Yang tidak pernah terangkai
Apakah gerangan di sana menyelaminya?
Puing-puing ini seakan mau runtuh
Kau pun hanya terdiam tanpa sedikitpun berbicara
Aku memang sedang tidak ingin membuat kata-kata panjang
Kau harus tahu, betapa lelahnya rasa ini untuk diikuti
Aku kayuh nafasku, aku hela nafasku
Apa, apa yang sedang aku pikirkan ini?
Semua seperti ambigu yang jelas bersinar
Tidak ada lagi yang ingin aku ucapkan malam ini
Yang harinya tengah lelah, di bombardir perasaannya sendiri
Ya, aku tengah menjadi diriku yang bukan diriku lagi.
Penantian menunggu hari itu datang
Selama itu pula aku hidup dengan bayang-bayang
Sehelai demi helai ingin aku tafsirkan
Apakah begini rasanya kejengahan yang tertunggu hari itu?
Aku dengar suara WS rendra di sana
Puisinya begitu hidup
Aku kira puisi itu akan sama saja pada akhirnya
Hanya bunyi tanpa kesaksian, menjadi bunyi pula tanpa makna.
Aku tahu aku harus lebih mengahayatinya
Aku lihat Rendra membaca puisi
seperti ia sedang menggugah panggilan hatinya sendiri.
Oh, pemberi semangat disana
Bisakah kau buat obat dimana aku dapat terlelap malam ini.
Hati dan pikiran ini semakin meruncing
Apakah puisiku dapat hidup hari ini?
Aku kira, aku bukanlah orang yang bisa berpuitis ria
Tetapi puisi rendra yang dibawa oleh media
Tidak sengaja membuat, ada ungkapan lain meluapkan isi hati ini.
Yang tidak pernah terjawab oleh kegalauan hidup
Sudahkah ini akan membunuh kebisuan hidupnya sendiri?
Berat rasa ini seperti tidak akan di ikuti
Apakah aku akan begini-bigini saja pada akhirnya nanti?
Aku ingin keluar, aku ingin memanggil diriku
Sebab itu, apakah aku ini benar-benar ada?
Oh, lagi-lagi, yang sedang gelap-gelapnya
Kau seperti terbius oleh racun tikus, tetapi engkau tidak pernah mati pada akhrinya.
Yang tidak pernah terasa, merasa tetapi tidak dirasa
Kau seperti kejauhan yang jelas membakar hati ini
Rupamu bagai debu yang berterbangan diatas langit-langit
Tetapi yang tidak pernah aku dapat baca, aku membaca aku sebagai diriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H