Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PSI dan Konsistensi Kritik Anies Baswedan

17 Oktober 2020   08:35 Diperbarui: 17 Oktober 2020   15:41 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: netralnews.com

Pasca Giring Ganesa ex Vokalis Grup Band Nidji Plt. Ketua Umum PSI mengumumkan akan nyapres 2024, secara pasti nama PSI atau Partai solidaritas Indonesia juga terangkat citra partainya.

Sebagai partai berhaluan tengah, PSI didirikan tahun 2014 lalu, PSI diketuai oleh mantan presenter berita Grace Natalie. Partai ini cenderung mengambil target partisipan kalangan anak muda, perempuan, dan lintas agama.

Memang pasca Giring Ganesha deklarasi nyapres 2024, tidak sedikit juga yang mencemooh, bahakan ada juga dukungan untuk Giring Nidji serta PSI.

Namun cemooh yang dilakukan oleh banyak netizen rata-rata mengatakan bahwa partai PSI adalah gurem tidak akan mungkin mampu membawa kadernya menjadi Capres 2024, di pemilu 2019 saja PSI tidak lolos ambang batas partai politik masuk parlemen.

Mungkinkah benar dengan tidak lolosnya PSI diambang batas parlemen, PSI adalah salah satu partai Gurem yang ada di Indonesia?

Partai gurem sendiri adalah istilah yang digunakan di dunia perpolitikan Indonesia untuk menyebut partai-partai dengan perolehan suara kecil dalam pemilihan umum legislatif.

Istilah Partai gurem sudah muncul dari masa Soekarno ketika banyak partai-partai yang memperoleh kurang dari dua kursi dalam pemilihan umum tahun 1955, contohnya adalah Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (P3RI) dan Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS).[2]

Giring Deklarasi Capres dari PSI 2024

ilustrasi: kompas.com
ilustrasi: kompas.com
Melaui channel YouTube PSI, Senin (24/8/2020) Giring Ganesha secara resmi mengusung dirinya sendiri untuk menjadi calon presiden di pilpres 2024 dari PSI.

Sebagai warga Negara dan punya kendaraan politik, tentu apa yang disampaikan oleh Giring Ganesa tidak lah salah, dan kemungkinan besar dapat nyapres 2024 karena dirinya adalah Plt. PSI atau Partai Solideritas Indonesia.

Tetapi justru sikap pesimisme sendiri ditujukan oleh publik, dapatkah Giring Ganesha Nyapres 2024 mengingat partainya sendiri saja PSI adalah partai gurem?

Paratai gurem diistilahkan oleh publik untuk PSI memang sangatlah realistis mengingat perolehan suara PSI yang kecil dan di parlemen tidak lolos dimasa pemilu 2019.

Mungkinkah apa yang dilakukan Giring Ganesha Deklarasi nyapres 2024 juga ada indikasi untuk menaikan pamor PSI di pemilu 2024 supaya tidak menjadi partai gurem lagi?

Sebagai partainya pemuda, pencapresan Giring Ganesa juga tidak dapat lepas dari euforia pemuda masuk dalam politik nasional.

Pencapresannya sendiri, Giring menilai di pemilu 2024 adalah masanya anak muda untuk maju di pimpinan nasional termasuk calon presiden.

Dengan dalih tahun 2024 adalah tahun anak muda, Giring Ganesha secara percaya diri mencalonkan diri sebagai presiden bahkan secara premature di tahun 2020.

Pertanyaanya, apakah PSI dapat menjadi kendaraan politik yang ideal dan pasti mengantarkan Giring Ganesha menuju panggung pilpres 2024? Mengingat PSI sendiri merupakan partai gurem di kancah politik nasional?

PSI Aktif Kritik Anis Baswedan  

ilustrasi: beritagar
ilustrasi: beritagar

Sebagai langkah citra politik PSI, yang tidak lolos menuju parlemen. Tentu gerakan politik PSI dimana PSI akan mendapat citra partai yang baik dan dapat simpati rakyat, bertumpu pada wakil-wakilnya di daerah. Salah satunya yakni DKI Jakarta yang menjadi kawasan tersorot media nasional.

"Karena secara pasti, isu di Jakarta juga menjadi isu nasional karena dekatnya media-media baik cetak maupun elektronik yang banyak berbasis di Jakarta".

Maka sebagai panggung politik itu sendiri, saya kira PSI selain dari kritisnya PSI pada kebijakan Anis Baswedan di Jakarta, yang tak kunjung terealisasi seperti DP rumah 0% dan kebijakan ganjil Anies Baswedan lainnya .

Mungkin akan menjadi kritik yang tidak ada henti-hentinya di lontarkan oleh PSI, sebab dengan berbagai upaya kritis dan kritik tersebut dapat juga menaikan citra baik PSI sebagai partai baru dikancah politik indoneisa.

Memang langkah poltik PSI di DKI Jakarta selain kirtis dengan program DP 0% Anis Baswedan. Terbaru melalui kader PSI yang menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, Eneng Malianasari juga mengkritik adanya kemunduran pemerintahan DKI Jakarta di pimpin oleh Anis Baswedan.

Pertama PSI menilai bahwa pembahasan anggaran molor. Bahkan Eneng mengatakan pembahasan APBD DKI Jakarta sengaja ditunda oleh pemerintah Anies Baswedan. Ia menilai pembahasan rancangan APBD sudah terlambat lebih dari 3 bulan.

Kemudian, PSI juga menilai trasparansi anggran di bawah kepemimpinan Anise Baswedan buruk di perencanaan maupun realisasinya. Padahal sejak 2017 DKI telah membuka anggran sampai tahap komponen.

Terkhir PSI melalaui wakilnya di DKI Eneng Malianasari, juga menyatakan bahwa DKI Jakarta mematikan laman bpkd.jakarta.go.id. dalam laman tersebut warga DKI Jakarta dapat memantau keuangan DKI Jakarta.

Mungkinkah kritik kepada Anis Baswedan bagi PSI adalah langkah untuk unjuk gigi partai PSI sebagai partai baru, dimana citra politik PSI sangat penting untuk mendapat simpati masyarakat dan memperbaiki suara di pemilu 2024?

Ataukah faktor kritis terhadap Anis Baswedan yang dilakukan oleh PSI karena dalam pemilu 2017 lalu, PSI terang-terangan kontra Anies Baswedan, saat itu PSI mendukung Ahok atau Basuki thaja Purnama?

Oleh karena itu jika memang PSI sebagai partai baru dalam gerakan politiknya ingin berbeda dan kritis terhadap pemerintahan sebagai wakil rakyat.

Bukan hanya untuk citra politik partai PSI untuk dapat simpati masyarakat, apa yang perlu dijaga dan dilakukan oleh PSI adalah konsistensi kritik serta kritisnya pada pemerintahan.

Tetapi jika memang kritik dan kritis hanya sebagai citra politik ingin keuntungan simpati rakyat dan kepentingan partai, apa bedanya PSI dengan partai politik yang lain?

Jika PSI juga ada kepentingan dan dukungan terhadap pemerintah, kemudian mlempem atau tidak kritis saat kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, di situlah rakyat juga menilai, untuk itu mampukan PSI konsisten kritik pemerintah meski pemerintah tersebut didukung PSI?

PSI mampu konsisten, di situlah tidak menutup kemungkinan PSI dapat menjadi partai besar yang mendapat banyak simpati rakyat, bukan tidak mungkin PSI dapat lepas dari image hanya menjadi partai Gurem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun