaya tegas dari TNI dan pemerintah, bukan tidak mungkin revolusi akhlak sendiri oleh Rizieq Shihab dan FPI akan tumbang sebelum berkembang.
Bukan tidak mungkin jika revolusi akhlak tumbang, the real revolusi akhlak hanya ada di dalam tulisan baliho Rizieq Shihab saja yang dipampang di tengah jalan oleh FPI.
Sebab selama ini selepas kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi, revolusi akhlak seperti tidak jelas arahnya ke mana dan konsep mendasarnya bagaimana.
Bahkan public menuding, apanya yang mau direvolusi jika akhlaknya sendiri tidak mencerminkan seorang ulama dengan berbagai kotroversi Rizieq Shihab dan pendukungnya?
Di situlah pertanyaan public dalam mempertanyakan revolusi akhlak Rizieq Shihab dan FPI. Public juga menduga. Mungkin saja revolusi akhlak hanya upaya melawan kebijakan pemerintah, apapun kebijakan itu yang tidak sesuai dengan ide-ide FPI.