Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Abad 21, Narasi Buruh Urban dan Anak Jalanan

2 April 2019   15:30 Diperbarui: 2 April 2019   21:37 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dokpri, Buruh Urban PLTU Batang keluar Proyek pada saat Istirahat

Ketika dalam pengelanaan "miskin", ia mungkin telah sadar, bagaimana menciptakan nilai ketika kemiskinan tidak dapat membeli nilai itu untuk pengetahuan dalam sekolah atau kampus. Menjadi solusi bahwa jalanan adalah temapatnya pengetahuan, diskusi menarik dengan alam, dan bagaimana kehidupan kontradiktif di dalammnya saling berbicara satu dengan lainnnya.

"Jalanan seperti latar belakang yang tidak terketahui, orang yang sama tetap akan dijadikan saudara diskusi dari ruang jalananmu. Bersama merajut asa antara tubuh dan jiwa untuk menjadi bebas sebagai jawaban hidup di dunia. Tanpa terikat dan tanpa mengikatkan diri, kaulah Manusia waras paling bebas abad 21".

Sebagai pribadi tentu ini merupakan solusi yang menarik, ketika seorang manusia berada di dalam ruang di mana untuk menaiki tangga kelas itu sulit. Hidup untuk menyusuri jalanan demi pengetahauan memang sesuatu yang tidak akan dapat tertawar lagi. 

Seseorang harus dapat memperoleh nilai hidupnya sendiri. Seperti yang di ungkapkan Plato bahwa, "Anda tidak akan bisa menjadi seorang filsuf atau orang yang tercerahkan jika masih sibuk mengurusi dirimu sendiri". 

Menjadi seorang filsuf adalah mereka yang sudah tidak memenuhi kebutuhannya sendiri secara akumulatif. Dalam hubungannya mereka para filusuf "kebutuhan untuk tahu merupakan keutamaan."

Maka bukan lagi bencana yang harus ditanggung oleh setiap waktu kehidupan. Atau kesuliatan pada adanya ruang kehidupan yang lebih untuk mengeksplorasi diri. Tentang engkau para penggembala tubuh di jalanan yang terdiskriminasi atau buruh urban yang dikutuk untuk mendapat gaji yang hanya cukup untuk memakani diri. Dengan berbagai kemauan engkau akan tetap dapat menggali nilai kehidupanmu sendiri. 

Mungkin ketika kau bekerja untuk sesuatu bahkan melakukan sesuatu, tetapi berat mencapai keinginanmu, dari situ, upaya mencari kehidupan akan dimulai. Kau bisa seperti burung-burung yang terbang kemanapun ia mau. Burung itu sudah tidak dibebani pada kebutuhan diri, hanya kebutuhan perut yang mereka upayakan, menjadi pertanyaan seberapa berat memenuhi kebutuhan perut? Singaktnya hiduplah untuk pengetahuan!

"Buruh urban dan anak jalanan  mempunyai kesadaran, jika kemewahan mengahampakan atau keberlimpahan yang amat susah untuk diwujudkan, berkelana mencari nilai untuk pengetahuan adalah tujuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun