Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berhenti atau Beristirahat Merokok Itu Mudah

7 April 2019   17:48 Diperbarui: 8 April 2019   22:36 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Deherba.com

"Seperti masyarakat tanpa kelas dalam kapitalisme, "Tanpa ada kesadaran ekonomi dan kesehatan, ide berhenti merokok adalah utopia belaka"

Duduk dan diam, rasanya enak betul membayangkan Rokok dengan minuman manis yang di jajakan oleh Mini Market pojok sana. Bagaimana perokok tidak menjadi kecanduan ketika sensasi dari merokok sendiri itu dapat mengisi ruang kehampaan hidup perokok? Bau khas Tembako, kebulan asap putih, dihisap lalu merasakan sensasi berat dalam otak, sungguh membedakan susana.

Tentu ini hanyalah bagaimana pikiran mengakses imajinasi untuk merokok dalam bayangan. Saya sudah menjadi  perokok pasif sekitar dua minggu yang lalu. Menjaga jarak dari dan tidak melekatkan diri terlalu jauh dengan Rokok adalah kunci dasar menjadi perokok pasif. Memang ketika sudah jatuh dalam kecanduan akan sangat sulit mentransisikan diri dari aktif menjadi pasif merokok. Aroma tenang yang dihadirkan membuat Rokok barang paling dicari oleh perokok karena "Rokok adalah obat ketenanganya".

Tentu label membuat ketenangan sendiri sangat pantas disematkan untuk Rokok. Saya sendiri mempunyai alasan bagaimana seorang perokok ketika ia kehabisan Rokok; tidak tenang, pikiranya terfokus pada Rokok dan meminta pada teman yang mempunyai Rokok. Jika kita sudah seperti sedemikaian pegambaran tersebut, ya kita sudah kecanduan Rokok!

Ditelisik dari litersi bahwa efek kecanduan sendiri berasal dari zat Adiktif yang terkandung dalam Rokok. Menurut berbagai sumber, rokok juga dapat dikategorikan sebagi Narkoba. Tentu seperti yang kita tahu, Narkoba adalah barang terlarang. Bahkan dari pengedar hingga pengkonsumsi Narkoba bisa dijerat hukum. Mengapa dilarang? Jelas karena efek ketergantungan dan berbagai hal membahayakan kesehatan Manusia.

"Zat adiktif sendiri adalah  obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh orgasisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus".

Mengkonsumi Rokok secara terus menerus akan menyebabkan kecanduan Rokok itu sendiri. Memang tidak salah jika dikategorikan sebagai Narkoba. Tetapi untuk kecanduan akut atau tidaknya tergantung bagaimana seorang perokok melekatkan dirinya pada Rokok. Jika kemelekatan itu kuat, saya yakin butuh usaha terapi lebih keras untuk berhenti merokok. Karena sesungguhnya awal dari bisanya berhenti merokok itu karena usaha dari dalam diri kita sendiri. Jika diri belum menemukan dirinya sendiri untuk berhenti merokok, saya yakin tidak akan bisa berhenti.

Banyaknya perokok disekitar kita menjadi sebab, ketika sedang nongkrong, bingung, teman kita merokok dan kita tidak merokok. Ada kalanya juga ketika kita sedang sendiri, bingung, bahkan kalut mau berbuat apa, merokok menjadi jawaban. Juga tawaran Rokok yang harganya murah. Tentu sangat menggiurkan untuk tetap merokok.

Memang ada narasi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh Rokok. Tetapi itu masih simpang siur jadi perdebatan atas nama kepentingan antara pro dan kontra. Dilihat dari kondisi fisiknya, orang yang merokok kelihatannya sehat-sehat saja. Tetapi saya bisa merasakan karena sebelumnya saya adalah perokok.

Nafas lebih plong ketika saya berhenti merokok.  Tubuh bagian dada-pun rasanya lebih nyaman. Sebelumnya bagian dada sering tidak normal (sakit) akibat terlalu sering merokok. Sebagai catatan ketika kita sudah tidak merokok "dekat dengan orang yang sedang merokok lalu menghirup asapnya, sudah pasti tubuh bagian dada lebih sakit dari pada menjadi perokok itu sendiri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun