Tidak lain adalah alasan dari tawaran suatu hidup yang pasti dan tercukupi faktor bagaimana kekuarangan diri selalu ditampilkan dalam setiap imajinasi kita. Dimana nantinya menjadi beban kemudian pada sisi psikologis, bawasanya manusia saat ini berlomba dengan kemapanan yang sebenarnya ilusi itu  "kemapanan" tidak dibuat oleh diri kita sendiri.Â
Kita sebagai manusia masa kini seperti hilang dalam bab kepemimpinan diri yang dominan akan idealisme pada realitas yang kita rasakan. Begitu juga dengan tawaran-tawaran nasib yang begitu jauh melampaui kadar kebisaan kita mengakses itu, nyatanya semua itu adalah hal yang kita inginkan.
Saya kira jelas sekali apa yang dikatakan oleh Aristoteles seorang pemikir "Filsuf" Yunani itu dalam menjabarkan sebuah kebahagiaan manusia. Tetapi tidak sedikit manusia kini yang hilang dan tenggelam bersama dirinya sendiri. Bahkan generasi tidak bahagia adalah generasi yang benar-benar layak disematkan pada generasi saat ini.
Aristoteles  berkata jika ingin kebahagiaan, "tapakilah jalan kebajikan". Sebab kebajikan sendiri akan membuat manusia dapat hidup nyaman, tentram, dan bahagia sebagai manusia.
Bukankah generasi saat ini adalah generasi yang egois, dimana kebersamaan sebagai sebuah jalan kebajikan sendiri jarang dilakukan?
Kebanyakan manusia saat ini focus pada dirinya sendiri, karirnya sendiri, dunianya sendiri yang diimitasi dari orang lain. Serta jarang bersosial secara langsung aktif dimedia social, saya kira itu adalah akar dari ketidak bahagiaan manusia saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H