Mohon tunggu...
Drs. Komar M.Hum.
Drs. Komar M.Hum. Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Al-Izhar dan Fasilitator Yayasan Cahaya Guru

Berbagi dan Menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Visi: Bagaimana Mengorek Akar Permasalahan Hakiki?

7 Desember 2017   06:45 Diperbarui: 7 Desember 2017   07:59 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"No one can persuade another to change.   Each of us guards a gate of change that can only be opened from inside.  We cannot open the gate of another, either by argument or by emotional appeal." (Marilyn Ferguson)  

Pembaruan Kesadaran: "Dari Dalam Ke Luar"

Sebagian dari kita mungkin telah mengetahui banyak hal tentang realitas yang ada di sekitar kita: dari prinsip-prinsip ekonomi  sederhana yang menopang masyarakat tradisional hingga ambisi sistem ekonomi kapitalisme global; dari partikel sub-atomik hingga mega galaksi di belantara alam raya; bahkan dengan kekuatan abstraksinya  yang luar biasa, manusia bisa membayangkan kondisi neraka yang paling mengerikan hingga keadaan surga firdaus yang sangat menggiurkan. Tetapi jika saya bertanya: "sejauh mana Anda mengenali diri Anda sendiri(?)", mungkin Anda akan tersentak kaget karena tidak siap untuk memberikan jawaban yang memadai.Banyak orang mengalami perubahan fundamental dalam cara berfikir ketika mereka menghadapi krisis yang mengancam jiwa dan tiba-tiba melihat prioritas mereka dengan cara yang berbeda, atau ketika mereka tiba-tiba melangkah ke dalam sebuah peran baru, sebagaimana yang akan saya uraikan pada kisah berikut.

Peter adalah seorang ilmuwan Kepala NASA pada dasawarsa tahun 1990. Ia berusia pertengahan 40-an saat itu. Bebeberapa bulan sebelumnya ia baru selamat dari serangan jantung, yang terjadi dengan tiba-tiba, tanpa tanda-tanda awal, saat ia mengikuti sebuah konfrensi. Di kamar hotelnya, ketika sedang berpakaian untuk makan malam, ia merasa seolah-olah jantungnya meledak. Seorang teman menemukan Peter tergeletak di lantai kamar tidur, dan kemudian membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan pembedahan.

Peter tampak gemetar saat menceritakan kembali pengalaman mendekati mautnya. Dia menjadi lebih gugup lagi ketika menceritakan bahwa selama operasi untuk menyelamatkan nyawanya, ia mengalami pengalaman keluar dari tubuh (Out of Body Experience). "Saya benar-benar mengawang di atas tubuh saya saat dokter melakukan pembedahan. Saya melihat semuanya. Saya mendengar semua yang mereka katakan", kenang Peter. Ia pernah mendengar tentang OOBE, tetapi ia tidak pernah percaya kalau itu sungguh-sungguh bisa terjadi. 

Kemudian ia melanjutkan: "Ketika saya mengawang di atas, saya menjadi sadar bahwa saya sedang melihat gambar-gambar hidup tentang saya yang terproyeksikan pada sebuah layar sutera berkilauan di hadapan saya." Ia selanjutnya menceritakan gambaran saat ia masuk sekolah pada usia dini, hingga pertemuan dengan calon istrinya dan kemudian bekerja di NASA.

Yang paling menakjubkan adalah apa yang ia katakan: "Ketika menyaksikan film kehidupan saya itu, saya merasa ada sesuatu yang hilang. Pada awalnya saya tidak yakin apa yang hilang itu, tetapi akhirnya saya menyadari bahwa yang hilang itu adalah diri saya. Hidup saya senantiasa berkenaan dengan orang lain, bukan dengan diri saya sendiri; dengan pekerjaan saya; dengan proyek riset; dengan penghasilan yang berlimpah; dengan karier yang cemerlang; bukan dengan diri saya yang terabaikan. Seolah-olah saya tidak hadir dalam kehidupan saya sendiri."

Peter adalah seorang yang berpengetahuan sangat luas. Ia meraih Ph.D. dalam astrofisika dan telah mempelajari mekanika langit, medan gravitasi, struktur internal planet-planet serta bintang-bintang. Ia sangat fasih dalam bidang kosmogoni, yang menguraikan asal-usul serta perkembangan jagat raya. Ia juga seorang pakar dalam teknologi tercanggih yang bisa mengirim para astronot ke ruang angkasa. Jika kita mengenal Peter lebih lanjut maka akan tampak jelas bahwa Peter adalah orang yang sangat fasih berbicara tentang apapun, kecuali satu hal: dirinya sendiri.

Kisah tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam kondisi masyarakat dewasa ini, kita akan sangat mudah menjadi orang asing terhadap diri sendiri, persis seperti Peter. Jadwal kita yang deras tak terbendung menuntut begitu banyak energi dan perhatian kita. Waktu berlalu dengan begitu cepat dan kita selalu sibuk dengan segala aktivitas kita, yang sebagian tidak begitu penting, tanpa menyisakan waktu sama sekali untuk rehat sejenak dan merenung. Kita disibukan untuk melayani apa yang ada di luar diri kita, bukan yang ada di kedalaman kita. Dorongan untuk meraih prestasi dan pengakuan, mendesak kita untuk mengesampingkan perasaan, kearifan, dan kelelahan kita.

Kondisi seperti ini dirangkum oleh Sydney J. Harris dengan kalimat yang sangat menyentuh: "Sembilan puluh persen kesengsaraan dunia berasal dari orang-orang yang tidak mengenali diri mereka sendiri, kemampuan dan kelemahan moril, bahkan kebajikan mereka yang sesungguhnya. Kebanyakan dari kita menjalani hampir seluruh hidup kita sebagai orang yang samasekali asing terhadap diri sendiri."

Sebagai individu yang telah belasan tahun berkecimpung dalam dunia pendidikan, saya tersentak merenungi pernyataan lugas dan tak terbantahkan tersebut. Dunia pendidikan kita saat ini mirip seperti robot tanpa ruh. Ia hanya sebuah instrumen yang dikendalikan oleh kekuatan dari luar, tanpa kemampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri, sehinga yang dihasilkannya pun adalah miniatur-miniatur robot (para peserta didik) yang tidak memiliki kesadaran diri, siapa ia sesungguhnya. Sistem kurikulum dirancang untuk menguasai pengetahuan ini dan itu, keterampilan A hingga Z, tanpa menyisakan ruang untuk mencapai pemahaman dan penguasaan diri. Padahal semakin baik kita memahami diri  sendiri, apa nilai-nilai mendasar kita, apa yang mengilhami kita, apa yang membentuk diri kita, maka akan semakin efektif kita hidup, bekerja, dan berhubungan dengan lingkungan di sekitar kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun