Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Rakyat Cilacap di Buku: Kunang-kunang Negri Malam

24 Juli 2020   18:39 Diperbarui: 24 Juli 2020   18:45 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokpri

Mungkin adalah suatu kehormatan besar kepada setiap penulis termasuk saya, dimana berkat dari sebuah peninggalan tulisan itu yang berbau sejarah, cerita-cerita rakyat, atau ide-ide kemudian dapat dipelajari lagi meskipun saat ini kita ada dan hidup bukan lagi digenerasi yang sudah lalu.

Perlu pembaca ketahui semua seri yang akan saya tulis sebagai sebuah karya sastra karangan dari Cerita Rakyat Cilacap yang ada di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah merupakan perkembangan kepenulisan dari karya tulis lama warga Desa Karangrena mengadopsi cerita rakyat desa yang secara turun temurun diceritakan sebagai doneng dan jejak sejarah.

Memang dalam sejarah kepenulisan sendiri, saat ini tidak semua desa di seluruh plosok-plosok negri ini mempunyai bukti kepeninggalan teks sejarah yang dapat dikembangkan setiap satu periode hidup masyarakatnya guna menjadi tonggak pengetahuan tentang asal-usul desaya masing-masing.

Desa Karangrena termasuk beruntung meskipun buku sederhana yang terdiri dari beberapa halaman dan narasi tulisan yang acak tentang perjalanan Desa Karangrena, cerita-cerita rakyat jaman dulu, serta pengalaman-pengalaman hidup penulis yang dikemas dalam buku "Kunang-kunang Negri Malam" menjadi isi yang dapat dijadikan suatu acuan periode cerita hidup di desa saya Karangrena untuk dikembangkan dengan ditulis kembali.

Buku "Kunang-kunang Negri Malam" ini saya dapat dari teman saya yang kebetulan salah satu anak dari penulisnya yaitu: "Sudarso" warga Karangrena yang dalam generasinya sendiri hingga saat ini masih berdiam di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.

Kurang lebih dan masih butuh penjabaran yang panjang dan mendasar tentang kesejarahan Desa Karang Rena, isi buku "Kunang-kunang Negri Malam" ini merupakan dongeng atau cerita rakyat Cilacap daan sejarah khusunya yang ada di Desa Karangrena, yang secara turun-temurun dapat dijadikan referesi sejarah untuk pengetahuan anak Desa Karangrena yang ingin tahu cerita asal usul Desa Karangrena.

Didalam buku ini terdapat sejarah lurah pertama Desa Karangrena bernama Sarakerta pendatang dari banyumas kota yang dulu merupakan seorang prajurit kerjaan mataram di banyumas yang masih kerabat "ponakan" adipati purbalingga. Saat dalam tugas ke Karangrena yang dulu masih perkampungan masyarakat belum ada nama Karangrena, bertemu dengan anak perawam ki Citra tuna seorang petani yang lebih dulu mendiami perkampungan yang kini disebut Desa Karangrena.

Karena terpikat dengan kecantikan anak prawan Ki Citra tuna, Sarakerta akhirnya menikahi putri Ki Citra tuna yang cantik. Ki Citra tuna sendiri adalah seorang petani yang rajin dan memiliki lahan yang luas, karena umumnya jaman dulu ketersediaan lahan asal bersedia dan rajin babad hutan sudah pasti lahannya luas.

Kesuburan tanah Desa Karangrena  menjadi sebab Ki Citra tuna dan leluhur-leluhurnya mendiami kawasan Desa Karangrena yang dulunya bernama kawasan Tegong yang berarti "Belok", dimana tempat itu berada strategis di susur Sungai Serayu yang membelok ke barat. Pada akhirnya oleh Sarakerta dinamakam Desa Karangrena setelah dirinya diangkat oleh Bupati pertama Kabupaten Cilacap sebagai lurah pertama Desa Karangrena lantaran lamanya mengabdi sebagai seorang prajurit di Keresidanan Banyumas..

Buku "Kunang-kunang Negri Malam" juga bercerita tentang hewan-hewan liar yang masuk desa, serta kekuatan dari tokoh-tokoh masyarakat desa yang mampu meladeni hewan liar tersebut ketika masuk Desa Karangrena yang dulu sebagian wilayahnya adalah hutan dan rawa dipinggiran Sungai Serayu.

Ada kisah-kisah heroik dimana seorang manusia bertarung dengan Macan dan juga bertarung dengan Babi hutan yang masuk desa kelaparan untuk mencari makan. Kedua hewan liar tersebut masuk rumah masyatakat Desa Karangrena membuat warga desa takut.

Tidak ketinggalan juga dongeng-dongeng cerita rakyat Banyumas  ditulis oleh Sudarso pengarang buku "Kunang-kunang Negri Malam". Sebab desa Karangrena sendiri ada juga peran dari migrasinya penduduk-penduduk Banyumas kota yang mencari lahan baru untuk beranak-pinak sebagai kumpulan masyarakat membabad hutan disekitar sungai serayu kearah selatan yakni daerah cilacap. Untuk itu cerita rakyat Banyumas juga populer dan turun temurun menjadi cerita yang diturunkan untuk cerita anak cucu di Desa Karangrena.

Versi asli dari buku Kunang-kunan Negri Malam" memang dalam tulisanya belum tuntas. Masih butuh kajian-kajian baik dari sisi legenda ketokohan, dongeng, maupun relevansi dengan sejarah secara actual terkait dengan Desa Karangrena, Cilaca, dan keresidenan pada umumnya..

Namun satu lagi yang harus dipahami secara arif dan budiman oleh pembaca, ini bukan sejarah asli, tetapi mitologi berdasar cerita-cerita rakyat jaman dulu yang pasti ada relevansinya dengan sejarah Desa Karangrena secara tidak langsung.

Sebab dalam unsur lain di buku "Kunang-kunang Negri Malam"  ini bercerita bagaimana suburnya tanah Desa Karangrena, industri-industri pada jaman dulu yang ada di Banyumas Raya sebagai mata pencaharian masyarakat seperti kerajinan grabah tanah, alat-alat masak, kendil dan sebagainya, semua dicatat oleh penulis buku tersebut "sudarso" yang hidup dimasa tahun 1945-an sampai dengan paca reformasi tahun 1998.

Dapat dikatakan karya tulis Sudarso ini adalah memoar dirinya sewaktu hidup, dimana ketika dirinya sedang menjalani sekolah di "sekolah rakyat" Desa Karangrena, dirinya dan kawan-kannya juga disuguhkan oleh guru bagaimana perjalanan sejarah Desa Karangrena dari masa ke masa, hingga cerita rakyat yang bermuculan sebagai sebuah dongeng bersejarah masyarakat Desa Karangrena.

Tentu saat masa-masa kronik G 30 S yang sebagian menyasar kaum terpelajar desa yang aktif dalam organisasi kempemudaan pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan, Sudarso juga ikut terjun didalamnya sebagi aliansi pemuda terpelajar dulu. Entah kemana arah politik dari Sudarso pada intinya ia berjuang untuk Indonesia yang merdeka sebagai anak-anak rakyat yang masuk dalam perjuangan membela negara.

Pasca kronik G 30 S pecah  dirinya oleh orde baru diseret ke LP atau lembaga pemasyarakatan Nusakambangan Cilacap akibat dituduh secara sepihak tanpa proses pengandilan terlibat dalam organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.

Oleh karena itu dalam memoarnya sendiri di Buku: "Kunang-kunang Negri Malam", dirinya mengaku bahwa Sudarso adalah polah dari anak rakyat kecil yang lugu, yang secara kebetulan terpelajar dapat mengenyam pendidikan, dimana dirinya dan kawan-kawannya sebagi kaum sendiko dawuh zaman dulu tidak tahu apa-apa hanya ikut tanpa diadili terseret sebagai tahanan politik dituduh terlibat sebagai anggota organiasi yang berafiliasi dengan partai komunis Indonesia (PKI), yang dalam sejarahnya sendiri PKI dianggap telah memberontak kepada Negara tahun 1965.

Semua unsur-unsur yang terkandung dalam buku "Kunang-Kunuang Negri Malam" ini adalah kisah dari anak-anak zaman yang secara cerita merupakan sebuah memoar dari seorang penulisnya yakni Sudarso. Tidak runtut dan gamblangnya bagian-bagian tulisan tersebut menantang saya untuk menalar apa yang terjadi sebegai cerita hidupnya serta dongeng-dongeng cerita rakyat Desa Karangrena itu sendiri, yang ia pernah cerna dan tulis dari para leluhurnya termasuk gurunya disekolah rakyat.

Dari bab-bab pendek buku "Kunang-kunang Negri Malam" tersebut yang hanya berapa puluh halaman, saya akan mencoba menafasirnya untuk melengkapi kandungan sejarah, cerita rakyat, serta kejadian-kejadian tonggak dari perjalanan Desa Karangrena itu sendiri desa saya tercinta tempat kelahiran saya.

Dimana di bab pertama: memuat cerita Lurah Sarakerta dan Sejarah karangrena dari balai rembug hingga cerita rakyat lainnya di abad ke-17. Kedua: yakni Desa Karangrena yang menjadi dua wilayah desa. Ketiga: Masyarakat Karangrena dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ke-empat: Sudarso dan G 30 S .

Catatan: Kelanjutan buku " Kunang-kunang Negri Malam" ini masih dalam tahap penulisan dimana lanjutan dari BAB-nya akan saya tulis secara berkala. Tidak tahu kapan akan saya tulis lagi, jika runtutanya di dinding bolg saya tertimbun dengan artikel lain kata kuncinya adalah: Cerita Rakyat Cilacap "1" dan seterusnya.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun