Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dilema Sang Penganggur

10 Agustus 2020   19:27 Diperbarui: 10 Agustus 2020   20:07 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: halosehat.com

Saat hati dan sukma ini mulai meraba

Lirih ditengah pepohonan hijau di sana

Gerangan yang terjadi pada bait senja

Saat ini aku merasa bingung sampai hati

Terdiam di kala aku bangun tidur setiap pagi.

Tentang sebuah nasib diri

Apakah dengan genderang lain tidak tertampak nyatanya saat ini?

Kesibukan pagi seperti telah memudar

Kenyataannya sebuh pekerjaan

Dijalankan pun membuat beban, tetapi sebuah kebutuhan.

Rasanya aku ingin bertanya pada siang

Karyawan di-PHK perusahaan, nasibmu!

Di meja ini aku peganggi kepala ini

Sejenak aku memandangi laptopku yang sudah lusuh

Perasaanku seperti tergerus badai saat angina rebut itu datang.

Siang yang saat ini seperti mencekram

Dilema sang penganggur itu adalah diriku

Irama terik matari yang sudah tidak lagi dapat aku nikmati

Nasib, sampai kapankah ekonomi itu akan pulih kembali?

Diempas angin dibawah kipas listrik ini aku memohon

Padamu Tuhan semesta alam!

Kembalikan aku pada setiap aktivitas kerjaku

Seperti sediakala, saat itu

Bidadari yang akan aku lamar kini menungguku

Tidak mungkin aku sebagai lelaki

Melamar wanita sebagai sang pengangguran itu.

Memang jika saling menerima

Apapun nasib hidup, sudah tidak perlu bertanya

Tetapi ini abad ke-21 yang ada acuannya.

Berlinanglah kemurinian jiwa

Iringi langkahku mengubah nasibku

Meniarilah, hiduplah dengan menari.

Dilema seoraang penganggur!

Nasib cinta janganlah tiada dua

Tunggu aku memperbaiki nasibku, sayangku

Suatu saat aku akan datang untukmu

Memadu kasih kita yang suci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun