Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paradoks Hidup, Uang, dan Sandaran Hati

14 Agustus 2020   08:08 Diperbarui: 17 Agustus 2020   08:00 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: 4.bp.blogspot.com

Namun apakah rasa kesepian itu benar-benar karena kita ingin mempunyai teman? Mungkinkah hanya karena kita: tidak mampu berdamai dengan rasa sepi, yang suatu saat menghampiri diri kita sendiri sebagai manusia kita tidak berani memandang hidup dalam kebersamaan itu?

Tetapi dengan kelajangan yang cenderung soliter disini saya rasakan semakin memperihatinkan. Apakah ia benar-benar membutuhkan cinta untuk merubah hidupnya? Dan tentang cinta itu, apakah selalu saja disajikan untuk mengurangi rasa kesepian diri manusia masing-masing?

Mungkinkan cinta ada untuk seperti itu "kegunaannya" bagi manusia saling mengobati rasa sepi untuk diri manusia itu sendiri?

"Kehidupan, sampai kapan-pun ia dijalani, manusia membutuhkan teman pada akhirnya, yang tidak saja saling mengerti. Tetapi saling melengkapi diri, saling dukung-mendukung dalam pengembangan diri masing-masingnya untuk mencapai tujuan hidup masing-masing".

Karena tentang tujuan dari hidup manusia itu, ia akan terus menapaki jalan apa yang menjadi misi jiwanya tersebut berlari, berdiri, menatang sebagai manusia ".

Berbagai ide tentang kata "lengkap", apakah hidup manusia lengkap jika ia punya kekasih? Kekasih sebagai tempat dimana; ia sendiri menggantungakan hidupnya bersama sikap menyandarkan segenap rasa pada kehidupan masing-masing satu dengan lainnya?

Mungkinkah "benar", kekasih dapat membuat kesepian hidup satu manusia berkurang? Atau jangan-jangan memang manusianya sendiri yang hidupnya selalu kurang? Dimana ia gagap menanggapi kesepian, lalu membuat suatu yang menarik didalam dirinya untuk supaya: "tidak bosan dengan kesepian itu yang disinyalir dari berbagai artikel disana, bahwa: rasa kesepian juga dapat membunuh manusia dalam kehidupannya?

Tentu bukan manusia jika ia tidak punya cara, begitupun cara unik diri dalam menanggapi rasa sepi yang ada didalam dirinya sendiri. Mempunyai kekasih yang masih dipertanyakan dirinya, apa benar hidup harus berkasih antara pria dan wanita untuk berteman selamanya?

Lebih khusunya lagi mengurangi rasa kesepian yang ada secara bersama-sama? Untuk menantang tantangan hidup yang semakin menantang setiap zamamnya yang akan terjadi pada diri manusia?

Memang seperti sebuah kebenaran. Usia yang semakin matang dalam jumlah angka sendiri sangat menyulitkan bagi saya. Mereka dan kita sangat sulit mencari teman dalam setiap permainan tongkrongan. Sebab teman didalam usia 30-an sepertinya tidak akan lagi ada di zaman dimana; "kita manusia hanya bersenang-senang, nongkrong-nongkrong, untuk menikmati kehidupan setiap hari".

Umumnya diusia akan menginjak 30-an dan masih lajang, ia memang akan terasing oleh kehidupan sosial pada akhirnya.  Bersosial dengan orang yang sudah tua di pos ronda seperti riskan, "kita saat ini belum menjadi orang tua, itulah masalahnya dengan tua dalam zona ketanggungan setengah dari umur kebanyakan jika dihitung 60-an".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun