Apa yang ditunggu dari pilpres 2024 bagi saya yang paling menarik adalah manuver pendukung bukan pelaku politiknya.
Mengapa pendukung lebih menarik, karena jelas seorang politikus, mereka mengutamakan kepentingan dalam berpolitik itu sudah tidak dapat disangkal.
Namun berbeda dengan pendukung yang berasal dari rakyat biasa, kebanyakan mereka tanpa kepentingan politik tetapi lebih ramai melebihi yang berpolitik, faktor kecintaan pada figure politik.
Maka dari itu drama-drama pendukung justru yang layak dinantikan. Sebab sebelum 2024 sendiri bahasan tentang capres pilihan mereka masing-masing sudah ramai dan tidak sedikit yang sudah menetukan saat ini meski pilpres 2024 masih jauh.
Saya lihat di beberapa media social kini ramai sekali bahasan capres 2024. Tentu ramainya ketika secara premature di tahun 2020 Gatot Nurmantyo sudah bergerak meraup citra masyarakat sebagai calon presiden di 2024.Â
Tentu dengan menyeberangnya Prabowo Subianto yang demi kepentingan politik bergabung ke pemerintahan Jokowi dan menjadi seorang menteri di pemerintah Jokowi.
Di mana di pilpres 2014 dan 2019 antara Jokowi dan Prabowo Subianto adalah rival politik yang membelah masyatakat saat itu lewat kontestasi politik pilpres 2014 dan 2019.
Bukankah dengan adanya narasi menyebrangnya Prabowo Subianto ke Jokowi membuat pendukung Prabowo geram dan juga pendukung Jokowi dulu "Projo" kecewa?
Disinyalir orang-orang Projo kecewa tidak dapat jatah posisi dalam pemerintahan, akhirnya tahun 2019 Projo membubarkan diri?
Atukah mungkin Projo bubar karena Jokowi sudah tidak dapat mencalonkan diri kembali menjadi presiden di 2024 nanti?
Inilah yang menjadi pertanyaan saya, ke manakah Projo (Pro Jokowi) mereka akan menyebrang nanti di pilpres 2024?
Bukankah Projo sendiri merupakan kekuatan politik yang efektif, di luar partai politik yang mampu membawa Jokowi ke kursi kekuasaan dua periode saat itu?
Oleh sebab itu drama-drama poltik kali ini benar-benar membuat saya penasaran dengan dinamika-dinamika pilpres 2024 nanti.
Peta pendukung politik 2024 pasti akan bertansformasi mengingat banyak figure-figure baru bermunculan ingin nyapres.
Bahkan yang tidak terduga Giring Nidji juga secara resmi mendeklarasikan diri akan nyapres 2024, walau perannya sendiri tidak diperhitungkan dapat unjuk gigi mengingat PSI sendiri mempunyai kekuatan yang kecil.
Maka menyebrangnya Prabowo Subianto yang tentu membuat kecewa sebagian besar pendukungnya.Â
Dimana banyak pihak mereka para pendukung Prabowo Subianto kini kecewa dengan dirinya menyeberang ke kubu Jokowi.
Saya kira alasan itu akan menambah semarak peta dukungan politik yang akan berubah, dimana jelas cita rasa pilpres 2019 tidak akan terasa lagi di 2024 seperti 2014 cita rasa 2019.
Prabowo Subianto yang dinilai oleh banyak pengamat politik paling potensial terpilih menjadi presiden seperti dimentahkan oleh pergerakan Gatot Nurmantyo, yang dalam gerakannya sendiri mampu meraup simpatisan ex pendukung Prabowo Subianto di 2019 dan 2014.
Maka panggung pilpres 2024 sendiri menurut saya akan sangat berat bagi Prabowo Subianto untuk dapat terpilih sebagai presiden Indonesia 2024 nanti.
Karena syarat utama Prabowo Subianto dapat menjadi presiden adalah harus mampunya Prabowo Subianto meraup simpati dari ex pendukung Jokowi yakni Projo.
Jika memang Prabowo Subianto nantinya dapat meraup simpati dan dukungan dari projo, saya kira menjadi presiden di 2024 bagi Prabowo Subianto sangat mungkin.
Tetapi jika tidak Prabowo Subianto akan tenggelam jika di 2024 mencalonkan lagi sebagai calon presiden.
Maka strategi utama Prabowo Subianto jika akan nyapres 2024, pertama-tama adalah mendekati projo atau pro Jokowi yang menjadi relawan Jokowi saat itu di pilpres 2014 dan 2019.
Saat ini dimana Prabowo Subianto masuk dalam pemerintahan Jokowi adalah waktu yang tepat dalam mencari simpati ProJo atau relawan Jokowi.
Bukan tidak mungkin jika Prabowo Subianto loyal pada Jokowi dan banyak menuai prestasi di pemerintahan Jokowi, saya kira tidak segan-segan relawan Jokowi yang tergabung dalam projo sendiri akan berbalik mendukung Prabowo Subianto.
Ditambah nanti ada restu dari Jokowi, dimana Jokowi efek nantinya dapat digunakan oleh Prabowo Subianto dalam meyakinkan relawan Jokowi dulu. Maka bukan tidak mungkin pro Jokowi berubah menjadi pro prabowo di pilpres 2024 nanti.Â
Bukan tidak mungkin juga hanya pelaku politik yang dapat bermanufer, pendukung pun punya kesempatan yang sama dalam bermanufer politik. Sebab kecintaan politik dapat saja berubah, tidak mungkin tidak dari cinta pada Jokowi berbalik cinta pada Prabowo Subianto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H