Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Konser di Cilacap, Kenangan Terakhir Saya dengan Didi Kempot

5 Mei 2020   10:25 Diperbarui: 6 Mei 2020   20:26 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didi Kempot musisi campursari: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Tidak ada hujan dan angin kencang tiba-tiba saya dikagetkan dengan kabar bahwa Didi Kempot master campur sari hari ini, Selasa (05/05/20), telah pergi untuk selama-lamanya meninggalkan kita semua.

Tentu secara pribadi saya turut berbela sungkawa sebesar-besarnya untuk beliau Didi Kempot. Semoga amal dan ibadahnya, serta karya-karyanya akan terkenang sepanjang masa khususnya untuk pecinta campur sari.

Mungkin dari banyak orang yang menyukai karya-karyanya, saya termasuk dalam orang yang beruntung tersebut.

Sebelum Didi Kempot pergi untuk selama-lamanya, saya sudah menyaksikan konsernya secara langsung di Cilacap september lalu tahun 2019 dalam acara festival jamu di lapangan ex Batalion Cilacap.

Memang dalam acara tersebut, di samping saya juga sebagai penggemar karya-karya Didi Kempot. Kebetulan juga ada acara kantor yang menjadi sponsor dalam festival jamu tersebut, di mana Konser Didi Kempot menjadi penampilan utama dalam acara festival jamu di lapangan ex Batalion Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (28/9/19) malam.

Diacara tersebut kantor saya selaku pegawai perusahaan terkemuka internet service provider suport infrastruktur WI-FI untuk para sobat ambyar, supaya dalam berelancar di dunia maya tetap lancar.

Untuk itu hampir semua teman-teman se-kantor saya juga ikut nonton bareng konser Didi Kempot tersebut, yang pada saat itu karyanya sedang viral-viralnya dan sangat dicintai para sobat ambyar.

Saat itu kami benar-benar disuguhkan konser yang meriah, ramai sekali penonton dan kami semua ikut berjodeg seraya perasaan kami ambyar mengikuti lirik serta music yang luar biasa dari karya-karya Didi Kempot.

sumber gambar: disporapar.cilacapkab.go.id
sumber gambar: disporapar.cilacapkab.go.id
Insiprasi berkarya dari lord Didi Kempot

"Pada masanya jika karya itu relevan dengan konteks jaman, pasti akan digandrungi oleh orang-orang pada masanya. Dan generasi milenial merupakan pengandrung berat karya-karya Didi Kempot termasuk saya".

Jangan takut berkarya itulah inspirasi yang saya dapatkan dari master campur sari Didi Kempot. Sebagai orang Jawa, saya mengenal Didi Kempot sejak saya kecil.

Lagu pertama Didi Kempot yang selalu saya ingat sampai sekarang adalah lagu "Kuncung". Kurang lebih liriknya begini: Cilikanku rambutku dicukur kuncung.....dan seterusnya.

Dulu di masa saya kecil Didi Kempot belum setenar sekarang. Namanya hanya familiar dikalangan orang-orang tua Jawa penikmat music campursari.

Saya yang masih dalam kategori anak kecil waktu itu hanya dengar-dengar saja tanpa menghayati betul lagu Didi Kempot tersebut, meskipun saya saat itu tahu pesan dari lirik lagunya.

Mungkin karena saya belum merasakan cinta dan perasaan ambyar seperti yang sering dinyanyikan Didi Kempot.

Namun setelah saya dewasa, justru saya heran dan mendengar lagu didi kempot kembali setelah viral dimedia sosial sebagai "The God Fahter of Broken Heart" dan fansnya sendiri menamakan dirinya sebagai sobat ambyar.

Setelah saya dewasa dan merasakan pahit getirnya ber-asmara, karya didi kempot memang relevan dengan jaman percintaan orang-orang milenial. 

Di samping redupnya lagu pop nasional dari band-band terkemuka. Karya Didi Kempot mendapat apresiasi lebih dari pencinta musik tanah air, tentu juga karena faktor keringnya karya-karya baru nan segar dari para musisi nasional.

Dengan tenarnya Didi Kempot di usia yang sudah tidak muda lagi. Tetapi karya-karyanya selalu dapat mengikuti jaman.

Ditambah, kini bahasa sudah tidak menjadi hambatan, berkat teknologi, terjemahan bahasa semakin mudah diakses.

Maka dari itu tidak menutup kemungkinan bahwa musisi daerah siapapun juga dapat sukses merambah nasional seperti Didi Kempot.

"Pelajaran serta inspirasi dari Didi Kempot yang saya akan ingat untuk masa depan hidup saya adalah bahwa dalam berkarya; "jangan pernah lelah untuk berkarya". Karena pada saatnya karya akan menemukan waktunya untuk ia akan dikenal, digandrungi, dan dikenang sepanjang masa sebagai pesan jaman yang akan terus melaju".

Sekali lagi, selamat jalan lord Didi Kempot. Karyamu akan saya dan juga kami kenang sepanjang masa, sebagai generasi milenial serta sebagian generasi Z. Tenang-tenanglah di alam sana. Semoga engaku diterima baik disisi Tuhan yang maha esa.

Sekali lagi selamat jalan Maestro Campur sari Didi Kempot, karyamu dan semangat perjuangan hidupmu akan terus terkenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun