Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keberhasilan dari Masyarakat Teknologi

12 Februari 2019   17:18 Diperbarui: 16 Maret 2019   17:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                 sumber gambar: trans7.co.id

Kreatif bukan dilatarbelakangi karna teknologi. Setiap manusia punya sisi kereatifnya sendiri-sendiri tergantung dari kapasitasnya masing-masing dalam berkreatif. Tetapi sebelum teknologi ada, sisi kreatif manusia terbendung karna keterbatasan media-media untuk menjadi kreatif itu sendiri.Tidak jarang keterbatasan informasi dan sarana membuat mereka enggan mengeluarkan sisi kreatif yang mereka punya.

Kini dengan perkembangan teknologi maju serta banyaknya media-media untuk mengekspresikan diri membendung kreativitas bukanlah alasan lagi. Angin teknologi telah menjadi segar dari keruhnya angin teknologi dimasa lalu. Kini dengan banyaknya media yang bisa digunakan menjadi tantangan bagi orang-orang yang ingin kreatif dan punya bakat kreatif untuk mendemonstrasikan dirinya.

Tak ayal revolusi teknologi yang sedang menerjang kini dieksploitasi sedemikain hebatnya oleh tangan dan pikiran kreatif manusia.Tetapi Inilah sisi positif dari revolusi teknologi yang sedang dan akan terus berlangsung. Dimana manusia lebih mudah mendemonstrasikan karya dan dirinya secara aktual karena tidak ada lagi ruang-ruang yang rumit dalam mengaksesnya.

Bahkan yang terjadi kini sisi kreatif manusia sudah menjadi industri baru untuk menghasilkan kapital menunjang kehidupan manusia itu sendiri. Karna itu grafik ekonomi dari industri kreatif berkembang sangat pesat terutama dari industri kreatif digital. Pasar endorsment masuk, dimana semakin digandrunginya industri kratif sebagai sarana hiburan masyarakat kekinian merupakan potensi pasar yang nyata bagi industri diluar kreatif yang mencoba memperkenalkan produknya lewat industri tersebut.

Dibalik sisi postitif, sisi negatif dari teknologi juga tentunya banyak. Tidak jarang teknologi kini dijadikan sebagai alat penyebar berita bohong atau Hoax. Apapun sisi negatif itu, teknologi bukanlah  perkara dari kekuasaan seglintir orang. Tekologi milik siapa saja yang bisa menggunakannya.

Oleh sebab itu, teknologi kini menjadi penghubung antar manusia dibelahan bumi manapun. Dengan teknologi arus informasi menjadi sangat cepat. Jadi kualitas konten negatif atau positif yang bersumber dari teknologi terkini tergantung dari manusia itu sendiri yang menggunakan teknologi.

Masuknya Film Indie ke Media Komersial

Dunia hiburan populer kini semakin banyak referensi. Bukan karna memburuknya hiburan dari media komersial tetapi semakin banyaknya media-media untuk menampilkan karya baru itu sendiri. Disamping karya baru banyaknya media juga berpengaruh pada naiknya manusia-manusia kreatif yang muncul ke permukaan.

Sebut saja karya-karya dari film indie di youtube. Film indie adalah jenis film yang rumah produksinya dibangun secara mandiri. Tentu karna kemandiriaannya dalam berproduksi, ia dapat tumbuh karena mempuni dan tentunya punya kualitas yang berbeda dengan hiburan media komersial eksisting. Untuk itu mereka dikenal karna karyanya bukan karna pamor atau kekuatan modal yang sebelumnya menyokong mereka.

Dengan persaingan yang ketat dalam memproduksi konten kratif di media, saling berebut pangsa pasar dalam bisnis-pun dimulai. Jika tidak ada upaya pembaharuan dari media komersial yang semakin ditinggalakan keberadaaanya oleh konsumennya akan memperburuk kondisi media komersial itu sendiri. Oleh sebab itu media komersial mulai berbenah.

Mereka terbuka dengan karya-karya indie yang sebelumnya sudah punya pangsa pasar di media sosial seperti youtube. Tujuannya adalah agar media komersial-pun tetap bisa eksis dengan karya baru walaupun karya tersebut dari rumah produksi mandiri. Tidak ada masalah karena terpenting dari semua itu ada hubungan saling menguntungkan untuk menghidupi satu sama lainnya.

Salah satu yang dapat menjadi contoh karya indie yang masuk dalam dunia media komersial adalah film indie "Bocah Ngapak ya" asal Kebumen. Film itu dilatarbelakangi kehidupan di salah satu desa diplosok kabupaten Kebumen. Kisah-kisahnya banyak terinspirasi dari kehidupan anak-anak khas desa.

Yang membuat menarik sendiri adalah pemain dari film itu sendiri dimana anak-anak sebagai pemain utama dalam film tersebut. Tingkah lucu para pemainnya dan skenario film dibalut situasi komedi membuat karya tersebut digandrungi masyarakat di media sosial muktahir. Disamping lucunya para pemainnya, bahasa yang digunakan-pun menjadi daya tarik sendiri. Sesuai dengan daerahnya yang berbahasa ngapak, film itu-pun dibuat senatural mungkin dan banyak mengangkat kearifan lokal kehidupan ala pedesaan.

Sedangkan pengadopsi film indi tersebut ke media komersial yaitu Trans 7. “Bocah ngapak ya” sendiri tayang pada hari sabtu dan minggu pukul 17:00 WIB. Tentu saja masuknya film “bocah ngapak ya “ sendiri dilatar belakangi dengan pangsa pasar Trans 7 yang selama ini menayangkan konten ramah anak seperti Sibolang, Laptop si Unyil dan lain sebaginya.  

Dalam masyarakat teknologi dan beragamnya media-media yang hadir menambah khasanah baru dari dalam kehidupan hiburan itu sendiri. Teknologi memberi kesempatan siapapun untuk dapat berkarya sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Tetapi karya yang akan langgeng untuk eksis adalah mereka yang punya kualitas dalam penyajian konten-kontennya. Tentunya baru dan berbeda dari kebanyakan. Sebagai nilai plus mendidik dan lucu.

Tidak ada lagi batas sebagi masyarakat teknologi dengan berbagai macam media yang ada. Kini setiap orang dapat mendemonstrasikan bakat dan minatnya secara mandiri. Mungkin dulu untuk menjadi seorang artis harus melalui casting yang ketat dan ikut audisi sana-sini menguras isi kantong berisi uang yang sangat dalam.

Tetapi kini para youtuber dengan bakatnya-pun dapat menjadi artis di media sosial. Jika beruntung ia dapat juga menjadi bagian dari media komersial yang kini cenderung merekrut talenta-talenta instan yang sudah populer sebelumnya dimedia sosial. Naiknya film "Bocah Ngapak ya" Kebumen ke media komersial menjadi bukti bahwa setiap karya mempunyai kesempatan yang sama tidak terkecuali. Dalam masyarakat teknologi sendiri memungkinkan tidak ada batas lagi. Semua bisa populer asalkan kreatif dan bisa sebagai sarana menghibur masyarakat teknologi muktahir yang kebanyakan mereka suntuk dengan hidupnya masing-masing karna kurangnya piknik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun