Mohon tunggu...
Komarudin Tasdik
Komarudin Tasdik Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Ngeblog di Katabah

Belajar Ms Excel, Pemrograman PHP, Komputer, Pendidikan, Bahasa Inggris, Arab, Catatan Harianku katabah.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Uttaran di ANTV, Tidak Bahaya Bagi Mindset Anak

9 Januari 2016   07:05 Diperbarui: 9 Januari 2016   16:39 2727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya, saya mohon maaf kepada Pak Hendrik Riyanto. Tanggapan ini bukan untuk menunjukkan bahwa saya lebih cerdas, tapi saya mencoba melihat dari sudut pandang yang sedikit berbeda.

Salah satu alasan bahwa sinetron Uttaran di ANTV dianggap berbahaya bagi mindset anak adalah gadis baik-baik juga membenarkan untuk melawan ibu kandungnya?

Kalau berbicara bahaya atau tidak dari sikap negatif tersebut memang bahaya. Tapi itu masih relatif lebih mudah diatasi. Orang tua sebagai sensor terbaik - meminjam kata-kata Pak Hendrik, dapat membimbing anak agar tidak mencontohnya.

Kalau hanya film Uttaran saja yang dikatakan berbahaya, maka ini bisa juga mengarah pada diskriminasi karena film-film lain juga ada yang berbahaya, bahkan mengarah pada penghinaan agama tertentu.

Untuk menangkal sisi negatif dari film Uttaran, kita mungkin lebih mudah mengatakan: “Itu jangan dicontoh, tidak baik, ya Nak!”

“Bagaimana kalau seorang raja yang suka shalat, tapi memiliki isteri banyak dan tidak mampu mengatasi ilmu sihir dengan cara Islami? Ini cukup mengherankan bagi saya!”

Selain itu, acara-acara produk lokal juga tidak jauh tidak mendidiknya. Bagaimana “menyiksa” salah satu pemain dalam acara candaan? Bagaimana mengungkap masalah keluarga dan putus cinta di ranah publik? Ini juga bisa jadi masalah besar karena generasi muda bisa beranggapan bahwa mengumbar aib sendiri dan keluarga itu boleh, bahkan bisa dipertontonkan. Ini bahaya juga…!

Yang lebih berbahaya menurut saya adalah tontonan yang tampaknya positif, tapi sebenarnya negatif. Berikut ini beberapa contohnya:

1. Seorang tokoh agama berbicara tentang agama, tapi mengenakan baju mewah atau mempertontonkan barang-barang mewah miliknya

Dampaknya, para penonton menganggap biasa berbaju mahal dan berkendaraan bagus walaupun saudaranya miskin.

Ada yang beralasan bahwa baju mewahnya dipinjamkan oleh pihak desainer (endorse). Tapi masyarakat awam ada yang tidak sadar akan hal itu.

2. Pemeran wanita dan laki-laki berpelukan mesra di ranah publik ketika memerankan isteri dan suami atau ayah dan anak gadisnya yang sudah aduhai berpelukan padahal mereka itu orang lain

Ini bisa dipraktekkan oleh anak-anak ketika mempraktekkan adegan-adegan budaya tertentu. Mereka berpelukan dengan lawan main atau dengan pacar…!

Bisa juga dipraktekkan oleh suami-isteri di ranah publik yang kemudian mengundang anak remaja tertarik untuk mempraktekkan kemesraannya.

3. Berita kriminal yang terlalu sering bukan jadi dihindari, tapi malah ditiru yang salahnya.

4. Terlalu banyak berita negatif tentang bangsa Indonesia bisa membuat mindset rendah diri generasi muda masa kini

Singkat kata, film Uttaran ANTV memang bisa berbahaya, tapi itu bukan satu-satunya tayangan yang berbahaya di televisi negeri kita tercinta ini. Saya juga tidak terlalu berkompeten menilai film tersebut secara komprehensif karena baru beberapa kali melihatnya, itu juga tidak sampai selesai.

Sekali lagi, terima kasih kepada Pak Hendrik Riyanto atas ulasannya. Semoga kita bisa lebih pandai mendidik anak-anak kita agar lebih baik di kemudian hari.

***

Baca juga: Tes Vocab dan TOEFL Online Bersertifikat Gratis (Ada Tes Vocab topik hiburan juga lho... Nanti saya tambahkan vocab tentang Uttaran juga ya :D)

Sumber Foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun