Namun, keberangkatannya itu menyandang misi lain yang sebelumnya berteugs untuk mengajari Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang Jawa, Bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu.
Dua tahun pertama di Eropa Raden Saleh pakai untuk memperdalam bahasa Belanda dan belajar teknik mencetak menggunakan batu.Â
Sedangkan soal melukis, selama lima tahun pertama, ia belajar melukis potret dari Cornelis Kruseman dan tema pemandangan dari Andries Schelfhout karena karya mereka memenuhi selera dan mutu rasa seni orang Belanda saat itu. Â
Saat pemerintahan Raja Willem II (1792-1849) ia mendapat dukungan serupa. Beberapa tahun kemudian ia dikirim ke luar negeri untuk menambah ilmu, misalnya Dresden, Jerman.Â
Di sini ia tinggal selama lima tahun dengan status tamu kehormatan Kerajaan Jerman, dan diteruskan ke Weimar, Jerman (1843). Ia kembali ke Belanda tahun 1844. Selanjutnya ia menjadi pelukis istana kerajaan Belanda.
Saleh kembali ke Hindia Belanda pada 1852 setelah 20 tahun menetap di Eropa. Raden Saleh bekerja sebagai konservator lukisan pemerintahan kolonial dan mengerjakan sejumlah portret untuk keluarga kerajaan Jawa, sambil terus melukis pemandangan.Â
Namun dari itu, ia mengeluhkan akan ketidaknyamanannya di Jawa. "Disini orang hanya bicara tentang gula dan kopi, kopi dan gula" ujarnya di sebuah surat yang sebelumnya sudah terbiasa hidup di Eropa.
Tafsir Lukisan Penangkapan Diponegoro
Menurut pengamatan saya bahwa alasan Raden Saleh melukis penangkapan pangeran diponegoro adalah karena dirinya merupakan konservator pemerintah Kolonial belanda yang bekerja untuk Kerajaan Belanda "melukis mengabadikan momentum terbaik pemernitah Kolonial Belanda"
Lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro yang berawal: pada tanggal 28 maret 1930 setelah pasukan diponegoro berperang dengan tentara Kerajaan Belanda yang disebut dengan Perang Jawa mengakibatkan kerugian baik materi dan korban jiwa dikedua pihaknya.Â