Dari situ, pribadi tersebut perlahan-lahan akan masuk dalam perangkap Sokrates, terutama dalam bidang sastra. Di mana, sastra mampu mewakili berbagai perasaan di atas, dan bertujuan untuk menyelaraskan atau setidaknya meringankan beban yanga da di pikiran orang lain.
Begitu pun dengan Komen Lida. Anggota Komen Lida pun saling bertukar pikiran sampai pada ruang curhat. Karena komunitas ini mampu menyentuh bagian terdalam dari milenial yang kurang mendapat ruang ekspresi di dalam lingkungan masyarakat.
Tak bisa dipungkiri bahwasaannya, banyak kaum milenial yang masih takut atau pun belum menemukan ruang ekspresi yang tepat untuk menyalurkan hobi atau pun mengembangkan apa yang mereka sukai demi menciptakan masa depannya.
Masa depan mereka pun perlahan-lahan bersinar bersama Komen Lida. Karena di sana ada bascamp yang mendukung mereka untuk terus bermimpi.
Akhirnya, bermimpilah selagi masih ada harapan untuk melakukannya. Daripada hanya sekadar bermimpi, tetapi satu pun dari mimpi tersebut tidak dikerjakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H