Mohon tunggu...
Kompasianer Medan
Kompasianer Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Komunitas Kompasianer Medan

Komunitas Kompasianer Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengemas Toba Menjadi "Sustainable Tourism" Berbasis Edukasi Konservasi Alam dan Ekonomi Kreatif

21 Oktober 2021   14:58 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:48 9180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar KOMED 


Sejak dinilai, diputuskan serta berhasil masuk daftar UNESCO Global Geoparks Council pada tahun 2019 lalu di Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks IV, di Lombok, Indonesia, Danau Toba terus berbenah hingga kini agar layak menjadi geowisata kelas dunia.

Besarnya potensi Danau Toba ini dirasa penting untuk mengadakan kegiatan skala internasional apalagi Danau Toba masuk dalam lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Kemudian KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF menggelar konferensi internasional dan sebelumnya pada Juli lalu menyelenggarakan kegiatan yang sama di Borobudur dan berlanjut hingga November mendatang di DPSP berikutnya.

Pada Rabu tanggal 13 Oktober 2021, "International Conference Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity" resmi dibuka secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bapak Sandiaga Uno.

Pembukaan International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar KOMED 
Pembukaan International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar KOMED 

Konsep acara yang bertaraf internasional ini cukup unik karena digelar di ruang terbuka TB Silalahi Center, Balige.

Beruntung cuaca sangat mendukung, sehingga acara yang berlangsung selama 5 jam lebih tersebut berjalan dengan lancar. Acara ini diadakan secara hybrid yaitu offline dan online.

Bagi peserta offline dan online harus mendaftarkan diri terlebih melalui platform MICE. Acara ini juga secara LIVE di 3 kanal YouTube yaitu, Kompas TV, KEMENPAREKRAF, dan Harian Kompas.

Menurut Bapak Menteri Sandiaga Uno, melalui video konferensi mengatakan tujuan dari event ini adalah upaya mengembangkan pariwisata di kawasan Danau Toba. 

Lebih lanjut juga berharap agar penggalian potensi khususnya di bidang budaya dan alam di Danau Toba sehingga dapat memberikan pengaruh positif bagi ekonomi, lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Sebelum menutup video konferensi, Bapak Sandiaga Uno kembali mengungkapkan rumus untuk para industri kreatif dan pariwisata yaitu 3G, Gercep (gerak cepat), Geber (gerak bersama) dan Gaspol (gali semua potensi untuk bertahan).

Pembukaan International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar Komed 
Pembukaan International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar Komed 

Sebelum pembukaan resmi dari MENPAREKRAF, konferensi tersebut telah menghadirkan banyak kata sambutan melalui video baik yang mewakili Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bapak Luhut Binsar Pandjaitan.

Perwakilan Gubernur Sumatera Utara Bapak Edy Rahmayadi, anggota DPR Bapak Sofyan Tan dan Bapak Djohar Arifin Husin, Kepala Dinas Pariwisata Sumut Bapak Zumry Sulthony dan Direktur UNESCO Jakarta Bapak Mohammed Djelid.

Dalam konferensi tersebut, seharusnya hadir tujuh Bupati dari seluruh kawasan Danau Toba, namun yang tampak hadir hanya Bupati Dairi Bapak Eddy Keleng Ate Berutu dan Bupati Karo Cory Sebayang.

Sebelum masuk ke acara inti, hadir Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF Ibu Rizki Handayani yang menyampaikan tujuan dan konsep dari pagelaran "International Conference Heritage of Toba".

Melalui konferensi ini, jelas Ibu Rizki Handayani mendiskusikan potensi besar dari Danau Toba sebagai Global Geopark atau taman bumi dunia karena punya tiga unsur yaitu geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity, dan destinasi wisata super prioritas.

Ibu Rizki dan tim saat ini tengah menyiapkan produk wisata tematik Geopark Kaldera Toba seperti mengusahakan agar wisatawan pulang membawa produk khas buatan warga lokal, meningkatkan fasilitas wisata seperti toilet yang layak, dan mengembangkan kuliner khas Toba agar dapat dicicip wisatawan. 

Sesi diskusi International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar Komed 
Sesi diskusi International Conference Heritage of Toba | Tangkapan Layar Komed 

"Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman" Sesi Diskusi Pertama yang Semakin Buka Wawasan Sejarah Toba

Berbicara Danau Toba tentu tidak lepas dari sejarah terbentuknya danau terbesar se-Asia Tenggara ini.

Untuk itu, sebelum lebih jauh mengemas branding The New Toba agar lebih nyaman dinikmati wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara, tentu konsep informasi mengenai proses terbentuknya danau ini harus benar-benar matang.

Hadir sebagai pembicara pertama dalam sesi pertama diskusi yaitu Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung, Indyo Pratomo, mengatakan Danau Toba merupakan sebuah situs kawah raksasa yang dihuni lebih 100.000 jiwa secara turun temurun, saat itu Kaldera Toba sebuah erupsi yang besar sekali, dan dikategorikan sebagai supervolcano.

Sebelum menjadi Danau Toba seperti sekarang ini, usai erupsi Danau Toba mengalami evolusi secara bertahap bahkan sampai naiknya Pulau Samosir ke permukaan. 

Selanjutnya pemaparan materi Optimalisasi Sektor Pariwisata Danau Toba melalui Pengembangan Wisata Berwawasan Lingkungan dibawakan Ahli Ekowisata IPB, Profesor Harini Muntasib.

Profesor Harini hadir secara virtual dalam menjelaskan materinya, namun tidak mengurangi para peserta dalam memahami apa yang disampaikan, sangat mudah diterima dan dicerna.

Ada banyak informasi dari Profesor Harini mengenai potensi Danau Toba dan informasi inilah yang semestinya ada di booklet atau barcode promosi Danau Toba sehingga terwujud makna edukasi wisata alam Danau Toba kepada wisatawan.

Branding yang harusnya sampai pada dunia adalah fakta bahwa Toba adalah gunung api raksasa yang letusannya paling besar di dunia. Kemudian juga menyampaikan rekomendasi untuk menambahkan informasi objek geologi, objek danau dan objek biologi pada video Wonderful Indonesia: The Heartbeat of Toba.

Letusan gunung 74.000 tahun yang lalu, ternyata masih meninggalkan jejak-jejak di kawasan Danau Toba berharap bukti-bukti endapan ini tetap terjaga sebagai museum alam, ujar Profesor Harini.

Selain itu, Danau Toba juga memiliki potensi agrowisata di sekelilingnya. Ada perkebunan kemenyan (Styrax paralleloneurum) atau Haminjon dalam bahasa lokal, berlokasi di Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan dan sekitarnya.

Perkebunan kopi, jenis arabika seperti Kopi Lintong, Sidikalang, Sigarar Utang dan Mandailing. Ada juga pohon dan budidaya tanaman lokal seperti andaliman, hariara, andalehat, dan lain-lain.

Hutan Danau Toba kaya akan anggrek hutan yang tumbuh dan berkembang di Hutan Wisata Taman Eden di Desa Sionggang, Kecamatan Lumban Julu, Toba Samosir.

Lalu bagaimana dengan isi wisata air di Danau Toba yang jadi ciri khasnya? Danau yang memiliki tinggi permukaan 900 mdpl, di dalamnya hidup beragam biota seperti plankton, hewan bentik atau hewan di dasar perairan, ikan endemik Danau Toba Neolissochilus thienemanni dan berbagai tumbuhan air.

Penjelasan Profesor Harini mengenai konsep branding wisata alam Danau Toba komplit sekali, mulai dari rekomendasi pembuatan film 4D mengenai proses meletusnya gunung hingga terbentuk danau, lalu pembuatan peta wisata yang super lengkap atau semacam information center.

Berikutnya adalah Aktivis Lingkungan Annette Horschmann yang membahas Toba dari sisi lingkungan secara blak-blakan.

Menurut Annette, ada empat hal yang mengancam lingkungan Danau Toba yaitu peternakan ikan dan babi, pertanian, pariwisata, dan masyarakat sekitarnya.

Berbicara tentang isu lingkungan pada lokasi wisata kita memang PR besar menurutnya. Kita, ujar Annette sedang menghadapi eco tourism versus over tourism.

Hal ini dibuktikan dari data berita di koran yang ditemukan Annette mengenai komentar seorang pejabat yang berencana mendatangkan 10 juta pengunjung tiap tahun. Namun sebaiknya jangan karena tidak baik untuk lingkungan Danau Toba, 500 ribu saja pertahun sudah sangat baik. 

Apa saja solusi agar ecotourism bisa terwujud di kawasan wisata Danau Toba?

Annette menjabarkan dengan jelas setiap poinnya, dengan melatih warga lokal untuk mengolah sampah organik dan anorganik agar tidak menjadi limbah yang mengotori danau, menerapkan ecotourism yang low impact yang tidak banyak menciptakan sampah.

Membuat program green hotels dan memberi apresiasi pada hotel yang menerapkannya misal dengan keringanan pajak, kemudian konsep alam beratraksi, tingkatkan perbaikan jalan ke gunung, tapi jangan semua diaspal.

Saya ingin konsep sustainable tourism ini benar-benar dijalankan, take it serious! tegas Annette mengakhiri pemaparannya.

"Kolaborasi Budaya, Masyarakat, dan Pariwisata Toba" Diskusi Sesi Kedua Membahas Potensi Danau Toba dari Fashion, Kuliner hingga Musik Lokal

Pada sesi kedua diskusi semakin seru, hadir Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii Profesor Uli Kozok yang membahas keunikan budaya Batak dan pengaruh komunikasi budaya dalam menyatukan masyarakat dan pariwisata Toba.

Membangun wisata yang kental dengan budaya masyarakatnya memang tidak mudah, namun bukan berarti untuk menarik wisatawan, budaya masyarakat harus terkikis, justru budayanya harus dipertajam dan dikemas menarik khas zaman sekarang. Bagi wisatawan pun sebaiknya menghargai budaya setempat saat berada di daerah wisata, ujar Prof Uli.

Kemudian mengurangi pembangunan hotel tapi memperbanyak homestay. Nah, ide wisata pun ada banyak yang bisa dikembangkan dari wisata berwawasan budaya, seperti zip lining, mountain biking, terjun lenting, dan lain-lain.

Selanjutnya membahas Danau Toba dari sisi fashion yang disampaikan Perancang Busana, Athan Siahaan dengan tema Kain Ulos Batak Toba sebagai kekayaan budaya. Ulos adalah bagian dari jati diri suku Batak.

Beberapa motif tenun Ulos memiliki banyak arti dan dipakai dalam momen khusus. Saya berharap, ujar Athan, Pemerintah lebih memperhatikan para penenun Ulos Batak dimanapun berada agar dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka, sehingga membuka pasar kepada perajin nasional.

Saatnya beralih pada topik kuliner Batak yang dibawakan praktisi kuliner Indonesia Santhi Serad, yang selama ini telah memperkenalkan bumbu khas kuliner Batak ke luar negeri yaitu; Andaliman (lada batak) dan Kecombrang.

Kuliner, menurut Santhi, merupakan elemen budaya suatu bangsa yang mudah dikenali sebagai identitas suatu masyarakat. Andaliman segar hanya ada di Tanah Batak ini. Kalaupun ada di tempat lain bisa saja dalam kondisi tidak segar dan itu pengaruh pada citra rasa masakan.

Andaliman segar memberikan sensasi pedas yang segar seperti ada kesan lemonnya juga beda dengan merica biasa.

Pembicara terakhir pada sesi kedua, ada musisi Viky Sianipar. Viky yang siang jelang sore itu tampak tampil casual dan santai bahkan dalam memaparkan materi bertema Melihat Keunikan Toba melalui Daya Tarik Kekayaan Budaya dan Musik Lokal pun disampaikan dengan sangat asyik, membuat peserta menjadi segar kembali.

Materi dari Vicky Sianipar. Sumber Gambar: Agus Oloan (Komed)
Materi dari Vicky Sianipar. Sumber Gambar: Agus Oloan (Komed)

Viky membawakan materi dengan singkat namun mengena dan tanpa slide. Hanya dengan memperdengarkan perbedaan musik lokal dari Tanah Karo berjudul Piso Surit dengan Piso Surit versi aransemen Viky.

Sebenarnya lagu ini sudah lama beredar tapi masih relevan disampaikan di forum internasional agar semakin membuka wawasan bagi warga lokal bahwa jika budaya dikemas dengan unik tanpa menghilangkan unsur asli musik tradisional dan memadukannya dengan selera anak muda.

Tentunya, ini akan banyak menjaring pendengar bahkan tidak hanya di Tanah Karo saja tapi juga seluruh Indonesia. Kemasan ini, ujar Viky juga menjadi persoalan di ranah kuliner, ulos, dan kebudayaan Batak yang lain. 

"International Conference Heritage of Toba" ditutup dengan tarian Batak yang dibawakan Sanggar Tari TB Silalahi Center. Sampai ketemu di konferensi selanjutnya.

Horas.. Mejuah-Juah.. Njuah-Juah..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun