Mohon tunggu...
KOMiK Community
KOMiK Community Mohon Tunggu... Freelancer - Komunitas Pencinta Film

KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) | Komunitas Pencinta Film yang Hobi Nonton dan Nulis. Join Us: Facebook (KOMiK), Twitter (@komik_ksiana), dan Instagram (@KOMiK_Kompasiana).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kolaborasi Museum Penerangan demi Pelestarian Artefak Film yang Tak Lekang Zaman

11 Mei 2022   02:00 Diperbarui: 11 Mei 2022   02:04 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Rangkaian acara perayaan Hari Film Nasional tahun 2022 telah capai puncaknya. Dimulai dari bulan Maret sampai bulan Mei ini, Pameran Boeng Usmar Ismail di Dia.Lo.Gue resmi ditutup (10/5). Peringatan 101 tahun Usmar Ismail sukses terselenggara berkat kolaborasi dari Museum Penerangan di bawah naungan KemKomInfo, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru dari KemDikBudRisTek, Usmar Ismail Cinema Society, dan beberapa komunitas film yang peduli akan gaung Usmar Ismail selama ini termasuk KOMiK.

         Acara ini bagai momentum penting untuk insan perfilman dan masyarakat luas agar mengenal sosok pejuang perfilman Indonesia yang telah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional tahun lalu. Ini juga jadi momen tepat saat film Indonesia kembali hype, maka sineas dan semua pihak yang terlibat dalam ekosistem industri film lokal harus tetap bangkit berkarya di tengah pandemi covid-19.

Fransisca dari perwakilan Museum Penerangan, TMII sedang memberi sambutan (dok. KOMiK)
Fransisca dari perwakilan Museum Penerangan, TMII sedang memberi sambutan (dok. KOMiK)

         Berlokasi di Dia.Lo.Gue. Artspace, Kemang Selatan, Pameran Boeng Usmar Ismail dalam Sinema Indonesia menghadirkan Dialog Budaya untuk persembahan hari terakhirnya. Tema yang diangkat kemarin mengungkap "Pelestarian Artefak Film & Seni Budaya". Tampak hadir beberapa pembicara seperti Yuri Arief Waspodo (Kurator Museum Penerangan -- TMII), Engel Tanzil (Pamong Budaya Pameran Usmar Ismail), Deddy Otara (Founder Omah Otara & Kolektor Artefak), dan Nadia Radinka serta Badai Saelan selaku cucu dari Usmar Ismail yang menaungi Usmar Ismail Cinema Society.

         Perjalanan karya Usmar Ismail tak bisa lepas dari film hitam putih yang pernah diproduksi pada tahun 50an. Di bawah Perfini, Usmar mulai gerilya membuat tonggak sejarah baru untuk produksi film nasional yang belum mengenal format digital. Bila ditelisik lebih dalam, film-film Usmar Ismail pun selalu menyisipkan adegan obrolan di meja makan. Narasi ini membawa Engel Tanzil menyusun porsi menu potret-potret sejarah kepedulian Usmar Ismail yang mampu mengubah sosial budaya masyarakat melalui film pada masanya. Dalam konsep pameran, Engel juga berhasil menata catatan-catatan penting dari sosok Usmar Ismail yang melintasi tahun demi tahun.

         Dari situ, pengunjung diajak mengenal sisi lain Usmar Ismail. Sosok pelopor budaya kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini juga dikenal dalam bidang teater dan jurnalistik. Layak! Jika Usmar Ismail didapuk sebagai "Pahlawan Nasional". Artefak film dan jejak karyanya juga masih tersimpan rapi setelah dikumpulkan dari 3 orang anaknya yang masih hidup. Para cucu Usmar Ismail juga belajar seperti apa merawat artefak-artefak atau warisan karya yang tersisa dalam bentuk kertas arsip atau dokumen maupun lembar foto.

         Diskusi budaya makin menarik saat Deddy Otara menceritakan seperti apa artefak film dan seni budaya yang bisa jadi catatan sejarah panjang sehingga dikenang sepanjang masa. Engel Tanzil juga menambahkan bahwa ide membuat pameran Boeng Usmar Ismail didahului dari proses riset dan wawancara panjang terhadap 100 orang yang ditanya terkait sosok Usmar Ismail. Nyatanya, hanya 20% yang mengenal sisi sinematografi dari pahlawan nasional ini. Selebihnya milenial dan gen Z justru mengenal Usmar Ismail setelah hasil restorasi film "Tiga Dara" dipertontonkan ke publik.

         Pameran Boeng Usmar Ismail pun dihidangkan untuk publik supaya lebih dekat satu sama lain. Pameran ini telah memudahkan pencinta sejarah, budaya, dan seni perfilman Indonesia demi akses informasi sebanyak-banyaknya tentang Usmar Ismail. Selain itu, pameran juga diapresiasi banyak kalangan sebagai proyek pengembangan ekosistem perfilman sebab dikunjungi berbagai komunitas film, desainer, hingga publik figur.

         Akurasi dan validitas jejak Usmar Ismail yang ditampilkan dan dipajang dalam pameran telah diklasifikasi berdasar periode tahun produksi karya. Para pengunjung memberi apresiasi sangat baik untuk pameran ini. Meski diadakan tatap muka dengan protokol kesehatan, pameran Boeng Usmar Ismail sukses menjangkau lintas generasi dan golongan. Persiapan yang matang membuat inovasi pada pameran ini juga diramaikan dengan ruang audio yang tren bagi anak zaman now.

Para pembicara yang hadir dalam Dialog Budaya (dok. KOMiK)
Para pembicara yang hadir dalam Dialog Budaya (dok. KOMiK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun