Mohon tunggu...
Kompasianer Medan
Kompasianer Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Komunitas Kompasianer Medan

Komunitas Kompasianer Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengemas Toba Menjadi "Sustainable Tourism" Berbasis Edukasi Konservasi Alam dan Ekonomi Kreatif

21 Oktober 2021   14:58 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:48 9180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Materi dari Vicky Sianipar. Sumber Gambar: Agus Oloan (Komed)

Hadir sebagai pembicara pertama dalam sesi pertama diskusi yaitu Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung, Indyo Pratomo, mengatakan Danau Toba merupakan sebuah situs kawah raksasa yang dihuni lebih 100.000 jiwa secara turun temurun, saat itu Kaldera Toba sebuah erupsi yang besar sekali, dan dikategorikan sebagai supervolcano.

Sebelum menjadi Danau Toba seperti sekarang ini, usai erupsi Danau Toba mengalami evolusi secara bertahap bahkan sampai naiknya Pulau Samosir ke permukaan. 

Selanjutnya pemaparan materi Optimalisasi Sektor Pariwisata Danau Toba melalui Pengembangan Wisata Berwawasan Lingkungan dibawakan Ahli Ekowisata IPB, Profesor Harini Muntasib.

Profesor Harini hadir secara virtual dalam menjelaskan materinya, namun tidak mengurangi para peserta dalam memahami apa yang disampaikan, sangat mudah diterima dan dicerna.

Ada banyak informasi dari Profesor Harini mengenai potensi Danau Toba dan informasi inilah yang semestinya ada di booklet atau barcode promosi Danau Toba sehingga terwujud makna edukasi wisata alam Danau Toba kepada wisatawan.

Branding yang harusnya sampai pada dunia adalah fakta bahwa Toba adalah gunung api raksasa yang letusannya paling besar di dunia. Kemudian juga menyampaikan rekomendasi untuk menambahkan informasi objek geologi, objek danau dan objek biologi pada video Wonderful Indonesia: The Heartbeat of Toba.

Letusan gunung 74.000 tahun yang lalu, ternyata masih meninggalkan jejak-jejak di kawasan Danau Toba berharap bukti-bukti endapan ini tetap terjaga sebagai museum alam, ujar Profesor Harini.

Selain itu, Danau Toba juga memiliki potensi agrowisata di sekelilingnya. Ada perkebunan kemenyan (Styrax paralleloneurum) atau Haminjon dalam bahasa lokal, berlokasi di Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan dan sekitarnya.

Perkebunan kopi, jenis arabika seperti Kopi Lintong, Sidikalang, Sigarar Utang dan Mandailing. Ada juga pohon dan budidaya tanaman lokal seperti andaliman, hariara, andalehat, dan lain-lain.

Hutan Danau Toba kaya akan anggrek hutan yang tumbuh dan berkembang di Hutan Wisata Taman Eden di Desa Sionggang, Kecamatan Lumban Julu, Toba Samosir.

Lalu bagaimana dengan isi wisata air di Danau Toba yang jadi ciri khasnya? Danau yang memiliki tinggi permukaan 900 mdpl, di dalamnya hidup beragam biota seperti plankton, hewan bentik atau hewan di dasar perairan, ikan endemik Danau Toba Neolissochilus thienemanni dan berbagai tumbuhan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun