Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aristoteles dan Generasi Kini yang Semakin Tidak Bahagia

24 Oktober 2020   16:48 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:55 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nautilusroom.com

Tidak lain adalah alasan dari tawaran suatu hidup yang pasti dan tercukupi faktor bagaimana kekuarangan diri selalu ditampilkan dalam setiap imajinasi kita. Dimana nantinya menjadi beban kemudian pada sisi psikologis, bawasanya manusia saat ini berlomba dengan kemapanan yang sebenarnya ilusi itu  "kemapanan" tidak dibuat oleh diri kita sendiri. 

Kita sebagai manusia masa kini seperti hilang dalam bab kepemimpinan diri yang dominan akan idealisme pada realitas yang kita rasakan. Begitu juga dengan tawaran-tawaran nasib yang begitu jauh melampaui kadar kebisaan kita mengakses itu, nyatanya semua itu adalah hal yang kita inginkan.

Saya kira jelas sekali apa yang dikatakan oleh Aristoteles seorang pemikir "Filsuf" Yunani itu dalam menjabarkan sebuah kebahagiaan manusia. Tetapi tidak sedikit manusia kini yang hilang dan tenggelam bersama dirinya sendiri. Bahkan generasi tidak bahagia adalah generasi yang benar-benar layak disematkan pada generasi saat ini.

Aristoteles  berkata jika ingin kebahagiaan, "tapakilah jalan kebajikan". Sebab kebajikan sendiri akan membuat manusia dapat hidup nyaman, tentram, dan bahagia sebagai manusia.

Bukankah generasi saat ini adalah generasi yang egois, dimana kebersamaan sebagai sebuah jalan kebajikan sendiri jarang dilakukan?

Kebanyakan manusia saat ini focus pada dirinya sendiri, karirnya sendiri, dunianya sendiri yang diimitasi dari orang lain. Serta jarang bersosial secara langsung aktif dimedia social, saya kira itu adalah akar dari ketidak bahagiaan manusia saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun