Tidak ada yang tidak mungkin, karena bisa terjadi dalam hal kepopuleran dunia politik. Orang berpolitik memang bisa saja membuat drama sendiri seperti untuk menaikan pamor sebagai politikus, supaya naik terus popularitasnya di media dan dapat simpati pemilih untuk memenangkan pemilu.
Begitu juga organisasi KAMI dan Gatot Nurmantyo yang ingin suatu simpati masyarakat, bawasannya gerakan mereka terus mendapat tekanan oleh segelintir ormas dan kelompok-kelompok politik lain bisa saja dibuat sendiri.
Bukankah sungguh tidak mungkin video viral yang menunjukan wawancara pengakuan dibayar 100 ribu kalau bukan temannya sendiri, yang mau untuk diwawancarai dan dibuat Videonya lalu di viralkan tersebut?
Jika memang pendemo beneran, sudah pasti pihak yang bertentangan dengan KAMI maupun Gatot Nurmantyo, pasti tidak mau memberi suatu keterangan.
Inilah yang terkadang sesuatu itu demi kepopuleran semata dapat membodohi publik seperti para artis membuat gosip agar sorot kamera terus mengikuti dirinya.
Begitu pun narasi suatu organisasi politik yang dinilai sering dapat tekanan dari organisasi-organisasi lain. Bisa saja mereka membuat suatu trik terus ditentang demi simpati, bukankah itu sesuatu yang sangat mungkin dilakukan?
Maka heboh dan viralnya pengakuan demonstran yang dibayar 100 ribu di Surabaya membuat kisruh pasca acara KAMI di Jawa Timur ditanggapi santuy dan menohok oleh sejumlah Netizen.
Banyak netizen yang tidak percaya dan pendemo itu adalah suruhan oleh KAMI dan Gatot Nurmantyo sendiri. Membuat video pengakuan bahwa demo dua mahasiswa itu dibayar oleh pihak-pihak lain yang tidak suka dengan KAMI dan Gatot Nurmantyo untuk meruncingkan suasana lebih tenar di media.
Netizen yang skeptik dan tidak percaya juga meminta masyarakat dikasih bukti yang valid ditanya pendemo tersebut dari mana, siapa yang bayar, bukankah jika terus ditelisik dapat ketemu pelakunya?
Netizen pun meminta jika memang itu betulan bukan setingan dari KAMI dan Gatot Nurmantyo sendiri. Mereka meminta dilaporkan dan ditindak lanjuti pihak kepolisian. Kalau hanya upload video pengakuan pendemo di social media gitu aja, dinilai oleh Netizen sebagai pengiringan opini supaya popularitas KAMI dan Gatot Nurmantyo terus naik.
Sebab semakin di-ekspose dan semakain banyak kejadian akan berbanding lurus semakin tenar juga. Mau bayaran atau tidak yang pasti Netizen banyak menilai demo KAMI di Surabaya didemo oleh anggotanya sendiri, dibayar sendiri, bentrok sendiri, diwawancarai sendiri, diviralkan sendiri. Semua tujuannya sama yaitu popularitas politik dan mengeruk simpati masyarakat. Â Â Â