Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketum Partai Tidak Terganti, Cermin Mandegnya Karier Politikus Mempuni?

11 Agustus 2020   13:08 Diperbarui: 15 Agustus 2020   10:57 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: wow.tribunnews.com

Bukan tidak mungkin jika memang budaya ketokohan, serta siapa-siapa dulu dalam pembentukan partai penyumbang modal terbesar untuk mendirikan partai tidak dapat melepas sama halnya pemegang saham perusahaan, dari sanalah figure-figure politikus mempuni masa depan "ketokohannya" akan tenggelam jika memang tidak ada ruang sebagai elit partai (ketua umum) partai.

Langkah yang tepat diambil oleh politukus Surya paloh serta Hary Tanoe Subdibyo mendirikan Partai Nasdem dan Perindo guna mendukung ketokohannya dalam kancah politik nasional Indonesia.

Tetapi pun partai lain seperti Airlangga Hartanto di Golkar serta Zulkifly Hasan di PAN sebagai regenerasi ketua umum.

Sudah pasti untuk melangkah kesana sendiri, "modal" baik finansial maupun ketokohannya seperti mendirikan partai baru, harus di kocek dari kantong pribadinya sendiri meskipun partai tersebut merupakan partai lama.

Namun tanpa figure yang kuat sebagai pendiri yang disandang Airlangga Hartanto di Golkar dan Zulkifly Hasan di PAN, kekuatan akan ketokohannya jelas berbeda dengan pendiri partai serta penyokong terbesar modal mendirikan sebuah partai.

Oleh sebab itu, tanpa dukungan modal yang kuat sebagai ketua umum partai mereka dapat dirong-rong dari kepengurusan partai tersebut berbeda dengan tokoh sentral pendiri sekaligus penyokong modal awal seperti SBY, Megawati, Prabowo dan lain sebagianya politikus pendiri partai.

Maka dari itu politikus muda sebagai regenerasi partai politik yang mempuni tanpa mereka mendirikan sebuah partai sendiri seperti Adian Napitulu, Budiman Sujatmiko, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Sandiaga Uno, Anis Baswedan serta politukus muda lainnya. 

Sampai kapanpun tetap saja akan menjadi kader bukan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam elite partai politik seperti ketua umum.

Berkaca dari Presiden Joko Widodo yang ada di dalam puncak karir politiknya sebagai presiden, bukankah ia hanya didapuk sebagai petugas partai politiknya PDIP? 

Oleh karena itu, madegnya regenerasi dengan berbagai kepentingan politik elit partai pendiri serta pemodal, seperti itulah gambaran kedepan arah semua partai politik yang ada Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun