Mohon tunggu...
Boy SubirosaSabarguna
Boy SubirosaSabarguna Mohon Tunggu... Dokter - Dosen Fakultas Kedokteran UI

Kedokteran Komunitas, Biomedical Engineering, Medical Informatic

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Berbasis Soft Skill Menuju Indonesia Maju 2045 Perlu Dimulai Sekarang!

30 Januari 2021   17:40 Diperbarui: 30 Januari 2021   17:40 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga ALLAH SWT, memberikan pada kita rasa syukur yang membanggakan, dan menjadi tanggungjawab atas amanah untuk berusaha mencapainya. Adanya prediksi yang membanggakan, dari PricewaterhouseCoopers  (1) , yang akan menjadi Raksasa Ekonomi Dunia Ke 4 Tahun 2050 dan harapan akan  mencapai Indonesia Maju 2045. Di atas merupakan prediksi yang harus diupayakan tak hanya cukup bergembira, tetapi harus berjuang keras mencapainya.  Dalam hal ini perlu mulai dari mana? 1) bersyukur atas akan adanya nikmat yang besar dan adanya keyakian untuk dapat menjadi negara besar, 2) menyadari dengan perubahan mindset, yang harus melakukan perubahan dan berusaha keras dan prospektif, 3) perbaikan fondasi pendidikan dengan basis softskill dan karya inovatif dan futuristik, yang bertahap dan berkesinambungan; melihat ke masa datang dengan perbaikan yang ada sekarang, dengan tetap menjaga perubahan yang memberikan harapan secara prospektif.

2. Bersyukur dan Berkeyakinan

Prasyarat akan menjadi Raksasa Ekonomi Dunia Ke 4 Tahun 2050 dan prasyarat Indonesia Maju 2045, yang perlu dikembangkan terkait dengan hal-hal penting mulai dari infrastruktur sampai dengan sumber daya ekonomi, yang tentu saja yang perlu diperhatikan tentang tentang Sumber Daya Manusia. (2) Penguatan Sumber Daya Manusia, yang dipenuhi dengan: a) pendidikan yang berbasis inovasi yang didukung penerapan softskill yang unggul, b) sumber daya mamusia yang berkemampuan reset yang unggul dengan menanfaatkan kearifan lokal dan berorientasi pada teknologi maju yang bermanfaat,  c) sumber daya manusia yang didukung program kesehatan yang relevan, sehingga menjadi sumber daya manusia yang unggul secara fisik dan mental, d) sumber daya manusia yang didukung perlindungan sosial, sehingga tidak stanting, dan terbebas dari kebodohan dengan tingkat intelektual yang baik. Kondisi Sumber Daya Manusia menjadi hal yang sangat penting karena merupakan subjek dan sekaligus objek, sehingga harus diperkuat secara mumpuni, kalau tidak akan merupakan malapetaka yang besar karena Sumber Daya Manusia menjadi beban peradaban bukan merupakan faktor potensial untuk maju. Berbagai segi tentang Sumber Daya Manusia, faktor pendidikan menjadi sangat penting, karena ketimpangan yang akan terjadi sudah mulai muncul dengan jelas, yaitu pengangguran sarjana.

 

3. Perubahan MindSet

Menjadi kenyataan kurikulum yang berlangsung sekitar 25 tahun mulai 1994 dengan suplemen 2099, karena kurikukm 2013 tak jadi berjalan (3), masih mengutamakan adanya penguasaan pengetahuan yang dominan, malah cenderung berlebihan, dengan memberikan tanda adanya ujian nasional yang bersifat pengetahuan. Bersifat pengetahuan yang tentu kecederungan pada hafalan yang mengutamakan penguasaan saat ujian (4), dan setelah ujian berlalu maka dapat saja dilupakan. Keadaan yang terjadi dan menakutkan adanya pengangguran sarjana yang terus membesar, sekarang ini ternyata skema pendidikan seperti beriku

Gambar 1: Pembelajaran Sekarang(4)
Gambar 1: Pembelajaran Sekarang(4)

 Pelaksanaannya sudah maklum dan kebanyakan sudah merasakan terutama yang sekarang berumur 60 tahun merasakan, diantaranya seperti berikut ini. 1. Kewajiban penguasaan Hard Skill (5), mencapai 80%, dengan demikan dibebani materi yang besar dan menyita banyak waktu dan konsentrasi belajar. Hal ini bercirikan: 1) adanya ujian nasional, 2) adanya bimbingan tes, 3) ujian perguruan tinggi secara berbeda dengan ujian. 2. Lebih memberatkan adalah olahraga, seni dan prakarta bergerak jadi pengerahuan juga, bukan lagi Soft Skill (6)  yang melatih rasa dan karya, sebatas tahu teori berenang dan pernah berenang, tahu bermain volley, pernah coba dan tidak diarahkan, agar setiap orang berprestasi di salah satu olah raga, seni atau kerajinan, mengetahui teori tetang anggaran, tetapi tidak dilatih membuat angaran yang efektif di tempat kerjanya, menjadikan pendidikan secara tidak terasa menjauh dari kehidupan sehari-hari, hanya menjadi kebanggan semata, tentu pangkat naik. 2. Lulus dan Ijazah. Orientasi yang terbesar adalah adanya lulus ujian dan dapat ijazah. Hal ini menyebabkan adanya hal yang merupakan efek samping yang menyedihkan: adanya joki (7), yang dianggap jalan keluar dan lainnya yang menjadi lebih buruk lagi, adanya mahasiswa bodong(8), registrasi dan absen, maka lulus. Hal di atas pernah berjalan, semoga sekarang tidak ada lagi, menjadi keadaan yang ternyata memperbaikinya juga tidak mudah. Ada juga pendapat hal ini hanya masalah kecil dan sedikit, sebenarnya penting diperhatikan, karena merupakan fenomena gunung es (9) dari pengangguran, karena orang yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikan dan ijazahnya sebenarnya adalah pengangguran juga, walaupun terselubung (10). 3. Penggangguran. Penganguran sarjana (11) yang makin tinggi pertahun, sejalan dengan peningkatan jumlah peserta didik, perguruan tinggi dan juga lulusan, juga menyedihkan karena peningkatan terbesar adalah pengangguran sarjana. Penting untuk secara komprihensif mendalami penyebab yang mendasar, tak hanya pada akibat yang menjadi hal yang dipermukaan saja. Dapat diperhatikan angka pengangguran pertahun, yang menunjukkan: adanya pentingkatan yang terus membesar tiap tahunnya, seperti (12) naik dari tahun 2017 dari 5% menjadi 6,2% di tahun 2019 dan perlu segera melaksanakan adanya (13) inovasi pendidikan, sekarang di bawah kementrian baru sudah mulai melaksanakan dengan Merdeka Belajar.

4. Tantangan Masa Kini dan Mendatang

            Perubahan pendidikan mulai tahun 2019-2020, dengan mentri pendidikan dan kebudayaan memberikan ciri: (14) 1) dihapusnya ujian nasional, 2) merdeka belajar, dengan kebebasan memperoleh 3 semester dari 8 semester di luar program studi, 3) BRP 1 halaman, untuk mengurangi guru terhadap baban administrasi; 4) kemudahan membuat program studi baru, disusul dengan adanya Pandemi Covid-19 (15), memberikan keharusan penggunaan pembelajaran daring secara massif, selama ini sulit dimulai. Dengan demikan perubahan midset telah terjadi:     1) selesai pendidikan bukan hanya terbatas ujian nasional, dapat ijazah, belajar lebih luas dan boleh di luar area  prodi, asal memberikan dukungan bahwa setelah lulus dapat melakukan pekerjaan atau dapat menghasilkan karya untuk kehidupan, tidak lagi mencari pekerjaan dan mengangggur. 2) kemudahan membuat Program Studi Baru, untuk memberikan keluasan bagi keilmuan dan kebutuhan kompetensi yang baru, berbeda, multidisiplin seiring perubahan situasi dan kondisi global yang berubah pada industri era 4.0. 3) ukuran kierja program studi, nomor 1 adalah treser studi setelah 6 bulan menunggu, artinya bekerja atau diserap pasar, memberikan strategi manajemen dan pembelajaran yang harusnya berbeda jauh dari yang biasanya, ternyata antara pendidikan dan dunia kerja berbeda jauh. (16) Memang belum terasa benar bedanya, tetapi langkah itu telah merupakan loncatan besar yang selama ini stagnan dan menara gading yang kokoh, menjadi perlahan cair dan kiblat bukan lagi pendidikan, tetapi adalah kondisi kesejahteran yang ditandai dengan kekuatan ekomoni dan bisnis yang luas dan mendalam terhadap berbagai aspek. Patokan pendidikan bermutu mulai bergeser ke PISA (International Student Assessment) (17) yang diprakarsai oleh organisasi bisnis OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development).

5. Tantangan Indonesia Maju 2045

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun