Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kesunyian Hidup Seorang Pemikir

2 Mei 2019   15:54 Diperbarui: 4 Mei 2019   18:02 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesunyian ini membuat aku ingin berpuitis ria. Aku sedikit agak cemas, aku cemas menunggu kenyataan dari setiap gagasan-gagasanku sendiri. Rasanya aku ingin membangunnya dengan semangat, memberi harapan baru pada kemanusiaan dan juga kehidupan.

Aku memang sendiri bersama setiap gagasan-gagasanku kali ini. Tetapi bukanlah masalah ketika "aku harus berjuang dengan tulisan seorang diri". Mimpiku banyak bahkan itu semua tidak pernah terhitung. Terkadang aku pun bingung, tentang apa yang diharpakan dari waktu. Seakan aku ingin hidup sehidup-hidupnya tanpa beban harapan yang ada.

Kegelisahan ini membuat tidak nyaman rasanya. Seperti biasa aku terkadang tidak nyaman dengan diriku sendiri karena setiap harapan-harapanku yang terkadang terlalu tinggi. Sejenak aku piker, apa yang harus aku perbuat dengan semua ini? Lampu semakin pijar dan malam semakin larut membawa aku pada lamunan-lamunanku.

Disetiap lamunan aku biasa menyadari, tentang apa yang harus aku rekam. Kalau bisa aku rekam semuanya tentang apa yang baik untuk hidupku. Tetapi karena keterbatasan, aku tidak bisa melakukan semua itu. Hanya ada garis bawah bahwa; "aku tidak boleh menjadi pengikut yang kehilangan dirinya sendiri".

Malam ini aku akan mencoba menyadari bahwa hidup sebagai seorang pengikut sangat menghawatirkan. Mereka seperti tidak punya deskripsi tujuan yang pasti. Konsep hidupnya hilang direduksi orang-orang yang ada disekitarnya yang mereka ikuti.

Hay, malam cobalah katakan padaku sekali lagi, jadilah aku kuat, menggengam untuk tidak kehilangan diriku sekali waktu saja. Mencoba dan mencoba menggali diriku sendiri agar ia kuat dan semakin kuat. Malam yang bertepi, aku ingin kau menjadi saksi atas hidupku yang ingin bebas ini.

Saat ini dan waktu dihari depan, aku tidak ingin peduli dengan kata-kata apapun dan dari manapun. Mungkin menjadi muda, liar dan bebas bukanlah masalah. Namun menjadi masalah ketika "harus membawa diri kemana tidak dapat mendeskripsikannya".

Adakalanya mengenal diri harus dibayar mahal dengan suatu rasa, entah pahit atau berbahagia. Malamku berkata jangan pernah kehilangan dirimu sendiri dari genggaman'mu. Titik kuat dan lemahmu ada pada dirimu sendiri. Ketika ia hilang kau pun hilang ditelan gelombang kehidupan.

Romansa kehidupan ini membuat aku ingin bertanya, mengapa selalu ada romansa dalam hidup yang dijalani ini? Seaakan diriku terbangun dengan berharap-harap dan terus berharap.

Begitupun tidurku selalu membayangkan hal indah disetiap akan tertidurnya. Kini aku sadar tak sekalipun waktu aku terlepas dari romansanya hidup yang berwarna-warni, meskipun tetap dihantui dengan keputusasaan tidak bisa ditolak keberadaannya.

Terbangun dari tidur ini, kurasa aku ini sibebal yang tetap akan bebal. Hatiku ini keras bagi batu, apa lagi dihadapkan dengan cinta "semakin keras dan mengeras". Aku kira karena kerasnya hatiku, ia tidak akan jatuh seperti beberapa tahun kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun