Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Lupa Dicabut, Kebakaran..

21 Oktober 2010   08:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 127 0

Lembur dan tidur malam, itulah yang sering terjadi apabila mahasiswa khususnya anak kos tidak pintar dalam membagi waktu. Karena banyak tugas, lupa makan dan istirahat akhitnya berujung pada penyakit seperti maag, pusing,dsb. Orang tua sudah sering mengingatkan tapi semua itu kembali kepada masing-masing apakah akan menuruti nasihat orang tuanya atau tidak.

Karena tidur terlalu malam dampaknya tubuh saya menjadi sangat mudah capek dan lesu. Mau mengerjakan tugas rasanya menjadi malas. Saya adalah tipe orang yang apabila sudah tidur tak bisa lagi diganggu atau tidak mudah terganggu oleh suara atau bau apapun. Ketika saya sedang tertidur pulas, teman sekos saya (sebut saja Frida) mengetuk pintu saya dan memanggil saya dengan nada suara panik. Mau tak mau saya bangun dan membuka pintu. Saya sudah terbiasa dengan Inem yang sangat mudah panik dan histeris walau itu hanya masalah kecil. Dia kadang suka berteriak kalau kaget ataupun merasa takut. Waduh.

Saya kira dia hanya iseng, kemudian dia berkata “Sel,cepet cepet liat kamarnya Wiwi”. Wiwi adalah teman sekos saya juga. Karena melihat tingkah Frida, saya menjadi ikut panik. Saya melihat kamar Wiwi, dari jendela kamarnya muncul asap kehitaman. Ketika saya dekati benar saja ada sesuatu di kamarnya yang menyebabkan terbakar. Saya panik (tapi tidak ikut berteriak seperti halnya Frida. Hehe). Kemudian Frida memanggil Pak Slamet, beliau adalah penjaga kos kami. Saya menunggu sembari bingung tengok kanan-kiri. Nihil. Semua anak kos sedang kuliah.

Sesaat kemudian Pak Slamet beserta rombongan tukang -karena kos kami sedang dalam masa renovasi- mendatangi kamar Wiwi sambil membawa ember berisi air. Inilah hal yang membuat saya takjub, ternyata lelaki memang kuat. Saya belum pernah melihat insiden kebakaran sebelumnya. Saya melihat Pak Slamet dengan beberapa orangnya yang begitu cekatan berusaha memadamkan api. Mereka berusaha mendobrak pintu tapi gagal karena pintu terkunci dan kuncinya dibawa oleh si pemilik. Akhirnya lewat jendela, mereka mengguyurkan air di sumber kebakaran itu. Sementara saya dan beberapa anak kos lain yang baru pulang berolahraga menyaksikan dengan cemas dan sedikit bengong. Bingung apa yang harus dilakukan. Mau ikut membantu tapi malah jadinya merepotkan. Ya sudahlah.

Setelah berusaha sekuatnya, api berhasil padam. Saya tak bisa melihat apa yang telah dan menyebabkan kebakaran. Saya kembali ke kamar dan merenungkan apa yang akan terjadi kalau hari ini saya dan Frida masuk kuliah? Mungkin seisi kamar Wiwi ludes dilahap api dan kemungkinan kamar saya ikut terkena api. subhanallah.

Begitulah pikiran saya, kebetulan saya dan Frida libur karena Jurusan KeperawatanUniversitas Diponegoro rencananya minggu depan mulai bisa menggunakan gedung baru sehingga perlu penataan. Libur deh, Alhamdulillah.

Setengah jam kemudian, Wiwi si pemilik kamar pulang. Saya melihatnya melewati kamar saya dengan santai dan terhenyak ketika melihat jendela kamarnya basah. Dia membuka pintu dan heran lalu mendatangi saya. Penyebab kebakaran adalah ternyata ia lupa mencabut colokan pemanas air (heater) yang terbuat dari plastik. Oh, pantas saja ketika heater kosong dan listrik masih mengalir maka timbul percikan yang mengakibatkan kebakaran. Dia hampir menangis lalu kami semua berusaha menenangkannya. Malam ini dia akan tidur di kamar saya.

Dari sini bisa diambil pelajaran bahwa ceroboh ternyata bisa menimbulkan masalah besar. Jika api tidak segera dipadamkan, habislah sudah. Sekedar saling mengingatkan barangkali baik pembaca maupun saya perlu lebih berhati-hati dan mengecek semua benda sebelum akhirnya keluar kamar/rumah. Jangan lupa untuk selalu mengunci pintu.

Sekian semoga bermanfaat

:)

posted by: Selly Hning P

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun