Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aristoteles dan Generasi Kini yang Semakin Tidak Bahagia

24 Oktober 2020   16:48 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:55 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apapun yang orang lain punya, secara hasrat diri kita sendiri juga ingin mempunyai itu. Sebab majunya media sosial menjadi perkara yang merumitkan hidup manusia adalah kenyataannya saat ini.

"Bagaimana bayangan kita terhadap orang lain adalah pembunuh dari tidak bahagianya generasi kita saat ini yang maju secara media social, memungkinkan berbagai perbandingan nasib yang akan dibanding-bandingan dengan diri manusia dengan manusia lain".

Begitu juga ketika ketika kita merasakan sesuatu yang kita nilai berbeda dengan orang lain. Adalah ganjalan hidup besar yang kenyataanya "kita", lagi-lagi tidak mampu memimpin diri kita sendiri untuk diarahkan. Sebagaimana jargon menjadi diri sendiri yang sebenarnya kita tidak pernah bisa menjadi diri kita sendiri saat ini.

Selalu saja kita berada pada arus permainan media yang zaman tunjukan sebagai suatu exspresi yang membuat hiburan diri. Tetapi membuat diri tertantang bagaimana caranya membuat diri semakin menarik juga tidak hanya terhadap orang lain, juga terhadap diri kita sendiri.

Maka dari lemahnya kepemimpinan diri manusia memimpin dirinya sendiri seperti terdegradasi jauh melampui hidup manusia, di mana ada anggapan yang penting sudah terpenuhi kebutuhan dasar.

Namun seringkali justru kebutuhan dasar manusia yang seharusnya kita syukuri adalah kebutuhan yang paling tidak disyukuri oleh manusia yang hidup saat ini. Karena semua yang kita lihat dari hidup adalah orang lain, bukan apa yang sedang kita rasakan sebagai sebuah nikmat dari hidup seyogyanya manusia yang sudah kenyang perut seharusnya tidak mengeluh.

Bukankah kini kita tidak dapat mensyukuri bagaimana perut ini sudah kenyang, rumah ini sudah bagus, dan kebutuhan sandang kita sudah terpenuhi sebagai manusia?

Ada ruang besar hasrat yang lain ingin kita kejar dan bagikan kepada khalayak umum. Bagaimana diri memang harus mendapat pengakuan social yang ingin kita tentukan seperti apa mimpi kita atau keinginan kita menjadi sebuah kenyataan.

Yang pasti dalam menentukan itu adalah sesuatu yang menjadi kelemahan kita untuk dikedepankan sebagai tujuan hidup. Semisal kita tidak kaya, disitulah kita akan selalu menyalahkan diri mengapa tidak dapat di posisi itu, dapat menjadi kaya juga.

Tentang kemapanan orang lain yang seperti tanpa hambatan ekonomi, mampu menjawab apa yang kita inginkan sebelumnya, seperti posisi strata hidup yang diperhitungkan banyak orang jelas kita inginkan posisi itu.

Salah satunya  seperti menjadi pegawai pemerintah dengan gaji dan jabatan tunjangan yang tinggi. Memungkinkan diri selalu menjadi yang menarik bagi lawan jenis untuk hidup bersama dalam pernikahan. Tentu  karena tawaran dari kemapanan hidup, yang hasrat manusia itu sendiri inginkan tidak terkecuali dan manusiawi saat ini yakni jaminan hidup mapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun