Penulis hanya ingin bersepekulasi, mungkin kiprah Kivan Zen dalam beberapa tahun terakhir ini dalam semesta wacana politik  ingin mengamankan namanya. Memang ia "Kivlan Zen" tidak mempunyai kaitan terhadap kejahatan  besar manusia masa lalu pada tahun 1965, karena pada waktu itu, ia masih duduk di bangku SMA di Medan.
Tetapi menurut berbagai sumber literatur media, Kivlan Zen mempunyai peran besar pada peristiwa mei 1998, di mana di sana juga terjadi kerusuhan dan banyak korban kejahatan manusia atas nama politik menetang pemerintahan Orde Baru.
Bukan tidak mungkin upaya frontal yang dilakukan oleh Kivlan Zen beberapa tahun terakhir adalah upaya menjaga namannya. Karena bukan tidak mungkin, masih ada ex Mahasiswa pergerakan 1998 di istana suatu saat bisa menggugat perannya dalam demonstarasi yang menelan banyak korban 1998 untuk ditindak secara hukum.
Merapatnya pada kubu salah satu Paslon dalam Pilpres 2019 pun tentu bukan tanpa maksud bagi Kivlan Zen. Mungkin ia membidik Menteri Pertahanan jika pasangan yang didukungnya menjadi Presiden dan berkuasa. Tentu ini juga spekulasi, di ruang Menteri Pertahanannya itu, ia dapat membidik lawan yang saat ini menjadi politikus setelah bertrasformasi dari mahasiswa pergerakan mentang Orde Baru. Â Â Â
Harapan politik lebih beradab
Ditangkapnya dan ditetapkannya Iwan sebagai tersangka pelaku yang disinyalir sebagai alat untuk membunuh beberapa tokoh nasional mengaku atas perintah dari Kivlan Zen sendiri sangat mencoreng citra politik mutakhir. Memang itu belum dibuktikan dan masih didalami kebenarannya, apakah Kivlan Zen memang mempunyai pengaruh terhadap upaya rencana pembuhan itu atau tidak?
Tetapi yang dilihat dari hal ini jika itu benar sebagai dalang rencana pembunuhan, atau upaya rekayasa (hoax) yang berkuasa atas pendapat pengacaranya. Apakah Kivlan Zen sebegitu membela konflik kepentingannya dengan begitu membabi buta?
Bukankah "Gus Dur" dalam pendapatnya di acara Talk Show Kick Andy dulu pernah berkata bangsa ini adalah penakut tidak berani menghukum yang salah? Jika ia "Kivlan Zen" salah di masa lalu, bukankah hanya bergabung dengan pemerintah dapat bersih namanya seperti mantan Jendaral-Jendral lainnya?
Jadi untuk kepentingan apa lagi? Kasus kejahatan kemanusiaan yang terjadi tahun 1965 silam yang jelas, siapa yang bertanggung jawab itu juga tidak pernah dinyatakan bersalah apa lagi mendapat hukuman Negara.
"Seperti yang terjadi di belahan dunia lainya. Negara dan politik adalah proyek bersama, ketika mereka bersinergi, sejarah bangsa saja dapat dibelokkan tergantung yang berkuasa, apa lagi sekedar membersikan nama". Â
Ini memang terlihat begitu dramatis, seakan memperebutkan kue kekuasaan, juga konflik kepentingan yang membuat rakyat menjadi terseret dalam narasinya. Begitu juga kiprah Kivlan Zen, jika terbukti dia yang menjadi dalang dari upaya rencana pembunuhan tokoh nasional itu? Bukankah menjadi tugas semua warga Negara menjaga keharmonisan dalam bernegara termasuk Kevlin Zen?
Jika Kevlin Zen membawa nama ingin berkuasa atas kelompok yang dibelanya pada saat Pilpres 2019, bukankah para pendiri bangsa sudah mengupayakan bangsa ini terus menjadi satu dan tidak untuk dipecah belah kepentingan politik? Perang saudara, juga pertumpahan darah, dalam hal ini harus dihindari suapaya tidak terjadi kejahatan kemanusiaan lagi di masa depan seperti masa lalu tahun1998 dan 1965?