"Gila juga kau, namamu siapa? Dinan"
Dinan sudah berapa lama kamu oprasi menjadi pengedar narkoba? sudah ada lima tahun, wah kamu bisa di eksekusi.
"Maksudnya?"
Eksekusi mati Dinan, ditembak kamu dilapangan tembak permisan seperti kasus bom Bali
Ah masa bang? Dinan sontak terkejut, jika beneran ditembak mati itu adalah ketakutan terbesarnya setelah dirinya menonton film Amerika Serikat.
Dinan pun mengatakan "Bang Agus kamu kasus apa"? saya melakukan pembunuhan berantai satu keluarga sekaligus supir dan pembantunya sejumlah dua belas orang.
Wih, dalam hati dinan langsung mengkerut, teman satu selnya adalah pembunuh berantai.
Maka sepanjang malam dengan bayang-bayang dieksekusi mati, Dinan jika teringat itu seperti orang yang ketakutan, stress. Tetapi ketika apel pagi menghirup udara di sekitar LP Nusakambangan ia serasa menjadi bebas lagi pikirannya dalam bayang-bayang eksekusi mati.
Tiga bulan sudah Dinan mendekam di penjara pulau Nusakambangan bersama Agus sang pemunuh berantai itu. karena tetap di bulan ketiga ada pengumuman tahanan di sel sepuluh akan dieksekusi mati.
Sel sepuluh adalah sel Dinan dan Agus, medengar kabar itu Dinan langsung terkejut dan berpasrah kepada Agus.
"Bang Agus mungkin saya yang akan dieksekusi, sel sepuluh siapa lagi kalau bukan saya, banyak kasus pengedaran narkoba lain juga banyak yang dieksekusi"