Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumbanglah Buku ke Perpustakaan

13 Januari 2020   12:56 Diperbarui: 14 Januari 2020   18:20 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokpri

Namun saya kira, hidup bukanlah untuk menghafal yang harus kita hafal, kita harus punya cara hidup sendiri. Meskipun menjadi liberal setengah "Atheis-pun", kau tetap layak untuk hidup dijaman abad ke-21 ini. Berkarya sebagai mana kita bisa membuat karya-karya itu. Gelapnya malam, memang kita "manusia" harus menjadi pelita untuk diri kita sendiri.

Buku saya, yang akhirnya saya cetak akhir tahun 2019 itu. Bukan hanya sebagai dasar manusia hidup bersama jalan-jalan sepi pikirannya yang ingin mendunia. Saya memang tidak menjadi lelah, seperti kecurigaan wanita waktu itu. Kala itu saya menulis tentang manusia yang katanya bertuhan tetapi melupakan kemanusiaan, dan tuhan bagi pemikiran saya adalah konsep yang ia dapat hilang dikala kita menghilangkan konsep itu.

Wanita itu sama sekali tidak mau berdiskusi, dan saya tanya bagaimana sudahkah tulisan saya dibaca waktu itu? Dan wanita itu berkata; "saya baca baru setengah". Saya tidak menyalahkan kenapa minat baca manusia indonesia ini begitu rendah. Berbeda dengan jepang atau negara-negara Eropa lainya misalanya, membaca adalah kebutuhan hidup mereka.

Namun yang kadang kala sering sekali dibaca adalah kitab-kitab yang mereka sebut dengan suci, tetapi melupakan bacaan-bacaan lain sebagai sebuah kajian bahwa: "hidup manusia itu tidak akan pernah mempunyai sisi yang sama, bahkan sisi-sisi itu merupakan sisi dengan kontradiksi yang tajam, setajam silet yang dapat melukai diri kita sendiri".

Mungkin sama-semua orang memang sama, orang indonesia masih sangsi terhadap sesuatu yang berbeda. Orang diam selalu dikatakan bahwa: mereka anti sosial dan mereka tidak layak untuk dijadikan seorang teman.

Sisi yang tersembunyi ada kalanya ia justru merupakan sesuatu yang indah, belum terjamah dan layaknya laut dengan pasir putih yang belum pernah orang-orang kunjungi. Setiap orang berbeda, dan kesangsian terhadap orang lain merupakan kekalahan terburuk yang pernah manusia pertaruhkan dalam hidupnya sendiri

Wanita itu yang pernah saya kirimi tulisan, mengusik jalan pikiranku, mengapa saya selalu patah---- patah untuk menjadi orisinil, memadang dia, mungkinkah dia juga anti pada orang-orang yang mempertanyakan tuhan atau isme-isme yang lainnya?
 
Saya tidak peduli, saya mau menjadi orisinil saja menjadi manusia, perkara cinta ataupun benci sekalipun, hanya orang-orang saja yang memperkarakannya, nyatanya semua bisa menjadi toleran pada akhirnya.

Tentang sesuatu yang lebih berarti; untuk apa memberi buku pada orang-orang yang tidak punya minat baca. Jika pada akhirnya untuk koleksi didalam lemari saja. Setiap penulis, tidak lain harapannya memang bukunya untuk dibaca, dan yang memungkinkan karya-karya saya dibaca, buku saya---- saya letakan diperpustakaan, meskipun ketika masyarakat kurang minat baca juga pada akhrinya tidak dibaca.

Tetapi  perpustakaan selalu dijaga, bisa untuk beberapa dedake kedepan karya dari buku saya tersebut dapat aman disana. Karena ketika saya sudah tiada lagi disini, saya meninggalkan jejak---- jejak pemikiran-pemikiran agak nyeleneh dan liberal pada jamannya. Bukan tidak mungkin kedepan minat pada literasi semakin banyak digemari masyarakat.

Saya lihat bagaimana foto-foto dimedia sosial anak-anak di jepang membaca buku bergerombol puluhan orang. Bukan tidak mungkin saatnya nanti, orang-orang indonesia mencintai membaca, dan perpustakaan adalah tempat yang paling dicari. Tentang wanita, tersenyumlah melihat orang seperti saya---- saya tidak menjanjikan surga tetapi saya dapat berteman dengan baik.

Karena kebahagiaan dan kebanggaan sebagai mansuai itu ada pada dirinya sendiri---- setiap apa yang dapat dicipta oleh dirinya sendiri. Dan apresiasi itu, pegawai perpusatakaan itu bilang kepada saya; Terimakasih "mas" (panggilan kepada saya) sudah menambah koleksi buku bacaan diperpustakaan ini, apa lagi buku ini disumbang langsung dari penulisnya. Terus terang mendengarnya saya sangat bangga dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun