Saat itu bekerja di internet service provaiderl-ah saya betemu dan berkawan dengan Budi Kamplenk, tetapi dia keluar kerja tahun baru 2020 sebelum covid-19 melanda. Maka sekian lama tidak berjumpa, saya teringat lagi cerita dari pengalaman dengan Budi kamplenk, dari cita-cita hingga pengalaman hidupnya yang jungkir balik di negri tetangga.
Sebelum sekantor dengan saya, dirinya "Budi Kamplenk" adalah TKI atau Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan. Ia bekerja disana selama tiga tahun, pulang sekitar tahun 2018 dan melepas masa lajang alias menikah dan mempunyai bayi ketika sudah sekantor dengan saya.
Cerita yang menarik dari Budi Kamplenk tentu banyak sekali, dari masa muda yang dihabisakan di Taiwan dengan narasi kebebasan, serta mengenal budaya-budaya baru selain di Indonesia tempat kelahirannya. Sesekali saya juga penasaran dengannya bertanya bagaimana rasanya kerja di luar Indonesia, dari kesejahteraan hingga prinsip-prinsip kerja yang ditanamkan disana, berbeda atau sama seperti di Indonesia.
"Katanya sangat berbeda sekali gaya serta budaya kerja disana. Diluar negri tenaga kerja sangat dihargai berbeda dengan di Indonesia. Oleh sebab itu saat---- saat masih sekantor dengan saya yang hanya bergaji Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang hasilnya tidak seberapa tidak lebih dari dua juta, dirinya pun sedang menyongsong pendidikan bahasa Korea dan berniat kembali kerja diluar negri dengan pertimbangan masa depan yang cerah".
Sebagai calon pengadu nasib memang harus berani, disamping berani lelah, juga harus berani berkorban materi. Dikarenakan untuk uang saku berangkat ke Korea sendiri, itu tidaklah murah, tentu dapat 100x lipat ongkos bolak-balik Kota Cilacap ke Jogjakarta.
Tetapi apa yang dinamakan usaha sendiri tidak menghianati hasil. Diluar negri meski sakunya banyak hasilnya juga lumayan, di tukarkan dengan uang di Indonesia dapat untuk membeli berpetak-petak sawah jika disana hidup prihatin sesuai dengan keinginan yaitu untuk cita-cita masa depan yang baik, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk keluarga.
Maka dari itu Budi Kamplenk memberanikan diri diawal tahun yang baru 2020 dirinya keluar kerja fokus pelatihan pendidikan ke Korea Selatan untuk menyongsong nasib yang baru. Tetapi yang namanya takdir untuk suatu nasib kehidupan manusia memang tidak tahu.
Covid-19 memang membuyarkan semua rencana, saya terkena PHK dari perusahaan, Budi Kamplenk sudah keluar kerja terlebih dahulu menunggu beberapa test lagi untuk berangkat ke Korea Selatan. Tetapi lagi-lagi nasib, efek covid-19 membuat lalu lalang manusia ditahan dan Korea Selatan belum membuka kembali untuk tenaga kerja dari Indonesia masuk kesana akibat covid-19.
Ditengah krisis akibat covid-19 yang melanda ini berpengaruh terhadap ekonomi, saya pun mengisi hari dengan kegiatan menulis lagi membunuh waktu, sembari beristirahat dari rutinitas kerja menjadi seorang pengangguran. Sekian lama beberapa bulan yang lalu memang saya jarang kontak dengan Budi Kamplenk, entah dimana saya juga tidak begitu tahu, saya jarang kontak.
Namun belum lama ini ia kontak saya meminta saya like dan subsrcabe video terbarunya di youtube. Dalam video itu ia sedang memancing ditengah laut di perairan Cirebon. Dengan nama akun Budi Kamplenk di youtube, saya like dan subsrcbe videonya mendukung dia untuk menjadi youtuber.
Semoga sebelum mendarat di Korea Selatan yang subsrcabe video di youtube Budi Kamplenk sudah banyak. Karena mungkin saat ini Budi Kamplenk sedang mencari rezeki sebagai pemacing ikan di Cirebon, saya mendoakan semoga selain sukses bekerja di Korea Selatan, saya pun berharap dia untuk telaten membuat konten video youtube disana.