Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berhenti atau Beristirahat Merokok Itu Mudah

7 April 2019   17:48 Diperbarui: 8 April 2019   22:36 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Deherba.com

Jelas, merokok mempengaruhi kesetabilan tubuh, menjadi sebab saya berhenti atau beristirahat merokok. Ditambah alasan ekonomi yang akan lebih sehat bila saya berhenti merokok. Kini bisa dirasakan Rokok dengan kadar sedap rasanya lumayan kisaran Rp. 23.000. Bila gaji kerja bulanan sekitar 2 juta-an, belum biaya hidup, biaya senang, kapan ada lebih uang untuk ditabung? Saya kira untuk tetap pernafasan sehat, juga perekonomi sehat harus mengambil dengan tegas berhenti merokok.
Sebagai poin, saya hanya ingin berbagi bagaimana cara saya beristirahat dari merokok. Mengapa bukan berhenti? Saya tidak menjamin berhenti secara permanen sebelum rokok itu tidak diedarkan lagi. Tentu alasannya adalah ketika kekalutan itu memuncak dan asap Rokok dibutuhkan untuk melemaskan sel otak saya. Saya pasti merokok!
Setidaknya ada bebrapa poin yang saya pakai ketika hendang berhenti atau beristirahat merokok;
Indoktrinasi diri untuk puasa merokokDari satu hingga banyak perokok pasti mewacanakan dirinya untuk berhenti merokok. Memang untuk lepas dari jerat Rokok sendiri sangat-sangat sulit. Secara tidak sadar kita digoda oleh harga murah Rokok, belum perokok di lingkungan kita. Itulah yang membuat kita ingin terus dan terus merokok. Maka dari itu jika hanya doktrin, atau pusat-pusat layanan berhenti merokok jika dari dalam diri sendiri belum berkomitmen akan berhenti, pasti metal dan berhenti merokok hanya wacana saja. Kita bisa mengutip kata-kata dari para perokok sekitar kita, mereka selalu berujar " susah sekali ya berhenti merokok? "Padahal berhenti atau tidak berhenti adalah perkara diri berkomitmen atas dirinya sendiri".
Minum air putih "tidak minuman manis"Cara saya menetralisir keinginan untuk merokok yaitu dengan terapi air putih. Menurut berbagai penelitian air putih tidak hanya menyehatkan tetapi juga baik menggontrol kadar gula darah kita. Dibalik tidak sehatnya minuman manis jika dikonsumsi secara berlebih, minuman manis juga dapat memicu keinginan merokok lagi. Sebagai perokok anda pasti tahu bagaimana klopnya Kopi dengan Rokok, atau minuman manis kaleng Mini Market? Mengurangi atau tidak minum manis sama sekali akan sangat membantu anda dalam berhenti atau beristirahat sejenak merokok.
Mengalihkan diri untuk terus beraktivitasBisa dengan menulis, atau bisa juga dengan membaca. Mengalihkan perhatin dari godaan merokok itu harus dilakukan jika ingin berhenti merokok. Sebab ketika duduk sendiri, melamun, dan tidak ada kegiatan pengaruh untuk merokok lagi sangatlah kuat.
Bolehlah trik dari Bapak Guru saya di SMP( Sekolah Menengah Pertama)terapi berhenti merokok dengan permen, tapi tunggu dulu permen itu manis, saya yakin kurang efektif. Menyibukan diri dengan berbagai aktivitas sangat bisa membatu mengalihkan kita pada pikiran untuk merokok. Namun kalau boleh saya sarankan, aktivitas itu membaca, apalagi membaca akan berbagi literatur bahaya Rokok juga bagaimana pola Industri Rokok. 
"Saya memang tidak peduli, anda mau merokok atau tidak. Merokok adalah hak dan anda mempunyai hak itu. Lebih bijak, orang disekitar anda-pun juga berhak atas udara bersih bebas dari asap rokok"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun