Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mental Bertanggung Jawab pada Kehidupan

25 Maret 2019   21:23 Diperbarui: 28 Maret 2019   16:47 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Istimewa) dikutip dari merdeka.com: Keadaan Pertempuran Laut Jawa antara angkatan Militer Sekutu dan Jepang

Namun kuasa atas Negara jajahan jika Negara itu kaya akan potensi sumber daya alam tetap akan menggoda kekuatan Negara dengan Militer yang lebih besar dan kuat. Jepang dalam hal ini menginginkan perubahan, yakni menguasai Asia Tenggara dan juga Asia Pasifik atas nama kedigdayaan armada Militer mereka. Meskipun dalam dalam Pertempuran Laut Jawa, Belanda di bantu oleh kekuatan Sekutu namun dalam hal ini mereka tidak mampu berbuat banyak.

Kapal-kapal perang Negara Sekutu dalam pertempuran itu di buat klimpungan akibat salah dalam menerapkan strategi perang. Tetapi jika dihitung pemetaan kekuatan sendiri jelas, Sekutu kalah jauh kekuatannya. Sekutu menggunakan, 2 Kapal Jelajah Berat, 3 Kapal Jelajah Ringan dan 12 Kapal Perusak. Pemimpin pasukan Sekutu sendiri dipimpin oleh Laksamana Kareal Doorman dan Laksamana Conrad Helfrich.

Sedangkan Jepang yang sedang membawa semangat ekspansinya dipimpin oleh Laksamana Takagi Takeo dengan kekuatan yang jauh lebih besar. 2 Kapal masing Jelajah Berat dan Ringan, 14 Kapal Perusak dan 10 kapal pengangkut. Dan pertempuran di Laut Jawa-pun dimenangkan Jepang bersama banyaknya korban baik dari pihak Sekutu maupun Jepang. Dengan kekalahan ini, Militer Belanda dipaksa menyerah tanpa syarat terhadap Militer Jepang pada tahun 1942. Saat itu pula kekuasaan berganti, dari penjajahan Belanda menjadi masa penjajahan Jepang.

Dibalik gempat-gempitanya ekspansi Jepang dan mulai lemahnya kekuatan Belanda di tanah Hindia Belanda, memunculkan pergerakan akar rumut menggugat cara lama dalam kehidupan. Tidak ada gerakan yang tidak dibangun dari ide-ide. Untuk sebuah kelahiran semangat Nasonalis, nama Indonesia muncul.

Namun semua itu hanyalah berbentuk wacana dari ide kaum muda terpelajar Hindia Belanda. Juga tentang bagaimana fiksi-fiksi dalam imajinasi menjadi Manusia bebas dari belenggu penjajahan, hidup tidak dibawah senapan Senjata.

Tujuan dari Jepang sendiri berkuasa atas Hindia Belanda karena sumber daya alam melimpah seperti minyak. Dimana minyak tersebut digunakan sebagai bahan bakar amunisi Militer mereka untuk menguasai Asia. Tetapi karena jenis makanan Manusia Hindia Belanda  sama dengan Manusia Jepang membuat mereka semakin kejam mempertahankan kuasanya atas rakyat termasuk merampok juga hasil panen rakyat. 

Sistem yang menindas, kehidupan yang tidak bebas, nasib yang tidak bisa dibangun atas kakinya sendiri menjadi sebab; anak muda mulai mengguat. Mereka percaya, tidak ada suatu ide yang sia-sia, meskipun untuk mewujudkan harus melawan Tank dan Senapan Peluru. Keyakinan mereka, karena pada saatnya ide itu akan tertuang dalam kenyataan jika semseta telah mendukung untuk Merdeka.

Kisah dalam Histeriografi Hindia Belanda seharusnya menjadi pemantik bahwa tidak akan ada ide yang tidak terpakai. Apapun gagasan dalam cara kita membentuk kehidupan akan terlaksana jika semesta mengijinkan, termasuk gagasan ber-bangsa maupun ber-negara. Juga bagaimana konsepsi kita untuk membentuk diri kita sendiri seperti apa yang kita mau. Semua akan terlaksana jika semesta telah mendukung.

Perang Dunia ke dua yang terjadi, membuat Kota Hirosima dan Nagasaki Jepang di jatuhi Bom Atom pada Agustus 1945 oleh Sekutu. Porak-porandanya keadaan dalam Negri Jepang membuat mereka menyerah tanpa syarat juga pada Sekutu. Kosongnya pemerintahan baik dari Belanda maupun Jepang membuat Rakyat Hindia Belanda meplokramasikan kemerdekaan atas nama Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Proklamasi kemerdekaan sendiri tidak lepas dari anak bangsa yang berpikir untuk menjadi Manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang tidak ditekan oleh kekuasaan baik negara atau kekuatan manapun. 

Harapan terdalam sebagai Manusia sendiri haruslah bebas menentukan hidupnya sendiri. Oleh karna itu jangan pernah takut akan pikiran dan setiap gagasan-gagasannya yang kita yakini. Karena pada saatnya menjadi nyata merupakan hal yang pasti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun