Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kudeta Jokowi "Bohong", Revolusi Rizieq Shihab Strategi Politik

19 Oktober 2020   19:01 Diperbarui: 19 Oktober 2020   19:54 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Medan.tribunnews.com

Ini bukan dimasa orde lama yang masih memungkinkah dapat kudeta melelui surat perintah, dimana dulu Soeharto dapat menjadi presiden atau mengambil alih kepemimpinan sementara atas surat perintah tersebut disebut supersemar atau surat perintah sebelas maret.

Jikapun saat ini dilakukan kudeta dan Presiden Jokowi mengatakan mundur, buakankah yang diuntungkan adalah wakil presiden yang otomastis menjadi presiden?

Dengan wakil pesiden naik menjadi seorang presiden, bukankah itu kenyataan yang terjadi ketika presiden Soeharto mundur dari jabatannya pada tahun 1998 yang saat itu juga terjadi krisis dan demo besar-besaran?

Untuk itu kudeta bagi yang mau melakukan kudeta sama sekali tidak menguntungkan diera demokrasi ini. Kalaupun presiden mundur, tetap pemilu akan dilaksanakan tidak ditunjuk oleh MPR dan DPR (parleman) seperti saat masa orde lama dulu, melainkan saat ini dipilih langsung oleh rakyat.

FPI dan Habib Riziq Shihab atau siapapun menurut saya tidak akan melakukan kudeta. Sebab melakukan kudeta pun, mereka tidak akan untung apa-apa, tidak mungkin imam besar Habib Rizieq  Shihab datau siapapun dapat menjadi presiden, kecuali wakil presiden.

FPI hanya akan melakukan isu Revolusi, dimana kepentingannya sendiri adalah strategi politik menyemangati demonstrasi omnibus law UU Cipta Kerja. Dan bagi politikus yang menukangi gerakan FPI jika ada, tidak lebih hanyalah mengeruk citra untuk pilpres 2024 nanti.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun