Tepat empat bulan yang lalu saya di PHK. Bagi saya tentu ini adalah sesuatu yang baru dalam hidup saya. Sebelumnya ketika saya keluar dari tempat kerja, tidak pernah diberhentikan di tengah jalan; sebut saja sejenis PHK.
Sejak dulu saya bekerja kalau memang tidak habis kontrak dan tidak mendapat project lagi dari perusahaan, saya pasti keluar dari tempat kerja. Tetapi seringkali saya sengaja keluar dari tempat kerja "perusahaan" karena memang keadaan lingkungan kerja sudah tidak nyaman dihati. Untuk itu sudah biasa saya akhirnya pergi dan mencari tempat kerja baru lagi.
Menapaki jejak kerja, saya memang sudah bertahun-tahun lamanya melakoni aktivitas kerja. Saya mulai menginjak dunia professional kerja saat tahun 2009 bermula dari Jakarta.Â
Merantau-merantau kemanapun sampai ke pulau Bali. Akhirnya tahun  2019 lalu ,saya bekerja di kampung halaman saya sendiri di Kabupaten Cilacap.Meski nilai gaji sendiri terbilang kecil sebatas UMK Cilacap yang hanya dua digit JeTe. Saya merasa santai saja.Â
Sebab kebutuhan makan dan tempat tinggal ditopang oleh orang tua di kampung. Praktis kebutuhan saya hanya untuk jajan dan menabung sesekali bantu orang tua beli lauk atau bayar tagihan air dan listrik.
Tetapi yang terkadang menjadi ganjalan saya saat ini. Dimana saya sudah mengenal dan dekat wanita yang ingin saya lamar untuk saya per-istri. Di PHK benar-benar pukulan bagi saya.
Karena terus terang melamar wanita ketika tidak bekerja seperti sayur kurang garam menurut persepsi saya. Apalagi dihadapan calon mertua. Jelas saya malu melamar anak orang ketika saya sendiri seorang pengangguran.
Disamping itu saya juga ketika bekerja deket dengan rumah "keluarga" sebenarnya banyak kesempatan lain. Dimana ketika kerja di kampung halaman sendiri dan kebetulan jodohnya juga dekat rumah. Tidak akan LDRan dengan istri dan akan-anak tercinta kelak.Â
Sebab saya sendiri sudah enggan merantau sebenarnya lelah di tanah perantauan.Tetapi dengan di PHKnya saya, kesempatan dan mimpi itu bubar semua meski saat ini saya harus bangun mimpi itu dari awal lagi.Â
Memang virus corona menghancurkan segalanya. Negara Indonesia juga diambang resesi ekonomi. Dimana terjadi pelambatan aktivitas ekonomi yang membuat lowongan kerja saat ini sulit sekali. Banyak perusahaan gulung tikar atau vakum sementara waktu ini di masa pandemi.
Meskipun bantuan untuk memperbaiki ekonomi Negara dikucurkan belum lama ini. Subsidi untuk para pekerja gaji dibawah 5 juta per-bulan. Sayang sekali saya tidak dapat subsidi tersebut. Karena saya bukanlah pekerja aktif yang masih disetorkan BPJS ketenagakerjaan oleh perusahaan saya sebelumnya.
Maka kembali lagi semua harus disyukuri. Apa yang mungkin saat ini kita rasakan seperti terkuburnya mimpi, angan-angan, serta harapan harus musnah.Tidak kita sendiri yang merasakan. Oleh karena itu terimalah sebagaimana orang lain juga saat ini sedang meratapi nasib yang sama dengan diri kita: orang-orang yang ter-PHK.
Di Amerika Serikat perusahaan judi ternama asal las vegas MGM Resorts Internasional juga mengalami hal yang sama mem-PHK karyawannya. Tidak tanggung-tanggung jumlahnya 18.000 ribu karyawan.
Saya sendiri yang bekerja di sector telekomunikasi angkatan PHK yang bareng dengan saya 500 karyawan saja geleng-geleng. Ini 18.000 karyawan, ngeri sekali nasibnya akan seperti apa, saya sendiri terkatung-katung dan teman-teman saya terkatung-katung belum mendapat pekerjaan yang baru.
Jika saya sudah di PHK empat bulan yang lalu. 18.000 karyawan judi di Amerika Serikat baru akan di PHK hari senin (31/8). Namun yang berbeda dengan saya karyawan perusahaan di Indonesia, ketika sudah di PHK, ya sudah dibiarkan begitu saja.Â
Tetapi perusahaan judi MGM Las Vegas masih mending, mereka mendapat tunjangan kesehatan sampai satu bulan kedepan. Perlu disadari imbas virus corona memang sudah hitungan dunia. Apa yang saat ini dirasakan oleh Negara kita, dirasakan juga oleh masyarakat Negara lain.Â
Jika memang tidak terima, tidak terima dengan siapa? Mau mengeluh juga, mengeluh dengan siapa? Tidak ada harapan lain selain mengharap agar isu virus corona di dunia cepat selesai. Segera ada vaksin yang benar-benar ampuh agar kita dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.Â
Jalan satu-satunya tidak ada yang lain adalah terima nasib diri apa adanya. Karena pada saatnya ketika ekonomi tumbuh kembali. Bukan tidak mungkin kesempatan kerja itu akan ada kembali.Â
Saat ini mungkin kita oleh alam semesta diberi tanda untuk istirahat, membangun mimpi kita kembali, menata harapan yang hampir pupus untuk dibangun lagi.
Bukan kita saja yang terkena PHK, pekerja-pekerja di belahan dunia lainnya juga mengalami hal yang sama. Tetap berjuang dan tetap semangat, optimis untuk semua kebaikan di masa depan kita semua.
"Kita harus tetap berkarya, melaju, sembari menunggu krisis setiap lini akibat virus corona ini berakhir. Tentu untuk kembali kepada aktivitas masing-masing seperti sediakala".
Namun pulihnya ekonomi butuh waktu yang tidak sedikit memungkinkan kita dituntut untuk sabar. Maka teruslah semangat dan produktif. Buktikan setidaknya kita mampu tetap semangat menjalani hidup sebagai manusia apapun kondisinya.Â
Percayalah sesudah gelap ada masih terang yang menanti disana. Tetap berkarya dan bersemangatlah, krisis ekonomi dan virus corona bukanlah akhir dari segalanya. Namun awal dari segala-galanya untuk umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H