Bukan tidak mungkin jika memang budaya ketokohan, serta siapa-siapa dulu dalam pembentukan partai penyumbang modal terbesar untuk mendirikan partai tidak dapat melepas sama halnya pemegang saham perusahaan, dari sanalah figure-figure politikus mempuni masa depan "ketokohannya" akan tenggelam jika memang tidak ada ruang sebagai elit partai (ketua umum) partai.
Langkah yang tepat diambil oleh politukus Surya paloh serta Hary Tanoe Subdibyo mendirikan Partai Nasdem dan Perindo guna mendukung ketokohannya dalam kancah politik nasional Indonesia.
Tetapi pun partai lain seperti Airlangga Hartanto di Golkar serta Zulkifly Hasan di PAN sebagai regenerasi ketua umum.
Sudah pasti untuk melangkah kesana sendiri, "modal" baik finansial maupun ketokohannya seperti mendirikan partai baru, harus di kocek dari kantong pribadinya sendiri meskipun partai tersebut merupakan partai lama.
Namun tanpa figure yang kuat sebagai pendiri yang disandang Airlangga Hartanto di Golkar dan Zulkifly Hasan di PAN, kekuatan akan ketokohannya jelas berbeda dengan pendiri partai serta penyokong terbesar modal mendirikan sebuah partai.
Oleh sebab itu, tanpa dukungan modal yang kuat sebagai ketua umum partai mereka dapat dirong-rong dari kepengurusan partai tersebut berbeda dengan tokoh sentral pendiri sekaligus penyokong modal awal seperti SBY, Megawati, Prabowo dan lain sebagianya politikus pendiri partai.
Maka dari itu politikus muda sebagai regenerasi partai politik yang mempuni tanpa mereka mendirikan sebuah partai sendiri seperti Adian Napitulu, Budiman Sujatmiko, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Sandiaga Uno, Anis Baswedan serta politukus muda lainnya.Â
Sampai kapanpun tetap saja akan menjadi kader bukan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam elite partai politik seperti ketua umum.
Berkaca dari Presiden Joko Widodo yang ada di dalam puncak karir politiknya sebagai presiden, bukankah ia hanya didapuk sebagai petugas partai politiknya PDIP?Â
Oleh karena itu, madegnya regenerasi dengan berbagai kepentingan politik elit partai pendiri serta pemodal, seperti itulah gambaran kedepan arah semua partai politik yang ada Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H