Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19, Mengoreksi Hidup Manusia

10 April 2020   21:56 Diperbarui: 19 April 2020   06:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pixabay.com

Dapat hasil sisihkan ketika ada hari tidak ada hasil. Sebab hidup itu perubahan. Karena perubahan sendiri merupakan keadaan yang tidak akan pernah dapat manusia tolak. Karena hidup itu perjalanan, sudah dibuktikan bagaiamana kita balita, remaja, dewasa dan renta. Maka aturlah hidup dan dirimu sebagai manusia. Pada ujungnya jika tidak diatur, kamu hanya bisa merepotkan orang lain dengan hutang atau dengan meminta-minta pada orang lain.

Bencana virus Covid-19 ini dengan segala problematikanya.  PHK, ekonomi lesu, sudah tidak dapat menjamin hasil kita berpendapatan akan uang. Disitulah jika kita ceroboh mengatur hasil akan uang, fenomena Covid-19 ini menjadi momentum kesadaran kita kembali mengelola hidup kita sendiri tahan akan kemungkinan krisis ekonomi yang terjadi.

Mengatur hasil untuk nanti itu penting untuk kemungkinan terburuk yang tidak dapat kita baca seperti bencana virus covid-19 ini. Pada intinya hidup itu berjuang untuk ketahanan ekonomi. Mengisi kebutuhan makan yang akan terus kita butuhkan selama kita masih hidup. Perkara bencana besar seperti tsunami yang memporak-porandakan semuanya itu soal lain.

Tetapi jarak dekat saja, ketika sudah kelihatan mata seperti ancaman PHK, ekonomi lesu, atau teknis-teknis yang lain kita saja tidak mampu tahan, apa lagi dengan yang tidak kelihatan? Tidak lain dengan berbagai ketidakpastian hidup yang selalu pasti kita butuh makan. Kita butuh bergerak untuk tetap dapat mencari makan. Apakah hasil yang didapat menterlenakan kita untuk tetap sadar bawasanya masih ada hari yang lain?
 
Sebab hidup untuk apa lagi? Bukakah makan untuk bertahan hidup? Bukan hidup untuk makan-makan yang menghabiskan jatah hari depan? Maka bencana covid-19 ini refleksi bahwa kita tahu hidup kita untuk apa. Bukan gaya, bukan pula barang-barang mewah, tetapi kebutuhan untuk tetap dapat makan mencukupi diri sendiri bagaimanapun keadaanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun