"Hanya orang dungu percaya habib Rizieq shihab meninggal di tabrak Unta"
Ketua Umum PA212- Slamet Ma'arif
Memang mencengangkan apapun kabar yang tidak benar itu di hembuskan di media sosial. Tentu dengan kabar "Hoax" atau tidak benar sebenarnya sangat layak dihindari untuk tidak menimbulkan kegaduhan publik.
Tetapi dalam hal media, apalagi untuk mendulang suatu keuntungan dalam konsumsi beritanya. Kabar hoax yang disampaikan dan dimuat dimedia besar atau kecil sekalipun juga tentu punya dalih keuntungan, dimana akan berbondong-bondongnya pembaca mencari kabar itu meski adalah Hoax.
Namun itulah kenyataan yang harus diterima dalam hidup diera digitalisasi saat ini dengan kemajuan media yang begitu pesat baik konvensional, amatiran, maupun media social yang perananya tidak dapat dilepaskan dari kemudahan hidup berkomunikasi.
Karena itu dimana saat ini setiap orang dapat beropini seenak hati melalui media sosialnya. Bukankah jika sudah seperti itu adanya tidak ada rem antara kabar benar dan salah?
Memang benar sebagai negatifnya kemajuan media, hanya akal sehat yang bisa menimbang suatu informasi yang masuk kedalam memori pemikiran kita.
Jelas bagi saya kabar "Habib Rizieq meninggal ditabrak Onta di Arab Saudi" adalah "jahat" meminjam Dian Sastro Wardoyo dalam adegan film Ada Apa Dengan Cinta 2.
Kata "Jahat" diungkapkan karena kekecewaannya terhadap Rangga "Nicholas Saputra" yang meninggalkannya bertahun-tahun tanpa kabar dan kepastian ke luar negri.
Jika meminjam kata maestro dan raja dangdut dangdut republic Indonesia tercintah Roma Irama yang punya partai politik idaman "terlalu".