Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Diskusi Juga Penting bagi Penulis?

21 November 2019   20:35 Diperbarui: 24 November 2019   18:24 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi di balik buku. (sumber: pixabay)

Layaknya orang berbicara didalammnya, memang mengobrol sesuatu dalam menjalani hidup ini bukan hanya penting, tetapi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. 

Saya menganggap orolan (diskusi) adalah kebutuhan manusia selain mereka harus memenuhi kebutuhan dirinya sendiri lewat ekonomi, yang mereka harus kejar diabad ke-21 ini, untuk juga terpenuhi sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Tetapi semua hal tentang obrolan disini, tidak semua menjadi sebuah Tanya, dan juga ingin dijawab secara serius berbagai obrolan-obrolan itu. Memang benar, untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi antar manusia sendiri, sebenarnya tidak perlu serius, bercanda saja, untuk membunuh hari-hari dengan obrolan kecil, tentu seperti itu sudah termasuk memenuhi kebetuhan orolan itu sendiri.

Mungkin menjadi berbeda ketilka kita adalah orang yang ingin berbagi tentang ide-ide baru dari dalam obrolan itu sendiri. Bawasannya; obrolan yang baik adalah memunculkan pertanyaan bagi manusia, juga memberi jawaban secara berbeda, untuk kita sama-sama memahaminya, menjadi sebuah pengetahuan yang baru untuk umat manusia dalam menjalani hidupnya.

Karena itu, selain dari kebutuhan mengobrol (diskusi) sendiri, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi, jelas kebutuhan untuk tahu juga tidak harus dilupakan dalam hal ini oleh manusia. Untuk apa pengetahuan tersebut? 

Terus terang, pengetahuan bukan hanya mencirikan manusia untuk "butuh" tahu, tetapi juga untuk sadar bahwasannya; sesuatu yang berbeda dari manusia harus dicari, dan apa perbedaan tersebut? Sudahkan perbedaan disikapi secara luas dalam berpengetahuan menjalani hidup ini?

"Inilah bukti itu bahwa; menjadi hidup adalah saling belajar untuk tahu, supaya kita tidak menjadi manusia bebal, yang tetap kolot tidak tersentuh pengetahuan sebagai manusia yang tengah hidup diantara krumunan orang-orang"

Berbicara tentang berbagi, aktivitas menulis sendiri bagi saya adalah bentuk berbagi itu, tentu apa yang dibagiakan dalam hal ini? Pasti untuk sama-sama menjadi berpengetauhan, supaya sama-sama mau membagi dalam hidup dengan kerelaan; "manusia menulis untuk dibaca, dan dibaca untuk ditulis kembali dan dibaca kembali, terus tidak akan pernah selsai.

Untuk itu, ruang obrolan sendiri bukan hanya perlu berbicara lebih dalam tetapi mendalam, karena kedalaman seperti pengetahuan yang mahal. 

Kedalaman bebrarti berbicara tentang topik-topik penting yang; "itu menjadi pertanyaan manusia", dan apa jawaban dari masing-masingnya, itulah kedalaman bagaimana diri manusia memaknai hidupnya sendiri yakni; "orang-orang yang sudah menyentuh kebijaksanaan, tentang apa yang harus diperbuat dalam menanggapi berbagi permasalahan hidup ini".

Disini berdisukusi sesuatu yang menjadi ganjalan dari pertanyaan kita bukan hanya penting untuk semua orang. Tetapi tentang berbagi itu, dalam hali ini aktivitas menulis; diskusi bagi seseorang yang ingin berbagai pengetahuan dengan menulis bukan hanya dibutuhkan, tetapi sudah menjadi kadar dari penting itu sendiri. Diskusi adalah bertanya, dan bertanya berkeinginan untuk menjawab sebuah jawaban.

Dan bagiamana menumbuhkan fatner-fatner diskusi tersebut, bukan hanya harus dibangun, minat pada sesuatu haruslah menjadi lantaran, bawasannya kita "manusia" harus berkumpul bersama berbicara tentang minat yang sama pula pada akhirnya. 

sumber gambar: dokpri
sumber gambar: dokpri
Tetapi perkara minat, tidak semua orang harus dipaksakan, bahwa; tingkat kesadaran kita adalah tongak dimana kita akan berbicara pada akhirnya dalam setiap apa yang menjadi bahan diskusi tersebut.

Katankalah sebagai contoh; "ketika kita mempunyai kesadaran kemanusiaan, sesuatu yang dapat memenuhi harapan kita dalam berdiskusi pasti tentang kemanuisaan. Dan tentang para penulis yang ingin menulisnnya sebagai bahan dari baktinya pada pengetahuan akan kemanusiaan, diskusi tentang kemanusiaan bagi seorang penulis adalah penting dan dibutuhkan. 

Karena pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan bukan hanya akan menjadi ilham dalam menulis itu sendiri, tetapi juga sebagai jawaban subyektif kita dalam menanggapi opini-opini dari mereka.

Menjadi penulis itu sendiri, bukan hanya ia hidup didunia nyata saja. Hidup dalam dua dunia merupakan hidup yang harus dijalani sebagai penulis. Memang semua orang dapat menulis, tetapi dengan ide-ide kedalaman itu, apakah semua orang bisa menanggapinya dengan bijaksana untuk ditulis? 

Tentu merupakan sesuatu yang berat  untuk memulai, tetapi dengan berbagai obrolan (diskusi) pertanyaan itu, kita "para penulis" dapat memulainya untuk bukan saja dibagi tetapi diabadikan sebagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia-manusia masa depan.

Gagasan Plato tentang dunia ide dan realitas, mungkin obrolan (diskusi) adalah dunia ide itu, dan dunia realitas merupakan dunia yang melantarinya berbagi ide-ide yang ada. 

Oleh karena itu jika manusia hidup didunia ide, penyajian pertanyaan pada realitas bukan saja harus disikusikan, tetapi kita para penulis dengan ide, membutuhkan diskusi mendalam berbagi realitasnya dari "nyata" dijalani sebagai cara hidup manusia-manusia disana.

Untuk kita jadikan sebagai karya dalam dunia ide-ide kita yang bukan saja akan dipelajari hari ini, tetapi dipelajari untuk esok bahkan jika relevan, bisa dipelajari lintas abad terhitung saat ini. 

Bukankah pengelihatan kita diujung beranda para penerbit sana, buku Nietzche, Schopenhauer, Satre menjadi karya yang dipamerkan, tentu karena sudah relevan dengan zaman? 

Inilah bakti itu, diskusi bukan hanya dengan orang lain, tetapi juga berdiskusi dengan diri, bagaimanakah kita harus hidup? Kau bisa gali dirimu dan orang disekitarmu dengan diskusi.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun