Tetapi berdeda sekali ketika saya kenal lebih dalam, ternyata dia memang seniman tatto yang membuka work shop jasa tattoo, cukur rambut, serta kerajinan tangan.Â
Saya tahu itu ketika galian saluran air tersebut melewati depan work shopnya dan dengan tangan terbukanya menerima kami untuk beristirahat di depan workshopnya, sesekali membuatkan teh untuk kami ketika kami sedang beristirahat. Dia mengerti kerja seperti kami dilapangan, panas, dan sangat melelahkan.
Disamping ia seniman, ia juga penyuka dengan binatang peliharaan. Tidak tanggung-tanggung memang apa yang dia pelihara berbeda dengan orang kebanyakan. Tholo memelihara Lutung didepan rumahnya. Tentu ini berbeda dengan kebanyakan orang yang rata-rata suka memelihara burung dan sebaginya.
Dengan semua keunikan yang saya lihat dari seorang thollo, satu kata yang terus terkenang dari kata-katanya: "Yang penting hidup masih dapat berpikir kreatif, sampai kapanpun ketika daya kreatif itu terus ada, jangan takut kita tidak bisa hidup". Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H