Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasihat Raja Jawa untuk Pekerja

17 Oktober 2020   19:19 Diperbarui: 17 Oktober 2020   20:05 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: alchetron.com

Terkadang jika dipikir lebih dalam, bagimanapun saat ini yang punya uang itu berkuasa, tidak dapat disangakal.

Saya ingat bagimana nasehat dariMmangkunegara IV, salah satu Raja di pulau Jawa dari Keraton Surakarta pernah berkata; "jika tidak jadi pedagang dan bertani, mengabdilah pada Raja".

Kata-kata mengabdi mungkin itulah yang membuat orang tidak punya daya upaya lagi atau tidak punya modal, hidup haruslah rela memang mengabdi atau kerja untuk orang lain.

"Istilahnya saat ini kita tidak ada penghasilan bekerjalah ikut bos. Jika memang kita tidak bisa menjadi bos untuk diri kita sendiri. Berbeda dengan petani dan pedagang yang bekerja hasilnya untuk sendiri"

Maka dari itu bukankah kata mengabdi  sama dengan kerja dengan orang lain? Dari situlah pentingnya filosofi nerima ing pandum atau menerima apa yang sudah menjadi ketentuan oleh nasib kita sendiri?

Untuk itu mau seberapapun kita melawan apapun yang memang bukan ada dalam kuasa diri kita sendiri, sangat amat sulit untuk dapat terealisasi cita-cita apa yang ingin kita kehendaki.

"Adanya omnibus law UU Cipta Kerja yang dinilai meringankan beban pengusaha, kita sebagai pekerja, orang yang megabdi pada pengusaha tersebut, memang harus seyogyangya menerima".

Mau bagaimanapun kita sebagai pekerja tidak punya daya upaya modal. Jika memang punya modal bekerjalah dan membangun usaha sendiri menjadi pedagang atau petani, supaya tidak mengabdi pada bos "raja".

Mungkin seperti itulah abdi atau pekerja, dimana kekuatan yang kecil haruslah disadari dengan rasa prihatin, atau sadar dengan nasib kita sebagai manusia yang hidup di dunia membawa nasib diri masing-masing.

Sebab mau seberapa pun kita seorang abdi melawan Raja (pengusaha) tidak akan dapat menang, meskipun kita punya daya upaya yang banyak yakni tenaga. Karena saat ini untuk dapat menggerakan tenaga harus lah dengan modal.

Tetapi apakah kita akan memgambil hak orang lain pada akhirnya dengan tenaga-tenaga kita? Bukankah jika seseorang mengambil sesuatu yang bukan haknya, apakah nantinya tidak hanya akan menimbulkan konflik saja yang ada?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun